MENGAPA Fidel Ramos yakin akan memenangkan pemilihan presiden Filipina? Kata dia, ada aturanaturan yang membuat hasil penghitungan suara bisa dikontrol. Bisa jadi Ramos benar. Perhitungan suara yang resmi adalah yang dilakukan oleh Kongres, yang baru menghitung sejak Selasa pekan lalu. Dan sampai Sabtu pekan lalu, yang muncul di urutan pertama hasil penghitungan Kongres adalah Eduardo Conjuangco. Menyusul Ramos, lalu Imelda Marcos. Tapi itu memang baru penghitungan awal. Yang sudah agak jauh menghitung adalah MCQC (Media Citizens Quick Count, atau penghitungan cepat oleh media dan anggota masyarakat) yang diberi wewenang oleh Comelec (Lembaga Pemilu Filipina). Sebagaimana namanya, yang duduk dalam MCQC adalah para redaktur media massa dan para pengurus lembaga swadaya masyarakat. Sejauh ini Ramos tetap berada di urutan teratas berdasarkan penghitungan MCQC, disusul oleh Miriam Defensor Santiago. Hasil penghitungan Kongres tampaknya tak akan jauh berbeda dengan penghitungan MCQC karena bahan yang dihitung berasal dari satu sumber, yakni Comelec. Lembaga Pemilu itu bertugas menghitung jumlah suara dari setiap kotak suara lalu membuat tabulasinya dan memindahkannya ke kertas resmi dengan kop "Comelec". Tembusan lembar resmi itulah yang dibagikan kepada MCQC, para peninjau, partai politik, dan Kongres. Kongres, terdiri dari senat dan parlemen, sebenarnya tak cuma menghitung hasil tabulasi dari Comelec tapi juga menghitung kembali jumlah pemasukan suara sesuai dengan kertas resmi yang sudah dibagikan. "Ini untuk menghindarkan kecurangan yang pernah terjadi di masa Marcos," kata Ketua Comelec, Christian Monsod. Dengan cara itu, yakni hasil penghitungan oleh Kongres, meski yang sah hanya satu, secara tak langsung ada perbandingan. Ini diharapkan membuat para penghitung di Kongres hatihati. Kongres setidaknya mencoba menghitung secara sistematis, urut berdasarkan nomor wilayah. Seperti diketahui, 73 provinis di Filipina dibagi menjadi 12 wilayah pemilihan. Prosedur inilah agaknya yang disebut Ramos sebagai aturan tertentu dan yang meyakinkannya bahwa ia akan menang karena begitulah proyeksi hasil penghitung MCQC yang sudah menghitung lebih dari 75% jumlah suara. MCQC bisa cepat menghitung karena tak harus menunggu lengkapnya hasil penghitungan Comelec untuk satu wilayah pemilihan tapi langsung menjumlah berdasarkan tabulasi Comelec yang masuk. Tapi cara itu belum sama sekali terlindung dari kecurangan. Hasil penghitungan Kongres dan MCQC bisa sama, tapi itu belum menjamin akurasi. Bisa saja kecurangan terjadi sewaktu menghitung jumlah suara. Beberapa wartawan Filipina konon telah menyaksikan adanya kecurangan, yakni nama Ramos disebut berkalikali, padahal yang tertulis pada kertas pemilihan adalah nama kandidat lain, yaitu Ramon Mitra. Menurut beberapa wartawan Filipina, yang mengadukan hal tersebut kepada pengurus pusat Comelec, para petugas yang membacakan surat pemilihan menganggap suara untuk Mitra yang sudah menyerah kalah secara resmi boleh dipindahkan ke Ramos. Tapi memang belum terbukti apakah kecurangan semacam ini memang benar terjadi dan memang cukup besar pengaruhnya terhadap perolehan suara kandidat masingmasing. Kecurangan lain yang oleh Miriam Santiago disebut sebagai "penipuan halus" adalah dengan menekan orang agar memilih kandidat tertentu. "Saya punya bukti bahwa Presiden Aquino menelepon dan menekan tiga gubernur di Mindanao agar mereka mengatur daerah mereka supaya Ramos menang," kata Sekjen Partai Pembaruan Rakyat, Antonio Leviste, kepada TEMPO. Sementara itu, Kardinal Sin yang sudah lama membungkam sejak kekalahan Ramon Mitra Jr. seorang kandidat yang konon mendapat dukungan moral darinya kini bersuara lagi. "Kita hanya tinggal menanti apakah negara kita akan diperintah oleh sebuah gunung api atau seorang perokok cerutu." Tentu saja orang-orang yang dimaksud Kardinal adalah Miriam Santiago atau Fidel Ramos. Tapi para diplomat Barat menilai, apa pun kritik terhadap pemilihan presiden Filipina sekarang ini, inilah pemilihan terbersih dalam sejarah Filipina. Seperti diketahui, banyak suara menuduh Comelec sebagai lembaga yang diciptakan oleh Amerika untuk memenangkan Fidel Ramos. Konon, hanya Ramos dari ketujuh kandidat yang dianggap bisa bekerja sama dengan Amerika. Bila itu benar, pantas saja Miriam Defensor Santiago siap melancarkan demonstrasi dengan harapan sebuah People Power kedua bakal meledak dan mengangkat dirinya ke kursi kepresidenan. Dan RAM, bila memang kecurangan terbukti, juga akan punya alasan melancarkan aksinya (lihat Saya Kecewa Terhadap Ramos). LSC
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini