Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amerika Serikat
US$ 87,5 Miliar buat Irak dan Afganistan
Parlemen Amerika Serikat pada Jumat pekan lalu menyetujui pencairan US$ 87,5 miliar untuk mendanai restrukturisasi Irak. Senat sendiri berharap, pekan ini Presiden George W. Bush sudah mengirimkan rencana langkah-langkah dengan dana itu. Dana sebesar itu memungkinkan Bush mengalokasikan biaya bagi pemulihan Irak sebesar US$ 65 miliar. Perkembangan ini menyingkirkan keraguan yang diperlihatkan para senator sebelumnya. Sebelum ini mereka menuntut agar separuh dari ongkos rekonstruksi Irak sebesar US$ 18,4 dikembalikan ke pihak Amerika. Mereka meminta pengurusan laporan administrasi yang jelas terhadap pemakaian dana tersebut dan mengajukan syarat ketat pada kompetisi penawaran kontrak pembangunan.
Israel
Sharon Diperiksa
Kamis pekan lalu, di Yerusalem, kepolisian Israel memeriksa Perdana Menteri Ariel Sharon. Polisi telah mengumpulkan data tentang keterlibatan dua putra Sharon dalam kasus penyuapan. Polisi memeriksa Sharon dan dua putranya dalam hal pinjaman US$ 1,5 juta dari pengusaha Afrika Selatan, Cyrill Kern. Dana sebesar itu merupakan sumbangan Kern untuk kampanye Sharon dalam pemilihan Ketua Partai Likud pada 1999. Omri, putra Sharon, anggota parlemen dari Partai Likud, diduga menjadi perantara pinjaman itu.
Afganistan
Tentara AS Tewas
Musibah menimpa tentara Amerika Serikat yang bertugas di Pangkalan Udara Bagram, Pakistan. Seorang tentara terbunuh dalam sebuah bentrok dengan sekelompok orang yang dicurigai sebagai pemberontak Taliban di pusat Afganistan. Hal ini ditegaskan oleh juru bicara militer pemerintah Amerika Serikat. Dalam pernyataannya disebutkan, tentara tersebut terbunuh ketika sebuah patroli gabungan tentara Afganistan dan balatentara Amerika Serikat bentrok dengan sebuah pasukan yang berjumlah sekitar 15 orang militan dekat Deh Rawud di Provinsi Uruzgan, Kamis malam.
Si prajurit tewas, beberapa anggota pasukan khusus luka-luka ketika pesawat Thunderbolt A-10 milik Amerika dan helikopter AH-64 diberondong kelompok militan. Kematian ini menggenapkan jumlah tentara Amerika yang tewas menjadi 36 orang dalam operasi militer di Afganistan sejak digelar pada Oktober 2001.
Korea Selatan
Enggan Menambah Pasukan
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Kwang-Jae, Jumat pekan lalu bertolak ke Bagdad untuk bergabung dengan 13 anggota tim pencari fakta. Selama 10 hari, Kwang-Jae bertugas mencari data dan informasi yang dibutuhkan pemerintah tentang penambahan tentara. Keberangkatan itu menyusul peristiwa penculikan yang menimpa seorang staf diplomat Korea Selatan yang bertugas di Bagdad, Senin pekan lalu. Dia diculik oleh dua orang bersenjata saat menanti taksi di dekat kedutaan Korea di ibu kota Negeri 1.001 Malam itu.
Tak sampai lima menit setelah diculik, staf diplomat ini dibebaskan tanpa kurang sesuatu apa. Penculikan itu untuk menyampaikan kepada semua orang Korea Selatan agar segera meninggalkan Irak. Ini bukan ancaman yang pertama bagi Korea Selatan. Pada Agustus lalu, kantor Agen Promosi Investasi Perdagangan Korea sempat dihujani tembakan peluru dari orang tak dikenal. Saat itu diterima pula surat ancaman oleh pekerja teknik dan konstruksi Daewoo.
Oktober lalu, Korea Selatan diminta Amerika Serikat mengirimkan 5.000 tentara. Namun Korea hanya mengirim 675 pasukan nontempur berikut tenaga medis dan teknis ke Irak.
Vietnam
Vonis Mati buat Bos Mafia
Pemimpin mafia Vietnam, Nam Cam, akan menghadapi hukuman mati di hadapan regu tembak. Dalam persidangan di Kota Ho Chi Minh, Kamis pekan lalu, Mahkamah Agung telah menolak naik banding yang diajukannya. Nam Cam, yang dijuluki godfather Kota Ho Chi Minh, terlibat tindakan kriminal yang brutal. Dia juga dinyatakan bersalah karena telah menyuap sejumlah pejabat Vietnam. Nam Cam atau Thruong Nam Cam, veteran tentara Vietnam Selatan, punya hubungan istimewa dengan pemerintah komunis Vietnam. Namun belakangan pemerintah tampak berusaha mendongkrak citranya di mata masyarakat. Setiap usaha hukum yang dilakukannya tak bisa menyelamatkan nyawanya.
Telni Rusmitantri (Reuters, AFP, AP)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo