Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosial

Selama tuhan masih disebut

Sebuah buku yang mengajarkan doa-doa untuk mencari rezeki ditarik dari peredaran. syirik?

6 Juni 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGI siapa membaca Bismillaahir Rahmaanir Rahiim dan Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad masingmasing tiga ratus kali sambil menghadap ke arah matahari terbit setiap harinya, maka rezekinya akan dimudahkan. Itulah salah satu cara memperoleh rezeki dengan mudah menurut kitab Jalbur Rizqi. Kitab setebal 83 halaman itu disusun oleh K.H. Zahwan Anwar berdasarkan kitabkitab karangan ulamaulama ahli hikmah seperti Al Aufaqnya Imam Al Ghazali, Al Adzkarnya Imam Nawawi, Syamsul Anwarnya At Talasani, dan Ar Rahman Fi At Thib Wal Hikmahnya Imam Suyuthi. Lalu pada 1980 kitab itu diindonesiakan oleh M. Ali Chasan Umar, seorang guru di Madrasah Tsanawiyah Al Hidayah, Kendal, Jawa Tengah, menjadi buku Kunci Mencari Rizqi. Sejak itu kitab yang berisi 63 petunjuk untuk memperoleh rezeki dan 15 cara untuk penglarisan itu sudah beberapa kali dicetak ulang. Untuk cetakan 1992, misalnya, sudah terjual sekitar 700 eksemplar. Dan 3.600 eksemplar dibagibagikan ke Kantor Departemen Agama Kabupaten se-Jawa Tengah. Lalu muncullah persoalan. Sebuah surat protes dari Kantor Departemen Agama Brebes dan Tegal melayang ke Kanwil Departemen Agama Jawa Tengah. Mereka meminta buku itu ditarik. Sebab, buku yang harganya mudah terjangkau oleh kantong masyarakat bawah itu bisa menimbulkan dampak negatif bagi akidah Islam. "Isinya bukan lagi menjurus pada doa dan zikir, tapi sudah kepada jimat," kata H. Musman, dari Kanwil Departemen Agama Jawa Tengah. Maksudnya, ayat-ayat Quran dipotong, lalu dijadikan semacam jimat. Hal semacam itu, misalnya, dapat dilihat pada petunjuk 12 pada buku itu. Di situ ada petunjuk untuk menuliskan lafaz wabaarik lanaa dan seterusnya tiga kali melingkar pada sesobek kertas, lalu dimasukkan ke kantong uang, maka insya Allah kantong itu tidak akan pernah kosong dari uang. Sobekan kertas bertuliskan potongan ayat Quran itu lazim disebut wifig. Di samping itu, buku itu dapat menyebabkan kemalasan bagi umat. Itulah antara lain alasan Kanwil Departemen Agama Jawa Tengah menarik buku itu sebelum telanjur dibagikan ke masyarakat. Tapi Ali Chasan Umar, sang penerjemah, keberatan terhadap instruksi itu. Itu, katanya, akan menimbulkan kecemburuan pada kalangan umat yang mempercayai dan mengamalkan ilmu hikmah Islam yang dikembangkan oleh ulamaulama zaman dulu. Ali menegaskan, bila buku itu betul-betul dipahami secara mendalam dengan wawasan keislaman yang luas, terlihatlah bahwa buku itu benar-benar didukung oleh landasan syar'i, antara lain, tentang memperbanyak zikir (Surat Al Jum'ah, ayat 10), membaca doa (Al Mu'min, ayat 60), membaca salawat (Al Ahzab, ayat 56), zikir dengan asma'ul husna (Al A'raf, ayat 180), dan penggunaan wifik dan rajah dari tulisan Quran berdasarkan isyarat Surat Al Baqarah, ayat 269. Agaknya, untuk amalan seperti memperbanyak zikir, membaca doa, membaca salawat, wirid, dan zikir dengan asma'ul husna, tidak menjadi masalah. Hal itu sudah lazim diamalkan oleh banyak orang. Bahkan, untuk kalangan pesantren, misalnya, "itu sudah jadi makanan sehari-hari, "kata Kiai Ma'ruf Amin. Seperti yang dialami Achmad Zuhdi, 30 tahun, seorang santri di Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Setelah ia mengamalkan wirid-wirid tertentu sekitar setengah jam pada setiap malamnya, ia merasakan manfaatnya. Antara lain, perasaan tenang dan firasatnya semakin tajam. "Saya sering mengalami kejadian-kejadian yang seolah-olah kebetulan. Atau memperoleh rakhmat yang tidak disangka-sangka, pada saat saya sangat membutuhkan," kata Achmad Zuhdi. Menurut Katib Syuriah PB NU Ma'ruf Amin, banyak doa yang bagus-bagus dari Nabi yang menyangkut perlindungan agar tidak lemah, malas, pelit, frustrasi, supaya cepat pintar, terlepas dari utang, dan lainlain. Pernah seorang sahabat Nabi, Abu Umamah, datang kepada Nabi mengadukan perihal dirinya yang terbelit utang. Lalu diberi doa oleh Nabi. Setelah doa itu diamalkannya, lantas utangnya bisa terbayar. Tapi hal ini, kata Ma'ruf Amin, harus dipahami secara mendalam. Artinya, hal itu dilakukan bukanlah tanpa usaha sama sekali. Dengan kata lain, seperti yang dikatakan Quraish Shihab, seseorang janganlah membiarkan Tuhan bekerja sendiri. Ada juga doa yang sifatnya olahan para ulama besar, yang dikenal sebagai hizb. Misalnya Hizb Al Bahr, Hizb Al Nawawi, dan Dalaa'il Khairat. "Saya sarankan semua warga NU selalu membacanya sebagai alat perlindungan. Sebab, NU sendiri bisa selamat, ya, berkat doadoa itu," kata Kiai Usman Abidin, Rais Syuriah PB NU. Dan biasanya di kalangan NU berkembang tradisi pemberian doa sebagai bekal. Biasanya tamu atau santri yang minta tolong pada kiai, mereka itu disuruh membaca doa tertentu ratusan bahkan sampai ribuan kali. Jadi, tidak ada masalah. Lalu bagaimana dengan potongan-potongan ayat Quran yang dijadikan wifik atau rajah? Kalau sekadar untuk sugesti bagi pemohon rezeki, "saya kira tidak ada masalah," kata Quraish Shihab. Tapi, kata Quraish lagi, caracara semacam ini tidak pernah ditemukan pada masa Rasulullah. Itu baru ada setelah masa tersebut. Misalnya pada masa Imam Al Ghazali. Imam al Ghazali sendiri pernah menulis buku Al Maghris minal Balagh yang isinya tentang hal semacam itu. Di situ, Al Ghazali memberikan satu resep yang kalau diletakkan di depan seseorang yang sukar melahirkan, maka proses kelahirannya akan mudah. Jadi, Quraish menyimpulkan, kalau ada yang menilai perbuatan itu sebagai syirik, "penilaian itu terlalu jauh." Syirik itu kan mempersekutukan Tuhan. Sedangkan dalam hal ini, kata Quraish, si pemohon ketika berdoa atau memasang wifik dan rajah, pikirannya masih mengarah kepada Tuhan. JK, WM (Jakarta), Nunik Iswardhani (Yogyakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus