Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

11 September 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amerika Serikat Bush Akui Penjara Rahasia

Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat George W. Bush mengakui Badan In­te­lijen (CIA) memiliki pen­jara rahasia. Penjara-penja­ra yang di­gunakan untuk me­­na­han ter­sangka teroris. Tapi, ­Bush menolak penggambaran ­penjara-penjara itu sebagai tempat penyiksaan.

Dalam pidatonya ber­sama keluarga korban 11 September 2001 di televisi, presi­den ini memastikan sudah t­idak ada tersangka teroris yang ditahan di sana. Empat belas tahanan telah di­pindah­kan ke penjara Teluk Guantanamo, Kuba, termasuk Kha­­lid Sheikh Muhammad, tersangka otak pengebom­an G­edung Kembar di New York, 11 ­September 2001, ­ju­ga Ham­bali­ atau Ridwan­ Isa­muddin yang diduga me­rupakan pemimpin senior da­lam jaring­an Jemaah Is­lamiyah dan ter­sangka te­roris paling di­cari pemerintah Indonesia, Ma­laysia, dan Singapura.

Kini para tahanan akan dipindahkan karena pro­­ses interogasinya dinyatakan te­lah selesai dan untuk mem­­percepat proses pengadil­an. Jaksa Penuntut Mi­liter Amerika Serikat Kolonel Maurice Davis mengatakan, mereka akan diadili awal tahun depan jika kongres menyetujui.

Timor Leste Reinado Ogah Menyerah

Pemimpin pasukan pemberontak Timor Leste, Ma­yor Alfredo Reinado, menolak menyerahkan diri. Bekas Kepala Polisi Militer ini malah mengancam akan menembak tentara Australia yang mau menangkapnya. ”Saya peringatkan mereka untuk tidak menangkap saya, karena saya tidak memiliki masalah di negeri ini,” katanya melalui sambungan telepon seluler di acara Dateline yang disiarkan televisi SBS.

Reinado kabur bersama 56 tahanan lain dengan menjebol tembok penjara Becora, Dili, akhir Agustus. Ia dijebloskan ke penjara setelah dituduh menyimpan senjata ilegal dan memimpin protes tentara desertir yang mengakibatkan pecahnya kerusuhan massa, yang menewaskan sedikitnya 21 orang.

Libanon Blokade Udara Dicabut

Israel mencabut blokade udara terhadap Libanon, ta­pi mempertahankan blokade lautnya, Kamis pekan lalu. Blokade laut segera dicabut jika jumlah pasukan penjaga perdamaian angkatan laut Perserikatan Bangsa-Ba­ngsa dianggap cukup. Namun, ju­ru bicara Perdana Menteri Ehud Olmert memastikan ne­gerinya tak akan mencabut seluruh blokade sampai dua tentara Israel yang ditawan Hizbullah dibebaskan.

Selama ini Israel ha­nya mengizinkan dua pener­bang­an menggunakan bandar udara internasional Beirut. Pencabutan sebagian blokade itu dianggap Menteri Transportasi Libanon Muhammad Safadi sebagai tanda pertama masyarakat Libanon memperoleh kembali kemerdekaannya. Akibat blokade, Libanon kehilang­an pendapatan US$ 30–50 juta per hari. Setelah pertempuran, sarana infrastruktur negeri itu hancur. Sekarang Libanon benar-benar membutuhkan uang untuk membangun kembali negaranya setelah dibombardir Israel.

Iran Dialog Iran-AS Dibutuhkan

Mantan Presiden Ira­n Muhammad Kha­tami me­nyaran­kan agar Iran dan Amerika Seri­kat berdialog un­tuk menye­lesaikan masalah nu­klir Iran. Dalam kunjungannya ke Amerika Se­rikat pekan lalu, pre­siden dari kelompok moderat ini mengatakan, perbaikan hubungan dapat diperoleh melalui pembicaraan, bukan ancaman.

”Washington dan Te­heran sebaiknya membuka jalan un­tuk mencapai hasil yang le­bih baik, dan untuk me­nye­lamatkan kehidupan dari bahaya perang, kekerasan, dan egoisme para pemim­pin,” ­ka­ta Khatami yang di­jad­wal­kan akan berbicara di Univer­si­tas Harvard. Tehe­ran sen­diri, menurut dia, akan memikirkan kemung­kinan me­nunda program nuklir jika Barat bersedia berdialog tanpa sya­rat. Sejauh ini, Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad memang mengabaikan ancaman menjelang tenggat penghentian program pengayaan uranium. Perserikatan Bangsa-Bangsa akan memberikan sanksi terberat, yakni membekukan aset Iran atau larangan perdagangan ke luar negeri.

Sunariyah (BBC, AP, Sidney Morning Herald, Reuters)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus