Dari quebec ke quebec

DALAM tiga bulan terakhir Kanada dikendalikan tiga perdana menteri. Setelah Pierre E. Trudeau, 64, dari Partai Liberal, yang telah 16 tahun memerintah Kanada, mengundurkan diri, akhir Juni lalu, ia digantikan oleh John N. Turner. Pekan silam, dominasi Partai Liberal yang sudah lebih dari dua dasawarsa itu ditumbangkan Partai Tory. Dan ketua Partai Tory, Brian Mulroney, 45, seorang keturunan Irlandia, otomatis menduduki kursi PM. Kenyataan ini sebetulnya agak "luar biasa" bagi sebuah negeri yang cukup stabil. Rupanya, warga Kanada, yang kini menghadapi angka pengangguran 11,1% dan defisit anggaran belanja negara US$ 24 milyar, mengmginkan pemimpim yang tak terlau nasionalistis dalam kebijaksanaan ekonomi, seperti gaya Trudeau. Pengganti Trudeau, Turner, 55, yang baru dua setengah bulan jadi PM malah dipandang orang lebih konservatif. Partai Tory, yang juga disebut sebagai Partai Konservatif Progresif, meraih kemenangan mencolok dengan merebut 211 dari 282 kursi parlemen. Kekalahan Partai Liberal kali ini oleh para pengamat dilihat sebagai akibat ketidakpopuleran pemerintahan Trudeau, yang kebijaksanaannya diteruskan Turner. Popularitasnya makin menurun setelah dia muncul dalam debat televisi semasa kampanye dengan penampilan yang kaku. Mulroney, ayah tiga anak, dalam debat televisi itu menjanjikan hubungan lebih baik antara Ottawa dan pemerintah provinsi yang agak tegang selama Trudeau. "Prioritas utama saya ialah menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan roda perekonomian," katanya dalam pidato menyambut kemenangan partainya. Tokoh ini kelahiran Quebec, sama halnya dengan Trudeau dan yang mendapat gelar sarjana hukum dari Universitas Laval. Kepopuleran Mulroney, mulai menanjak sejak memimpin Iron Ore Corp. of Canada sejak 1977. Tak heran bila kemenangannya disambut kaum usahawan sebagai "kesempatan menyenangkan". Mulroney - menikah dengan Mila Pivnicki, 31, keturunan Yugoslavia - berjanji menggairahkan perekonomian karena Kanada kini hanya mencatat pertumbuhan 2,8% per tahun.