Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi pada Sabtu, 22 Januari 2022, memutuskan mengurungkan niat maju dalam pemilu Presiden Italia. Kemunduran Berlusconi ini diharapkan bisa menghapuskan tantangan dalam sejumlah negosiasi antar partai menjelang pemilu parlemen yang dimulai pada 24 Januari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pencalonan Mario Draghi sebagai Presiden Italia dipandang sebagai hal yang sangat memungkinkan. Draghi saat ini menjabat sebagai Perdana Menteri Italia. Hanya saja, masih belum diketahui apakah dewan akan meminta partai-partai untuk mendukung koalisi pencalonan Draghi sebagai Presiden Italia.
Baik Silvio Berlusconi dan Karima El Mahroug, menolak tuduhan bahwa mereka telah melakukan hubungan seks. AP/Alessandra Tarantino
Berlusconi mengatakan dia ingin Draghi, yang mantan Presiden bank sentral Eropa, tetap menjadi pelindung negara hingga akhir legislatif pada 2023.
“Saya sudah memutuskan untuk mengambil langkah lain dalam tanggung jawab nasional. Saya meminta mereka yang mengusulkan nama saya, menghapusnya dari Presiden Republik negeri ini,” kata Berlusconi.
Koalisi sayap kanan Italia sebelumnya telah meminta mantan Perdana Menteri Berlusconi agar maju sebagai Presiden Italia. Namun pencalonan itu tampaknya tidak akan sukses karena sulit mengumpulkan dukungan yang luas dari lebih dari seribu anggota parlemen dan anggota parlemen daerah yang dilibatkan.
Berlusconi telah dipandang sebagai sosok yang memecah-belah di Italia. Kubu tengah-kiri telah mengesampingkan dukungan padanya.
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.