KROASIA, negara bagian Yugo yang kedua yang memerdekakan diri, Ahad kemarin mengadakan pemilu pertamanya. Presiden Franjo Tudjman dengan partainya, Persatuan Demokrasi Kroasia (HDZ), diduga akan terpilih kembali. Sejak kemerdekaan, HDZ terus memegang mayoritas 57% dalam parlemen yang beranggotakan 120 orang, sehingga sedikit sekali yang mengharapkan terjadinya perubahan atau dimulainya proses demokratisasi. Bukan hanya warga negara biasa yang mendapat hak pilih, tapi juga para pengungsi yang terusir dari tanah mereka yang direbut oleh orang-orang Serbia dalam perang etnis yang sedang berlangsung. Di bawah kawalan ketat tentara perdamaian PBB, para pengungsi itu menggunakan hak utama mereka sebagai warga negara. Ada 37 partai dan tujuh orang calon presiden yang terjun ke dalam pesta demokrasi itu. Mulai dari partai kiri bekas Partai Komunis, liberal, kanan, sampai ke neoNazi. Tapi, pada umumnya rakyat skeptis. Kaum pengungsi terutama tak berharap partai atau calon presiden mana pun yang menang akan dapat mengembalikan mereka ke kampung halamannya. Banyak masalah yang menjadi isu dalam perebutan pengaruh antar partai itu: dari sistem ekonomi sampai ke soal kedudukan minoritas Serbia. Para analis mengatakan, kalau HDZ menang, kediktatoran Tudjman akan makin kuat dan Kroasia akan makin kacau. Tapi, tanpa adanya orang kuat seperti Tudjman, Kroasia akan kocar-kacir. Jadi, yang mereka harapkan adalah posisi parlemen yang kuat sehingga pemerintah tak semena-mena.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini