Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Melicinkan jalan ke malacanang

Tampaknya fidel ramos sudah yakin akan menang. dikabarkan sang jenderal mendekati bekas menhankam juan ponce enril, yang dekat dengan kelompok honasan, perwira ram yang buron

6 Juni 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BARU akhir Juni ini presiden baru Filipina akan diumumkan. Tapi, sang pensiunan jenderal sudah memastikan siapa presiden itu. Yakni dia sendiri, Fidel Ramos. Katanya pada pers, pekan lalu: "Saya sekarang mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden ini." Memang, tiga minggu setelah pemilihan dilaksanakan 11 Mei lalu, para analis Filipina dan media massa tak menyebut nama lain selain nama bekas panglima angkatan bersenjata dan menteri pertahanan itu yang bakal menggantikan Corazon Aquino. Tapi masalahnya, selain penghitungan suara oleh Kongres lembaga yang berhak melakukan penghitungan dan menentukan hasil pemilihan presiden itu baru dimulai Selasa pekan lalu, ada dugaan bahwa kemenangan Ramos tak diharapkan sejumlah pihak. Di antara yang tak menyukai kemenangan pensiunan jenderal polisi itu adalah rivalnya, Miriam Defensor Santiago dan RAM. Tersebut terakhir adalah kelompok perwira muda radikal yang dulu membantu Cory Aquino menggulingkan Marcos, tapi yang kemudian mencoba mengudeta Cory. Para perwira itu tak menyukai Ramos, antara lain, karena usaha kudetanya selalu digagalkan Ramos, yang waktu itu kebetulan menjadi menteri pertahanan Filipina. Miriam Santiago menyatakan ketidaksenangannya dengan menyebarkan tuduhan bahwa Ramos melakukan kecurangan. Ia mengancam akan melakukan demonstrasi pada hari pengumuman pemenang pemilihan presiden, akhir bulan ini. Yang sudah bertindak, setidaknya menurut sementara tuduhan, adalah RAM. Selasa pekan lalu empat anggota angkatan udara Filipina ditahan karena dituduh "berupaya melakukan kudeta terhadap pemerintah Aquino". Pemerintah Aquino menuduh mereka merekrut sejumlah pilot helikopter untuk mengebom istana presiden dan kampkamp militer. Otak semua ini, kata tuduhan itu, adalah kelompok RAM (Reformed the Armed Forces Philippines Movement) pimpinan Kolonel Gregorio Honasan yang namanya sangat populer itu. Dan karena Aquino menjagokan Ramos sebagai presiden berikutnya, secara tak langsung boleh dibilang itulah upaya kudeta terhadap Ramos. Benar atau tidak tuduhan pemerintah Filipina terhadap RAM, satu hal bisa dilihat: bahwa dalam angkatan bersenjata Filipina ada sekelompok atau beberapa kelompok yang mengambil jalan sendiri, tak mengikuti jalan resmi angkatan bersenjata. Perpecahan yang sekarang ada, antara lain, akibat retaknya hubungan Fidel Ramos dan Juan Ponce Enrile, sekitar setahun setelah Corazon Aquino menjadi presiden Filipina. Yakni setelah usaha kudeta pertama terhadap Cory, November 1986, gagal berkat Ramos (waktu itu sebagai kepala staf angkatan bersenjata). Dan Enrile, menteri pertahanan, yang dituduh berambisi menyingkirkan Cory diminta mengundurkan diri. Menurut Criselda Yabes, koresponden Washington Post dan Newsweek, dalam bukunya, The Boys from The Barracks yang terbit tahun lalu, sebagian perwira RAM ada yang proEnrile, sebagian lagi proRamos. Tentu saja yang bisa membahayakan Filipina bukanlah keretakan dalam RAM itu sendiri. Tapi, kata Carol Ford (Junior), wakil asisten menteri pertahanan AS, sekelompok besar tentara Filipina bersikap sitting on the fence, yang sulit ditebak sikapnya. Sehari-hari mereka bersikap netral, tapi begitu keadaan krisis tiba, mereka cenderung berpihak pada yang melawan pemerintah. Soalnya, dalam setiap usaha kudeta, biasanya dalam tahaptahap awal pihak pengudetalah yang tampaknya pasti menang. Contohnya dalam percobaan kudeta tahun 1989, hampir 3.000 tentara di Manila dan Cebu terdorong mendukung pihak pengudeta. Inilah usaha kudeta yang terbesar yang memakan korban terbanyak sepanjang pemerintahan Aquino, yang hampir saja berhasil jika pesawat Amerika tidak ikut campur. Maka, kata Brigjen. Jose Almonte, salah satu pendiri RAM yang kini mengepalai Biro Intelijen dan Penyidikan Ekonomi Filipina: "Pengikut Honasan kini mungkin hanya 70 orang, tapi jumlahnya bisa mendadak menjadi 700 atau 7.000 tentara seandainya keadaan negara tidak membaik. Saya pun bisa masuk ke dalamnya kembali jika keadaan memang mengharuskan RAM bergerak seperti saat revolusi 1986 yang menjatuhkan Marcos." Dengan demikian kemungkinan adanya kudeta memang terbuka, begitu sang calon presiden dipastikan memenangkan pemilihan kini. Kelompok RAM yang tak menyukai Ramos mestinya tak akan tinggal diam, apalagi bila mereka menganggap naiknya Ramos membahayakan mereka. Sangat mungkin Fidel Ramos menyadari kemungkinan tersebut. Pekan lalu ia bertandang menemui Senator Juan Ponce Enrile. Konon, pertemuan kedua bekas sahabat yang menjadi tokoh utama dalam revolusi menjatuhkan Marcos dan menaikkan Cory Aquino itu membicarakan pembentukan kabinet. Siapa tahu Ramos menawarkan kursi dalam pertemuan itu, dengan tujuan meredam semangat kudeta kelompok RAM yang masih setia pada Enrile, antara lain kelompok Kolonel Gringo Honasan. Ramos tak mengiyakan atau menolak. Ia hanya mengatakan pada wartawan, "Saya ingin berekonsiliasi dengan semua pihak, bukan hanya pada lawanlawan saya, tapi juga pada para pemberontak. Tapi, saya tak akan memberikan amnesti total pada mereka." Masalahnya, apa bentuk hukuman bagi pemberontak yang tak tersentuh oleh amnesti. Jika itu hanya push up 100 kali, sebagaimana hukuman yang pernah dijatuhkan Ramos pada para tentara yang melakukan percobaan kudeta dulu itu, paling tidak masuknya sang jenderal ke Istana Malacanang akan mulus dan damai. Bagaimana selanjutnya, itu soal lain. Leila S.Chudori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus