Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
IA dikenal sebagai wartawan perempuan tangguh. Pada 1978, ia pernah mewawancarai Presiden Libya Muammar Qadhafi dan Presiden Otoritas Palestina Yassir Arafat secara eksklusif. Selama satu dekade wajahnya akrab sebagai presenter berita di Nippon TV dan TV Tokyo. Sebagai Menteri Lingkungan Hidup, ia menentang senjata nuklir dan pemanasan global.
Pekan lalu ia, Yurike Koike, dilantik menjadi Menteri Pertahanan perempuan yang pertama dalam sejarah Negeri Matahari Terbit. Perempuan 57 tahun itu dipilih Perdana Menteri Shinzo Abe menggantikan Fumio Kyuma, yang mundur lantaran tak tahan kritik publik terhadap sikapnya yang membenarkan bom atom.
Kyuma mendapat kecaman pedas setelah ia memberi komentar atas kedatangan Robert Joseph, Utusan Khusus Amerika Serikat Urusan Proliferasi Nuklir. ”Saya paham pengeboman Hiroshima dan Nagasaki,” katanya. ”Saya pikir itu sesuatu yang tak bisa dihindari untuk menghentikan perang.”
Koike sendiri selama ini dikenal memiliki keyakinan bahwa Jepang sedang menghadapi ancaman dari Korea Utara yang sudah beberapa kali melakukan uji coba nuklir—terakhir, Oktober tahun lalu. ”Negara kita akan memimpin dunia memusnahkan senjata nuklir,” katanya.
Shinzo Abe menganggap Koike memiliki banyak pengetahuan dan kecakapan. Di masa Perdana Menteri Junichiro Koizumi, 2004, ia pernah menjabat Menteri Urusan Okinawa dan Wilayah Utara. Abe berharap Koike bisa mempercepat rencana pemindahan pangkalan udara marinir Amerika Serikat, Futenma, di Pulau Okinawa, dari kota berpenduduk padat Ginowan ke kawasan pantai Nago di bagian utara pulau.
Abe juga sangat berharap penunjukan Koike bisa meningkatkan peran Jepang dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah. Koike menyelesaikan kuliah sosiologinya di Cairo University, Mesir. Selama lima tahun tinggal di negeri itu, dia fasih berbahasa Arab. Koike bahkan mengawali kariernya sebagai penerjemah Arab di kantor Sekretariat Jenderal Perhimpunan Jepang.
Ia mulai merambah dunia politik setelah terpilih sebagai anggota Majelis Tinggi dari Partai Baru Jepang pada 1992. Sepuluh tahun kemudian ia bergabung dengan Partai Demokratik Liberal (LDP) yang berkuasa. Pada 2003, ia diangkat sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Urusan Persoalan Lingkungan Global.
Ketika itulah ia meluncurkan kampanye Cool Biz. Ia menyerukan pembatasan penggunaan mesin pendingin udara (AC) di kantor-kantor pemerintah. Ia meminta semua pegawai pemerintah berpakaian kasual supaya tidak gerah saat bekerja. Program ini sangat berlawanan dengan latar belakangnya dari keluarga berada. Ia dilahirkan dan dibesarkan di Ashiya, Hyogo, kawasan permukiman paling elite di antara Osaka dan Kobe.
”Koike memiliki pengetahuan tentang pelbagai persoalan dan mengenal banyak Menteri Pertahanan negara lain,” kata Shinzo Abe dalam pidatonya, Selasa malam pekan lalu. Koike merupakan salah seorang penyusun Undang-Undang Keamanan Nasional Jepang yang menyontek versi Amerika. Ia juga teman karib penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Stephen Hadley.
Setelah diangkat menjadi Menteri Pertahanan, Koike berjanji tak bakal lupa nasib kaumnya. Ia akan meningkatkan kondisi kerja perempuan di kementeriannya dan tentara wanita di Pasukan Bela Diri Jepang. Toh, sejumlah pihak meragukan kemampuan Koike di kursi panas itu. ”Tugasnya terlalu banyak untuk ditangani Menteri Pertahanan perempuan pertama,” kata seorang anggota parlemen yang menolak disebutkan identitasnya.
Faisal Assegaf (BBC, Japan Today, Japan Times, Yomiuri Shimbun)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo