Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Laporan World Food Programme (WFP) pada Selasa, 4 Maret 2025, mengungkap dalam beberapa bulan ke depan lebih dari satu juta orang di Somalia terancam menghadapi kelaparan dalam berbagai level. Penyebabnya karena kekeringan yang diprediksi terjadi pada musim panen selanjutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jean-Martin Bauer Direktur bidang Layanan Ketahanan Pangan dan Analis Nutrisi WFP mengatakan jumlah warga Somalia yang terancam kelaparan kemungkinan bertambah karena adanya pemangkasan anggaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2022, Negara di Tanduk Afrika itu mengadapi kondisi kekeringan yang mematikan dalam lebih dari empat dekade hujan yang tak kunjung turun. Musibah ini menewaskan sekitar 43 ribu orang.
“Laporan terbaru memperkirakan sekitar 3.4 juta orang saat ini menghadapi kerawanan pangan akut di Somalia. Jumlah itu diperkirakan akan naik sekitar 4.4 juta pada beberapa bulan ke depan,” kata Bauer, merujuk pada fase ketiga dan seterusnya dalam sistem klasifikasi ketahanan pangan yang terintegrasi
Reuters mewartakan Fase ketiga didefinisikan sebagai krisis kelaparan dan fase keempat adalah keadaan darurat. Adapun fase kelima dianggap sebagai sebuah bencana atau kelaparan.
Bauer mengatakan curah hujan di bawah rata-rata diperkirakan terjadi pada April dan Juni 2025. Kondisi ini bisa menyebabkan bencana kekeringan setelah dua kali musim panen yang gagal.
Berdasarkan proyeksi saat ini, anak-anak cenderung menjadi korban paling terpukul oleh bencana kelaparan. Sekitar 1.7 juta anak usia di bawah lima tahun di Somalia diperkirakan mengalami gizi buruk akut sampai Desember 2025. Laporan WFP menyebut sekitar 466 ribu anak terancam menghadapi malnutrisi akut.
Yang menyedihkan, WFP telah memangkas program bantuannya. Saat ini, WFP hanya bisa menolong sekitar 820 ribu orang di Somalia. Jumlah itu sangat kontras dibanding pada 2022 yang bisa menolong sampai 2.2 juta orang.
Bauer mengatakan berkurangnya bantuan WFP itu karena Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump telah melakukan pemangkasan anggaran bantuan yang besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.