Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Tentang bantuan kerjasama jepang tagih saja nakasone

Tanggapan tentang usaha jepang meningkatkan pertahanan militernya, dan bantuan kerjasama jepang, serta masalah-masalah yang akan dibicarakan dengan nakasone dalam kunjungannya di indonesia mendatang. (ln)

30 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELEPAS menghadiri pembukaan Muktamar Kadin dan Pertukaran Komoditi Islam ke-4 di Istana Negara Senin lalu, Menlu Mochtar Kusumaatmadja menyisihkan tempo 1/2 jam untuk menjawab pernyataan Isma Sawitri dari TEMPO. Berikut ini petikannya: PM Nakasone menyatakan usaha Jepang memperkuat potensi pertahanannya tidak perlu dipandang sebagai ancaman terhadap ASEAN. Pendapat Anda? Kalau memang ini benar tentu menggembirakan. PM Nakasone rupanya menyadari peningkatan potensi militer itu menimbulkan tantangan, tidak hanya dari ASEAN, juga dari dalam negeri sendiri. Pernyataan Nakasone itu akan disambut baik sebagai usaha menenteramkan kekhawatiran di kawasan ini. Bagaimana penilaian Anda tentang konsep 1.000 mil laut dari Jepang Hubungannya dengan sea-lane? Seribu mil itu merupakan perimeter. Dalam jarak itu Jepang, kalau tidak salah, akan memperkuat pertahanannya. Antara lain, karena AS meminta mereka mengawasi lalu-lintas kapal perang Uni Soviet dari wladiwostok ke selatan. Memang pernah ada statement, seolah-olah konsep itu bermaksud melindungi alur laut. Ini menimbulkan kekhawatiran juga karena semua alur laut berada di luar perimeter 1.000 mil. Tapi saya yakin konsep 1.000 mil itu untuk pertahanan Jepang, bukan untuk alur laut. Setidaknya untuk perlindungan kaal-kapal Jepang yang berlayar di alur laut sejauh perimeter 1.000 mil. Benarkah dalam pembicaraan dengan Nakasone akan disinggung masalah Cina? Saya rasa akan ada pertukaran pandangan. Nakasone akan memberi informasi tentang Cina. Tapi dalam hal ini inisiatif datang dari mereka, bukan kita. Bagaimana tentang bantuan kerja sama Jepang? Dalam hal ini kita bisa menelusuri pengalaman lama. Dulu waktu PM Fukuda berkunjung ke mari, dia datang dengan Fuksda Plan. Dia menawarkan bantuan 1 milyar yen dimaksudkan untuk proyek bersama ASEAN. Tapi ini belum sepenuhnya dilaksanakan, tersendat-sendat. Kemudian datang Suzuki dengan program empat pasalnya, antara lain, mengutamakan alih teknologi, kerja sama budaya, dan human resources development. Bila Nakasone datang kita tinggal menagih pemenuhan rencana Fukuda dan program Suzuki itu yang sampai sekarang belum sepenuhnya terpenuhi. Ada hal lain yang akan dibicarakan? Ya. Akan dibicarakan gagasan untuk bersama-sama mengembangkan kekayaan hayati laut - marine resources development program. Dilihat dari sudut Indonesia ini merupakan konsekuensi logis dari diakuinya Wawasan Nusantara. Masalahnya, setelah wawasan diakui mau diapakan? Kemampuan teknologi dan permodalan kita sangat terbatas. Di pihak lain Jepang berkeinginan dengan kekayaan hayati ini. Terutama ikan. Jadi diharapkan ada kerja sama Indonesia-Jepang dalam bidang kekayaan laut ini. Gagasannya saja dulu yang akan dibicarakan, persetujuan belum tentu tercapai sekarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus