Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Membakar masjid, memancing krisis

5 masjid di pahang, malaysia dibakar. pelaku pembakaran belum ditemukan. harga bursa saham malaysia dan singapura sempat anjlok, terpancing isu kerusuhan rasial. masyarakat diminta tenang.

12 September 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERITA kebakaran masjid dari Negara, Bagian Pahang telah mengguncang masyarakat Malaysia. Terjadi pekan lalu, ini pertama kalinya negara multiras tersebut diancam insiden semacam itu. Untuk beberapa hari -- sampai Kamis pekan lalu -- harga di bursa saham Malaysia dan Singapura sempat anjlok. Apalagi tak lama sesudah pembakaran masjid, tersiar isu bakal terjadi kerusuhan rasial besar. Pembakaran masjid yang pertama terjadi Ahad dinihari, dua pekan lalu, di Kampung Temai Tengah, 320 km sebelah timur Kuala Lumpur. Penduduk terbangun mendengar bunyi gemuruh atap masjid yang runtuh. Tak ada lagi yang bisa diselamatkan dari masjid kebanggaan kampung itu. Dua jam kemudian, giliran api menjilat masjid di kampung Serambi, 15 km dari Temai Tengah. Untungnya, di sini, petugas keamanan cepat mengetahuinya. Teriakan-teriakan "masjid terbakar" langsung membangunkan seisi kampung. Karena itu, separuh masjid di sini sempat diselamatkan, separuh lagi hangus. " Saya tak habis pikir, mengapa orang tega membakar rumah ibadat," kata Mohamad Yusof Yunus, kepala kampung Serambi, prihatin. Belum lagi hilang perasaan terkejut masyarakat setempat, keesokan harinya peristiwa serupa terjadi lagi. Masih di wilayah Kesultanan Pahang. Kali ini tiga masjid di Distrik Temerloh dibakar serempak menjelang subuh. Masjid-masjid yang berlokasi di kampung Kuala Teriang, Bohor Baharu, dan Nyak Chenur -- masing-masing terpisah jarak 5 sampai 10 km -- hangus seluruhnya dilalap si jago merah. Lagi-lagi tak ketahuan siapa pelakunya. Yang jelas, rangkaian kebakaran ini disengaja. Kuat dugaan, semua dibakar setelah disiram dengan solar. Ceceran solar, sejumlah gumpalan kain hangus berbau solar, dan kaleng berisi solar ditemukan polisi di sekitar tempat kejadian. Terutama di balai pertemuan rakyat di Kampung Poioh Hinai. Diduga pelaku hendak membakar balai rakyat itu, setelah gagal memusnahkan masjid di sana. Baik pemerintah setempat maupun pemerintah pusat cepat bertindak. Mereka berupaya keras menenangkan umat Islam Malaysia. "Yang paling penting sekarang ini sikap tenang dan sabar masyarakat. Sikap tenang adalah salah satu ajaran yang dianjurkan agama Islam," ujar Tengku Mahkota, putra Sultan Pahang, yang menjabat Ketua Badan Urusan Agama Pahang. Pesan ini diutarakannya kepada penduduk kampung-kampung yang terkena musibah. Ia berjanji akan membantu membangun kembali semua masjid yang musnah. Sedang PM Mahathir Mohamad langsung memerintahkan penjagaan di semua masjid yang ada. Pemerintah tampak bersikap ekstrahatihati. Momok pertikaian rasial memang tetap menghantui negara tetangga ini. Masyarakat di sana tentu saja belum lupa pada pertikaian rasial berdarah 13 Mei 1969, yang menelan ratusan korban jiwa di Kuala Lumpur. Apalagi kabar angin cepat bertiup, bahwa akan pecah lagi kerusuhan rasial di Tanah Semenanjung. Belakangan ini, isu-isu yang memancing kerusuhan rasial banyak beredar. Terutama menjelang perayaan kemerdekaan 31 Agustus silam. Dari 16 juta penduduk Malaysia, 55% terdiri dari bangsa Melayu, 33% Cina, dan selebihnya keturunan India. Karena itu, Deputi Menteri Dalam Negeri Datuk Megat Junid Megat Ayub, cepat-cepat membendung anggapan akan adanya hubungan kebakaran masjid dengan pertikaian kaum. "Kebakaran itu sama sekali bukan tindak rasial, keagamaan, atau politik. Itu semata-mata perbuatan pidana," katanya Jumat pekan lalu. Menurut Megat Ayub, polisi telah mendapat informasi positif yang menunjukkan pelaku pembakaran. Pemerintah menduga adanya kelompok kecil dibelakang peristiwa provokatif itu, yang melibat tak lebih dari empat orang saja demikian Megat. "Akan segera dilakukan penangkapan," ujarnya yakin sekali. Toh titik terang yang digambarkan Megat JuAid masih jauh dari jangkauan polisi. Pihak keamanan masih merasa perlu menawarkan hadiah uang tunai 50.000 dollar Malaysia (sekitar Rp 33 juta) kepada siapa pun yang dapat memberikan informasi. Tampaknya, pernyataan Megat Junid sekadar untuk menenangkan masyarakat, agar tak cepat panik. Yang pasti, pelaku pembakaran sampai saat ini belum ditemukan. Ini dibenarkan sumber polisi Pahang kepada TEMPO, Ahad lalu. Menurut sumber itu, walau sudah ada iming-iming hadiah uang, belum seorang pun tampil memberikan informasi. Mungkin para pelaku cukup lihai melancarkan aksinya. Apalagi mengingat rangkaian peristlwa, yang tampaknya direncanakan rapi. Mungkinkah kebakaran itu hanya dilakukan empat orang saja, seperti yang dinyatakan Megat Junid? Motivasinya apa? Dan mengapa begitu sulit membekuk pelakunya? Terlalu banyak hal gelap yang bisa membuat masyarakat resah. Toh, tiap unsur dalam masyarakat mengecam aksi pembakaran masjid itu. Tokoh oposisi Lim Kit Siang, dari Partai Aksi Demokrasi (DAP), misalnya. Selain mengutuk pelaku pembakaran, ia juga mengharapkan pernyataan Megat Junid dapat menghentikan desas-desus dan spekulasi. "Soalnya, selentingan itu telah begitu mengguncangkan bukan hanya bursa saham, tapi juga keharmonisan rasial," katanya. Farida Sendjaja, Laporan E.H. Attamimi (Kuala Lumpur)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus