Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga ledakan berturut-turut di pabrik pembuatan bom di kota Dzerzhinsk, Rusia telah menimbulkan 5 gedung di kawasan pabrik ambruk dan 200 gedung di kota itu rusak parah. Tidak ada korban jiwa dilaporkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya di rumah. Saya mendengar ledakan keras, kami ketakutan. Rumah dan atapnya bergetar," kata seorang warga kota Dzerzhinsk kepada RENT TV, seperti dikutip dari Russia Today, 1 Juni 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiga ledakan berturut-turut dari dalam pabrik yang menjadi salah satu industri terkemuka Rusia ini kemudian diikuti asap hitam membubung.
Pihak pabrik dalam pernyataannya menjelaskan, kobaran api menimbulkan ledakan, seperti dikutip dari Sputnik News, 1 Juni 2019.
Lima karyawan yang sedang bekerja di pabrik itu langsung dievakuasi. Russia Today menyebut ada lebih dari 300 orang dan 50 teknisi bekerja saat ledakan terjadi.
Baca juga: Ledakan di Rusia, TNT 300 Gram Ditemukan
Sedikitnya 76 orang terluka akibat ledakan di pabrik TNT itu dan 16 orang dirawat di rumah sakit. Dua orang dilaporkan hilang.
Aparat berwenang menyebutkan 38 pekerja pabrik TNT dan 4 warga setempat terluka. Mereka mengalami luka bakar dan terkena serpihan kaca.
Pabrik TNT di kota Dzerzhinsk dibangun tahun 1953 di era Soviet. Pabrik ini untuk pengembangan dan penggunaan metode baru dalam memproduksi bahan peledak baik untuk tujuan militer maupun non-militer.
Pabrik yang dinamai Kristall ini juga mengembangkan sejumlah bahan peledak baru, beberapa di antaranya sangat unik.
Belum diketahui pasti penyebab ledakan di pabrik yang khusus memproduksi bahan peledak itu. Penyelidikan kriminal telah dilakukan.
Dugaan sementara penyebab ledakan di pabrik pembuatan bahan peledak di Rusia adalah pelanggaran aturan keselamatan kerja.