Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rekornya Buruk, Tetap 'Pede'
Lim Kit Siang
Kepemimpinan Dr. M memang berhasil membangun infrastruktur. Dia bisa menempatkan Malaysia dalam posisi yang dihargai di antara negara dunia ketiga di Asia. Tapi, dia gagal membangun demokrasi dan hak asasi manusia. Rekornya buruk. Kami tak mendukung kebijakannya dalam wilayah demokrasi, hak asasi manusia, dan penegakan hukum. Kami tak bisa mengindahkan kerusakan serius yang dilakukan Mahathir pada lembaga penting macam checks and balances, kesehatan demokratisasi, rule of law, dan hak-hak sipil. Saya membayangkan keberhasilannya dan keburukannya dalam hal pelaksanaan Internal Security Act (ISA) tanpa proses peradilan.
Kelebihannya, dia memiliki rasa percaya diri besar. Pengaruhnya kuat pada politik dalam negeri. Dalam panggung politik nasional dan internasional, dia selalu berpikir apa yang diucapkannya benar dan yang lain salah. Namun, ia gagal dalam menghadapi masalah transparansi, pemerintahan yang bersih, korupsi, demokrasi, dan juga hak asasi manusia, walau bisa membangun gedung megah. Dia selalu merendahkan institusi pemerintah dan hak asasi manusia, yang perlu diperbaiki dalam jangka panjang. Persoalan terbesar yang diwariskan Mahathir pada penggantinya adalah memisahkan otoritas politik dan legitimasi politik.
Memiliki Wajah Campur
Wan Azizah Wan Ismail
Dr. M tak mudah mempercayai orang lain dan menerima kejutan. Dalam membuat apa pun, dia kerap kali menuruti kehendak sendiri. Dia memiliki wajah campur. Pada satu sisi ia bisa memajukan pembangunan infrastruktur dengan proyek mercusuar, seperti Menara Petronas dan Puterajaya. Tapi, pada saat yang sama, institusi yang dibinanya, seperti kerajaan dan kehakiman, dirusak kepercayaan dan kewibawaannya. Saya sendiri merasakan tekanan itu. Hakim-hakim yang menghukum Dato Anwar Ibrahim malahan diangkat. Ada paradoks. Satu sudut ada kebanggaan, tapi di sisi lain ada yang diambil.
Orangnya tak banyak cakap dan serius. Dia kerap kali berbicara setiap tindakannya dirancang rapi. Dia menggunakan segala kekuasaannya untuk menghadapi lawan politiknya. Itulah yang terjadi pada Negara Bagian Trengganu, yang sudah jatuh ke dalam pemerintahan Partai Islam se-Malaysia (PAS). Dia mengambil pajak sebesar 800 juta ringgit setahun tanpa mengetahui mazhabnya (asal-usulnya). Pada masa yang sama dia katakan Barat membuat teror di dunia, tapi dia justru berbuat hal itu di dalam negeri. Kalau dia bisa menyerukan agar Aung San Suu Kyi dibebaskan, lantas kenapa tidak Anwar Ibrahim? Saya berharap penggantinya mau mendengarkan seruan pemimpin dunia dan LSM untuk membebaskan Anwar, agar bisa segera mendapatkan perawatan yang menjadi haknya.
Diktator yang Membela Dunia Ketiga
Irene Fernandez
Yang paling saya ingat dari sosok Mahathir adalah seorang diktator. Dia satu-satunya orang yang saya kenal yang merasa selalu benar. Mahathir tipe pemimpin yang tak bisa menerima kritik. Dia tidak bisa menerima siapa pun yang mengatakan dirinya atau pemerintahannya salah. Itulah yang terjadi pada diri saya. Saya tidak bisa menerima ini sama sekali. Saya baru saja mendapat putusan hukuman satu tahun penjara dengan dakwaan menyiarkan berita bohong. Dia membuka kekerasan aparat dalam penanganan buruh migran di Semenyih beberapa tahun silam. Mahathir tipe pemimpin yang lebih mementingkan pembangunan fisik, yaitu gedung megah, daripada membangun sumber daya manusia. Kebijakan swastanisasinya menyebabkan tak ada yang tersisa untuk rakyat.
Namun, secara jernih bisa saya kemukakan sisi positif dari kepemimpinannya yang lain. Dia menghasilkan banyak keputusan di arena internasional. Saya setuju akan pembelaan Mahathir terhadap negara dunia ketiga dan bagaimana negara-negara tersebut disetir negara maju. Sayangnya, apa yang dikritik Mahathir itu dilakukannya di negaranya sendiri. Tengoklah, dalam kekuasaannya selama 22 tahun, dia membangun institusi untuk memperkuat diri dan partainya. Dia melakukan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan. Dia melakukan pembersihan terhadap lawan politiknya dengan ISA (Internal Security Act) berkali-kali. Bagaimana kita bisa mengatakan kalau dia pemimpin yang hebat?
Tegas, Tak Suka Mengandai-andai
Dr. Hatta Ramli
Pembangunan fisik kentara sekali. Tapi mesti diingat, ini dicapai dalam tempo 22 tahun. Hal itu merupakan masa yang panjang, dan itu yang mesti berlaku. Tapi harga yang kita bayar sangat mahal, seperti demokrasi, kebebasan, tekanan terhadap oposisi yang menderita selama 22 tahun ini. Konflik antara Dr. M dan PAS terus berjalan, karena tidak ada jalan keluar. Setelah peristiwa Anwar Ibrahim, jurang pemisah antara kami dan Dr. M tambah lebar. Kami ditekan, walaupun menang dalam pemilu. Namun, kami diberi hak melaksanakan syariat Islam. Ini merupakan perkara yang membedakan kita dengan Mahathir.
Setelah kita menang di Negara Bagian Trengganu, dia bertindak berlebihan dengan merampas royalti minyak dan menumbuhkan pemerintah dalam pemerintah. Kegagalan Dr. M adalah pada beberapa institusi, pengambilan uang dari institusi pemerintah, seperti pengambilan uang dari Petronas. Ini tidak bisa dimaafkan. Termasuk pula kegagalannya dalam bidang demokrasi dan hak asasi manusia. Namun, dalam konteks peranan Mahathir di arena antar-bangsa, kami agak kagum dan setuju. Cuma, apa yang diucapkan Mahathir di luar tidak sama dengan yang dilaksanakan di dalam negeri.
Mau Mundur di Tengah Jalan
Suria Ngah
Mahathir di mata Suria Ngah adalah pemimpin Malaysia yang paling berhasil. Walaupun masih bisa terus memimpin, Mahathir justru mau mundur di tengah jalan. Ini luar biasa dan jarang terjadi. Segala kemakmuran yang dirasakan rakyat Malaysia sekarang tidak bisa dilepaskan dari peran dan kerja Mahathir selama ini. Mahathir bisa menjadi contoh dan figur bagi negara berkembang lain. Apalagi dalam menentang Barat, yang begitu terasa belakangan ini.
Pandai Bicara, Tidak Sombong
Sudarjat
Sebagai TKI di Malaysia, Sudarjat bangga sekali kalau Indonesia punya pemimpin seperti Mahathir. Orangnya berani, pandai bicara, dan tidak sombong.
Sebenarnya, kalau Indonesia punya pemimpin seperti Mahathir, keadaannya akan lain. Memang Mahathir punya kekurangan, seperti banyak dibongkar oleh orang-orang PAS dan semacamnya, tapi kita lihat saja hasilnya sekarang: Malaysia sudah makmur dan saya bisa kerja di sini.
Barat Marah, Bertemu Padanan Seimbang
Datuk Nur Jazlan
Mahathir seorang anti-Semit. Kebijakannya tentang mata uang ringgit akan menghancurkan ekonomi Malaysia. Itulah penggambaran para pemimpin di Barat sana terhadap perdana menteri kita. Saya merasa bangga bahwa negeri sekecil Malaysia dapat mengundang respons seperti itu dari negara-negara Barat. Pandangan-pandangan kita dianggap penting, sekalipun sering ditafsirkan di luar konteksnya.
Mungkin Barat marah karena mereka akhirnya bertemu dengan padanan seimbang, seorang yang sanggup menantang dominasi dan menjadi pimpinan di antara negara berkembang. Tapi, di luar itu, Mahathir sosok yang berhasil melakukan transformasi politik dan ekonomi Malaysia sepanjang 20 tahun. Dia sukses mengangkat Malaysia ke pentas dunia. Pencapaian seperti ini amat istimewa, karena Malaysia negara Islam dan multi-etnis.
Telni Rusmitantri, Purwani Diyah Prabandari, Nasrullah Alif (Kuala Lumpur), Feisal Assegaf (Tempo News Room)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo