MUNGKINKAH RAM, kelompok perwira radikal yang tak menyukai pemerintahan Cory Aquino, bisa diredam oleh Jenderal Fidel Ramos? Berikut wawancara wartawan TEMPO Leila S. Chudori dengan Kolonel Eduardo Kapunan, tangan kanan Kolonel Gregorio Honasan dalam percobaan kudeta tahun 1989. Kapunan, kini 44 tahun, mengepalai badan intelijen militer Filipina sebelum kudeta tahun 1989. Setelah kudeta gagal, ia menjadi buron bersama Honasan. November tahun silam Kapunan menyerahkan diri dengan syarat 119 tentara RAM yang tertangkap dibebaskan. Kini Kapunan masih dalam status tahanan luar dan menunggu proses pengadilan. Berikut petikan wawancara itu. Sebenarnya, apa yang diinginkan RAM? Semula, kami menginginkan reformasi dan profesionalisme di kalangan militer saja, tapi belakangan reformasi yang kami inginkan berkembang menjadi idealisme reformasi di tingkat nasional. Pada masa pemerintahan Aquino, pemerintahan yang kami dukung, kami mengharapkan ia akan memperbaiki ekonomi dan mengenyahkan nepotisme dan korupsi. Tapi, itu tak terjadi. Contohnya, kami tidak melihat adanya political will dari Cory untuk menentang tuan tanah yang berkuasa secara ekonomi dan politik di negara ini, karena ia juga berasal dari keluarga tuan tanah. Lalu, kami juga tidak menyukai sikap Cory dan menteri-menterinya yang sangat lunak terhadap kaum komunis. Dia malah melihat kami sebagai ancaman utama. Hal lain, saya benci melihat cara keluarga Cory menyogok saya dan Greg (panggilan Kolonel Gregorio Honasan di antara temantemannya). Minggu pertama, saya dan Greg dikirimi Mercedes Benz berwarna putih oleh Peping Cojuangco (saudara lelaki Cory). Kami mengembalikannya. Greg juga menceritakan pada saya bahwa ia ditawari tanah pertanian yang luas. Greg menolak. Kenapa harus dengan kudeta? Itu hanya alternatif terakhir. Kami biasa memberikan kesempatan pada pemerintah untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Misalnya dulu, masa Marcos, kami sudah merencanakan bergerak pada tahun 1985. Tibatiba ia mengumumkan akan mengadakan snap election sehingga kami memutuskan untuk melihat dulu hasilnya, sedangkan Cory, mungkin ia adalah orang yang baik,tapi ia seorang pemimpin yang lemah. Jika kami harus menanti sampai enam tahun, kerusakan dan korupsi yang terjadi akan semakin mendalam. Dengan kudeta, kami hanya ingin menyingkirkan Cory dan beberapa orang di sekelilingnya. Apa ukuran RAM untuk memutuskan akan mengadakan kudeta kali ini? Mungkin tak semua rekan menyetujui sikap saya. Saya ingin memberikan kesempatan pada pemilu ini, memberikan kesempatan pada rakyat untuk berusaha. Tapi, saya tak menjamin RAM tak akan melakukan kudeta. Sebab, kalau pemilu ini terbukti sangat curang, kami akan bergerak. Bukankah Miriam Santiago sudah berteriak adanya kecurangan di pihak Ramos? Kami harus melihat reaksi Comelec (komisi pemilu Filipina) dulu, dan kami ingin melihat apakah memang ada bukti-bukti kecurangan. Benarkah RAM menyukai Miriam Santiago dan mendukungnya sebagai presiden? Ketika ia menjadi Dirjen Imigrasi, dia benar-benar mampu membersihkan departemen yang terkenal korup itu. Tentu saja dia menciptakan banyak musuh, tapi ia seorang pekerja yang baik. Demikian pula ketika ia menjadi Menteri Reformasi Agraria, ia mengerjakannya dengan baik. Ketika ia berkalikali menerima ancaman pembunuhan, ia membutuhkan pasukan keamanan. Dan para sekuriti yang bekerja padanya adalah beberapa anak buah saya. Karena itu hubungan saya dengannya sangat profesional, bukan personal. Apakah RAM membenci Ramos? Dia memang selalu menghalangi gerak kami. Dia bahkan sering berimajinasi menganggap semua gerakan kudeta adalah gerakan RAM. Misalnya, dia selalu mengatakan bahwa usaha tujuh kali kudeta itu adalah tanggung jawab RAM. Itu tidak benar. Kami hanya mencoba mengudeta Cory pada tahun 1987 dan 1989. Kelima kudeta lainnya dimotori loyalis Marcos. Tapi, Ramos membiarkan korankoran berspekulasi bahwa RAM bekerja sama dengan loyalis Marcos. Ramos adalah pembohong besar. Bagaimana jika Ramos menjadi Presiden, apakah kalian akan bergerak? Apakah ada kudeta yang diumumkan? Begini, saya ringkas saja pandangan kami terhadap manusia yang namanya Ramos. Dulu, ketika ia menjabat sebagai Kepala Polisi dan kami mendatanginya dengan setumpuk persoalan negara, ia menjawab, "Apa yang bisa saya lakukan, saya hanya Kepala Polisi." Ketika dia menjabat panglima angkatan bersenjata, dan Greg atau saya menceritakan suatu persoalan militer, dia akan mengatakan, "Apa yang bisa saya lakukan, saya kan cuma Pangab." Ketika ia menjabat sebagai Menhankam, dia mengatakan, "Apa yang bisa saya lakukan, saya cuma Menhankam." Dan nanti, jika ia menjadi presiden, ia akan mengatakan, "Apa yang bisa saya lakukan, saya bukan Tuhan." Greg dan saya juga pernah kecewa ketika kami mengajak Ramos untuk bergabung melawan Marcos pada tahun 1986. Semula ia menolak. Ia mengatakan, "Kalian punya pelindung, Menhankam Enrile. Saya dilindungi siapa?" Greg dan saya kaget betul. Jadi, Ramos memikirkan keselamatan dirinya saja. Memang belakangan ia bergabung, tapi hanya pada detikdetik terakhir ketika ia sudah dicurigai Marcos dan karena konfliknya dengan Pangab waktu itu, Jenderal Ver.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini