Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Membajak, Selamatkan Diri

Pembajak Iran ditolak pemberian suaka oleh semua negara teluk, kecuali Irak. Mereka ingin bebas dari penindasan Iran. Shahpour bachtiar mengatakan tidak ada hubungan dengan pembajakan. (ln)

15 September 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEMPAT mendarat dua jam di Manama Bahrain, dan 10 jam di Kairo, dua pembajak Boeing 727 milik Iran Air akhirnya mendapat suaka politik di Irak, Senin pekan ini. Seorang di antaranya adalah bekas letnan polisi yang dikabarkan membawa sepucuk pistol, sebuah granat, dan sebilah pisau. Bersama temannya, yang tidak jelas identitasnya, berikut istri dan dua anak teman itu, mereka mengaku pengikut Shahpour Bachtiar, bekas perdana menteri di masa Syah. Dalam konperensi pers di Baghdad mereka menyatakan harapannya agar putra Syah, Reza, dapat kembali ke Iran. Dari tempat pengasingannya di Paris, Shahpour menyatakan tidak bertanggung jawab atas pembajakan itu. Tapi bagi mereka yang, "Ingin bebas dari cengkeraman berdarah pemerintahan Khomeini," kata Shahpour, memang tidak ada pilihan lain, kecuali melarikan diri. Karena itu, Shahpour berharap para pembajak diperlakukan baik. Kebetulan sekali perlakuan baik itu tidak sulit diperoleh dari pemerintah Bahrain dan Mesir. Pesawat itu, yang dibajak Sabtu dalam penerbangan domestik Chah Bahar-Teheran, diizinkan mengisi bahan bakar serta memperoleh bantuan makanan di Manama dan Kairo. Semula pesawat itu ingin mendarat pula di Dubai, tapi ditolak. Walau demikian, ketika mengarungi angkasa Jazirah Arab, Boeing itu dikabarkan dikawal jet tempur Arab Saudi. Pengawalan juga diberikan jet tempur Irak sampai pesawat mendarat di sebuah pelabuhan, namanya tidak disebut, yang tidak jauh dari Baghdad. Tujuan pembajak sebenarnya adalah Prancis, tapi Paris sejak awal sudah menyatakan penolakannya. Kecuali Irak, tentu saja, begitu pula sikap semua negara Teluk. Penolakan itu kebetulan sesuai dengan seruan Iran yang memperingatkan semua negara agar tidak bekerja sama dengan pembajak karena itu sama artinya dengan mempermainkan jiwa penumpang dan awak pesawat. Teheran juga mengimginbau semua organisasi internasional agar mengecam keras negara mana saja yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi pembajak. Boeing 727 adalah pesawat niaga kedua milik Iran yang dibajak ke Irak - dua pekan sebelumnya yang dibajak adalah Airbus. Sama dengan pendahulunya, pembajak Boeing 727 juga tidak menuntut apa-apa dari sandera. Bahkan di Kairo 52 dari 123 penumpang dibiarkan lolos keluar dari pesawat. Seperti halnya pembajak Airbus, Behrouz, pembajak Boeing 727, yang tidak dikenal identitasnya itu, mengaku ingin "melarikan diri dari penindasan penguasa Iran".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus