KOTA Medellin diselidiki meter demi meter. Di kota terbesar kedua di Kolombia inilah diduga Pablo Escobar, gembong narkotik yang lari dari penjara dua pekan lalu, bersembunyi. Ulah Escobar tampaknya sudah berada di luar kesabaran Cesar Gaviria, presiden Kolombia. Gaviria pekan lalu tak cuma memerintahkan pasukan khusus untuk tetap berjaga-jaga di Medellin dan sekitarnya. Tapi juga memberi perintah polisi agar menggeledah rumahrumah penduduk, sejak Rabu pekan lalu. Langkah Gaviria yang lebih jauh lagi, ia minta bantuan pesawat pengintai Amerika. Pihak AS, yang pernah meminta Escobar diekstradisikan ke Amerika karena dituduh dialah pemasok narkotik terbesar ke negara superkuat ini, kontan mengirimkan enam pesawat militer. Langkah satu ini mengundang kritik di dalam negeri. "Ini sama halnya dengan menjual kedaulatan negara," ujar tokoh oposisi Senator Fabio Valencia, yang dijawab oleh menteri pertahanan Kolombia, bahwa pengoperasian enam pesawat itu berada di bawah komando angkatan udara Kolombia. Operasi pencarian yang dilakukan secara besarbesaran itu agaknya untuk menebus rasa malu yang ditanggung Presiden Cesar Gaviria akibat kaburnya Escobar. Juga sebagai tindak lanjut kemarahannya, karena Escobar masih berani menawarkan penyerahan dirinya dengan syarat. Syarat itu antara lain, ia dikembalikan ke penjara Envigado, ada jaminan dari PBB atas keselamatannya. Presiden Cesar Gaviria menolak tawaran itu. Ia bersedia menerima penyerahan diri Escobar tapi tanpa syarat apa pun. Sebelumnya, Gaviria telah memerintahkan agar menindak mereka yang bertanggung jawab atas larinya sang gembong. Hasilnya: tiga perwira tinggi militer dan seorang wakil menteri kehakiman dipecat sembilan tentara ditahan, karena dianggap membantu pelarian gembong narkotik itu. Brigadir Jenderal Gustavo Pardo, komandan brigade keempat yang bertanggung jawab atas keamanan penjara Envigado tempat Escobar ditahan, dipensiunkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini