Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

1 November 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Irak 11 Tentara Digorok

LAGI, pembantaian di Irak terjadi. Kamis pekan lalu, 11 tentara Garda Nasional Irak digorok lehernya dan ditembak dari belakang. Kesebelas tentara ini diculik setelah disergap di jalan antara Bagdad dan Hillah atau 60 kilometer di selatan Bagdad setelah terjadi baku tembak.

Pembantaian horor itu muncul dalam rekaman video yang disebar di sebuah situs milik kelompok militan Ansar Al-Sunnah. Mengaku sebagai pelakunya, mereka juga mengancam polisi dan tentara Irak lainnya supaya hengkang atau mati. Pesannya jelas: kembali ke jalan Tuhan, letakkan senjata, bergabung dengan mereka, atau mati digorok.

Sebelum aksi ini, kelompok Al-Sunnah mengklaim melakukan sebagian teror dan serangan mereka di Irak selama ini, termasuk pembantaian 12 orang Nepal, Agustus lalu. Pembantaian keji seperti melengkapi gelombang penculikan di Irak beberapa minggu terakhir.Wanita 60 tahun warga Polandia, misalnya, hingga kini belum jelas nasibnya. Seorang pemuda Jepang ditemukan telah menjadi jenazah.

Iran Ancam Tinggalkan Rundingan Nuklir

IRAN mengancam mundur dari perundingan nuklir lanjutan. Perundingan putaran kedua pekan lalu berakhir tanpa kesepakatan jelas yang dapat menjamin Iran terbebas dari sanksi PBB. Ancaman itu akan dikonkretkan jika Uni Eropa tetap menekan Iran agar mundur total dari program pengayaan uraniumnya.

Ketiga negara Uni Eropa (Inggris, Jerman, dan Prancis) sebenarnya masih mencari jalan terbaik bagi program nuklir Iran, di antaranya menawarkan usulan lain buat Iran berupa teknologi nuklir yang lebih ramah lingkungan. Teknologi itu antara lain termasuk reaktor tenaga air yang memungkinkan negeri para ayatullah itu mendapat energi nuklir sekaligus senjata.
Tapi Iran tetap hakulyakin Uni Eropa akan tetap merujuk pada tuduhan awal Amerika, terutama jika program nuklir mereka tak dihentikan sebelum 25 November. "Penundaan program nuklir adalah diskusi tanpa logika," ujar pemimpin Iran Ayatullah Ali Khamaina. "Dan jika ancaman bentuk apa pun itu keluar, kami akan mempertimbangkan ulang semua bentuk perundingan."

Kashmir Usulan Damai Musharraf Dikecam

USULAN perdamaian Presiden Pakistan Pervez Musharraf soal Kashmir menyulut kecaman di Pakistan, pekan lalu, di antaranya dari kelompok-kelompok oposisi di Pakistan, yang menyebut proposal itu sebagai pengkhianatan. "Ini titik balik. Saya yakin usulan Musharraf ini tidak akan didukung warga Pakistan, bahkan oleh Kashmir sendiri," ujar Hafiz Hussain Ahmed, juru bicara aliansi enam partai Islam di Pakistan.

Untuk mengakhiri perselisihan di Kashmir—Pakistan dan India sudah perang dua kali di sana—itu Musharraf mengusulkan agar seluruh Kashmir didemiliterisasi dan Lembah Kashmir diberi hak otonomi khusus yang diawasi PBB. Sementara itu, kawasan luar lembah bisa dibagi dua antara India dan Pakistan.

Apa pun itu, mereka juga mempermasalahkan Musharraf yang mengungkapnya bukan di parlemen, melainkan lewat pers. Karena itu pulalah India belum menggubrisnya. Mereka menganggap usulan seperti itu harus dibicarakan dalam satu meja.

Musharraf sendiri serius. "Jika kedua pihak bertahan dengan pendiriannya, hingga 100 tahun ke depan perselisihan tak akan berhenti di Kashmir," katanya. Apalagi, menurut dia, permintaan warga Pakistan agar dilakukan referedum tidak bisa diterapkan. Sama halnya dengan tawaran India untuk membuat garis kendali sebagai batas permanen di Kashmir.

Kongo 40 Ribu Wanita Diperkosa Tentara

EMPAT puluh ribu wanita diperkosa tentara pejuang di Kongo selama enam tahun terakhir. Meskipun perang berakhir tahun lalu, pemerkosaan sporadis rutin terjadi di wilayah timur Kongo hingga Juni tahun ini.

Dalam rilis yang diluncurkannya pada pekan lalu, Direktur Kampanye Amnesti Internasional Stephen Bowen mengatakan, pemerkosaan masih akan berlangsung sebelum sistem kesehatan di semua ibu kota Afrika mengambil alih pertolongan. "Pemerintah dan komunitas internasional harus bertindak," katanya, pekan lalu.

Amnesti mencontohkan testimoni satu korban dari tiga bersaudara yang diperkosa 20 anggota sebuah faksi penguasa wilayah timur, Bukavu, Juni lalu. "Jeanette diperkosa tujuh tentara di supermarket, Francaine oleh delapan tentara di ruang toko," kata Edith, 16 tahun. Kakak laki-lakinya bahkan dipaksa menyaksikan pemerkosaan itu.

Organisasi HAM internasional lantas berkampanye mendesak pemerintah menjamin sistem kesehatan dan rehabilitasi korban. Untuk mencegah kejahatan ini harus dibuat benteng pengamanan nasional maupun internasional. Tercatat, hanya dua rumah sakit di wilayah timur yang bersedia menyelamatkan korban kekerasan seksual, namun tak berfasilitas layak.

EKD, EWS (Reuters/AP/BBC)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus