Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lahirnya uni berdaulat

Uni soviet, kini membentuk dua pilar kekuasaan ba- ru: dewan negara dan komite ekonomi antarrepublik. namun, dominasi kekuasaan pusat banyak dialihkan ke tangan republik-republik.

14 September 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintahan bersama tidak lenyap, tapi kekuasaan lebih di tangan republik-rebublik. SUKA atau tidak suka Soyuz Sovetskykh Sotsialisticheskikh Respublic, atau Republik Sosialis Uni Soviet, sudah mendiang sejak Kamis pekan lalu. Pada hari itu, hari keempat sidang dururat Kongres Wakil Rakyat, mayoritas anggota sidang sepakat melahirkan sebuah uni baru. Uni baru yang belum ditentukan namanya. Mikhail Gorbachev sendiri, yang membidani uni itu, menyebutkan, "Sudah lahir sebuah negara uni yang berdaulat." Mula-mula usul Gorbachev untuk mengubur Uni Soviet terganjal oleh satu pasal. Yakni tentang diubahnya kekuasaan Soviet Tertinggi (semacam DPR dalam struktur lama Uni Soviet) menjadi semacam MPR. Mayoritas anggota Kongres keberatan meluluskan satu pasal itu karena itu berarti mengubur diri sendiri. Tiga kali pemungutan suara diulang, dan tiga kali pula pasal itu tak bisa diterima oleh sekitar 1.900 anggota sidang. Gorby kehilangan kesabarannya. Ia berteriak, "Jika kita tak bisa sepakat tentang hal ini, Kongres bakal berhenti bekerja." Itu tak berarti bahwa Gorbachev, Presiden Uni Soviet sampai ketika itu, mengancam membubarkan Kongres. Apa hak presiden hingga bisa membubarkan Kongres? Yang terjadi waktu itu, menurut seorang diplomat Soviet, Gorbachev mengancam akan berjalan sendiri dengan gagasannya lewat dekret presiden. Bila itu terjadi, dengan atau tanpa persetujuan anggota Kongres, Soviet Tertinggi akan berfungsi sebagai MPR, dan Kongres otomatis bubar. Ini akan sangat merugikan anggota Kongres yang mestinya akan berfungsi sampai akhir 1994 nanti -- masa jabatan anggota Kongres lima tahun. Mereka akan kehilangan gaji dan fasilitas lainnya. Bila berfungsinya Soviet Tertinggi lewat persetujuan Kongres, meski lembaga ini boleh dikata tak lagi berfungsi, hak-hak anggotanya tetap dijamin sampai masa akhir jabatan. Perti mbangan inilah tampaknya yang membuat pada pemungutan suara keempat kalinya, hampir 1.700 anggota Kongres yang didominasi garis keras ini menyatakan setuju. Kata Kolonel Nikolai Petrushenko, anggota kelompok Soyuz (garis keras), "Saya bersikap realistis. Kita harus berkompromi." Hasil penting lain dari sidang terakhir Kongres adalah pengakuan hak-hak individu di atas hak negara. Termasuk ke dalamnya persamaan hak, kebebasan berbicara dan beragama, serta kebebasan memilih pekerjaan. Inilah awal hubungan bersifat demokratis dan seimbang antarnegara-negara (baca republik-republik) yang berdaulat, yang dahulunya terikat dalam Uni Soviet. Bentuk konfederasi longgar semacam itulah, kata Gorby kepada Kongres, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan persatuan. Sebelumnya, pada awal sidang, Kongres sudah mengakui hak tiap republik untuk menentukan nasib sendiri: memisahkan diri atau tetap tergabung dalam uni baru. Dengan pembekuan Partai Komunis Uni Soviet, yang dahulu menjadi pemerintah bayangan yang sah dalam pemerintahan Uni Soviet, satu struktur pemerintahan baru mesti juga dibentuk. Untuk sementara, sebelum konstitusi uni baru terwujud, dibentuk dua pilar kekuasaan baru: Dewan Negara dan Komite Ekonomi Antarrepublik. Dalam struktur kekuasaan ini, yang terjadi bukan hanya sekadar perubahan nama. Dengan dua lembaga itu, dominasi kekuasaan pusat bakal banyak dialihkan ke tangan republik-republik. Coba lihat, Komite Ekonomi Antarrepublik, yang terdiri dari para wakil tiap republik. Ketuanya dipilih oleh presiden dengan persetujuan Dewan Negara. Komite Ekonomi ini akan mengkoordinasikan dan mengontrol perekonomian nasional dan menerapkan perubahan-perubahan ekonomi. Komite ini mempertanggungjawabkan kegiatannya pada Presiden Soviet, Dewan Negara, dan Soviet Tertinggi. Lalu Dewan Negara, badan eksekutif tertinggi, terdiri dari para presiden republik-republik yang memutuskan untuk tetap dalam uni, dan dikepalai oleh Presiden Uni Soviet. Di Dewan ini tak ada pos wakil presiden. Tugas utama badan eksekutif tertinggi ini mengkoordinasikan keputusan-keputusan dan kebijaksanaan domestik dan luar negeri, mengurus masalah pertahanan, keamanan. Keputusan-keputusan dewan ini secara resmi mengikat semua republik yang berada dalam uni. Sementara itu, Soviet Tertinggi (baru), yang menjadi badan legislatif tertinggi, pun anggota kebanyakan datang dari republik-republik. Lembaga ini terdiri dari dua kamar: Dewan Republik dan Dewan Uni. Tiap republik diwajibkan mengirimkan 20 orang wakilnya untuk duduk di Dewan Republik. Tiap republik hanya punya hak suara tunggal. Adapun untuk Dewan Uni, republik-republik memilih delegasi yang jumlah anggotanya sebanding dengan jumlah penduduk masing-masing. Prioritas pertama untuk dipilih adalah anggota Kongres. Ada yang mencemaskan proporsi keanggotaan Dewan Uni. Tidakkah itu berarti Republik Rusia, yang berpenduduk terbanyak akan menguasai Soviet Tertinggi. Meski hubungan antarpresiden sebagai ketua Dewan Negara dan Soviet Tertinggi belum jelas benar dalam uni baru, ada yang berpendapat bahwa peran Gorbachev sebagai presiden yang harus bisa mengimbangi dom inasi Rusia dalam Soviet tertinggi. Gorbachev kira-kira akan menjadi wasit pengimbang. Sejumlah pengamat berpendapat bahwa uni baru kini bergerak ke arah struktur seperti gaya yang dipakai oleh Masyarakat Eropa. Yakni sistem yang secara efektif berhasil mempertahankan ikatan ekonomi, perdagangan, dan politik, sementara tetap mempertahankan juga kebebasan nasionalisme setiap anggota. Kata Shcherbak, anggota Kongres dari Ukraina, "Bisa yang muncul nanti hubungan bergaya Masyarakat Eropa atau suatu persemakmuran Euroasia." Yang sudah jelas, sasaran yang diinginkan Gorbachev dengan uni baru ini memang kena: mempertahankan sebanyak mungkin bekas republik Soviet di dalam uni baru. Kata Galina Staravoitava, anggota Kongres dari Armenia, kemerdekaan Armenia yang dijadwalkan akhir bulan ini sekarang bakal kurang bermakna. Sebab, "Ada keuntungan-keuntungan lebih dalam konfederasi baru, dibandingkan bila bekas republik berdiri independen." Ia tak memberikan contohnya, tapi tampaknya itu antara lain lebih mudahnya kerja sama antarrepublik dilaksanakan. Dimungkinkannya hubungan yang berbeda-beda antara republik dan uni baru, menurut para pengamat, bisa melahirkan tiga tingkatan struktur pengikat dalam uni baru. Tingkat paling atas, merupakan inti uni baru. Kemungkinan inti ini terdiri dari Republik Rusia, Kazakhstan, Belorusia, dan keempat republik Asia Tengah Soviet. Semua tergabung dalam konfederasi yang mengalokasikan kekuasaan terbatas di sektor pertahanan, kebijaksanaan luar negeri, dan ekonomi pada pemerintah pusat. Republik-republik ini dapat menerapkan konstitusi bersama, yang berada di bawah UU mereka sendiri. Kekuatan-kekuatan pengikat Uni Soviet lama -- Partai Komunis, KGB, dan Militer Soviet -- bisa saja dihapus, atau berada di bawah kontrol ketat. Tingkatan kedua, mencakup republik-republik yang sudah memproklamasikan kemerdekaan tapi ingin tetap terikat. Armenia dan republik kedua terbesar setelah Rusia, Ukraina, misalnya. Kedua republik ini kemungkinan menerapkan perjanjian-perjanjian bilateral dengan uni baru di sektor pertahanan, perdagangan, dan kebijaksanaan luar negeri. "Saat ini Ukraina merupakan masalah paling berat. Banyak ekstremis separatis di sini. Namun, saya harap akal sehatlah yang bakal menang," ujar Vladimir Lukin, kawan dekat Presiden Rusia Boris Yeltsin. Ukraina merupakan salah satu dari delapan republik yang menyatakan kedaulatannya setelah kudeta. Kalau menyempalnya republik-republik Baltik menimbulkan pukulan psikologis, lepasnya Ukraina bakal memukul telak kepentingan kebudayaan dan sejarah Rusia. Maklumlah, dari hampir 52 juta penduduknya, lebih dari 20% asal Rusia. Tingkatan ketiga terdiri dari republik-republik yang hanya terikat dalam kerja sama ekonomi. Kemungkinan besar kelompok ini beranggotakan ketiga republik Baltik, ditambah Georgia, dan mungkin Moldavia. Namun, Latvia, misalnya, sudah menganggap bahwa "keterikatan ekonomi" juga merupakan "keterikatan politik". Negeri yang sudah mulai membuka hubungan luar negeri ini, dan juga sudah mempersiapkan mendirikan lembaga pendidikan dengan bantuan profesor emiritus dari Amerika, berniat melepaskan sama sekali ketergantungannya pada Uni Soviet lama. Itu memang sulit, kata Yuri Boyars, anggota Kongres dari Latvia, karena lebih dari 90% ekspor Latvia adalah ke Uni Soviet, terutama Rusia. Namun, itu memang baru teori. Ya sudah lebih jelas adalah peranan Gorbachev, yang masih akan tetap berkuasa di pusat. Walau kekuasaannya sudah jauh berkurang, Gorby masih mendapat peran penting: koordinator orde baru. Namanya, menurut Galina Staravoitova, anggota Kongres dari Armenia itu, akan tetap besar dalam sejarah. "Di buku-buku teks nanti anak-anak kami bakal membaca bahwa Gorbachev adalah presiden terakhir Uni Soviet yang besar yang pernah kita kenal. Ia membantu mengkoordinasikan uni baru atau persemakmuran, atau apa saja bentuk uni baru itu. Mungkin ia bakal seperti Ratu Inggris. Dan itu merupakan peran tersendiri dalam sejarah," kata orang Armenia itu. Terlepas dari berbagai pengumpulan pendapat yang menyimpulkan popularitas Gorby dikalahkan Yeltsin, di kalangan politikus nama Gorbachev masih harum. "Di samping peristiwa-peristiwa tragis, masih cukup besar perasaan hormat kami pada yang telah dilakukannya. Ada perasaan semacam terima kasih," kata anggota Kongres Arkady Murashov. Memang banyak hal bisa terjadi sebelum pemilihan presiden uni baru dilangsungkan. Misalnya, apakah kerja sama Gorby-Yeltsin berjalan mulus, atau akan berakhir dengan konflik yang akan meretakkan hubungan itu. Dan itu, di samping soal Dewan Negara, Komite Ekonomi Antarrepublik, dan Soviet Tertinggi, akan mempengaruhi sukses tidaknya uni baru. Hanya, sukses atau tidak uni baru, bentuk uni Soviet lama tampaknya sulit muncul kembali. Farida Sanjaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus