Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Ribut-ribut Laut Natuna

Pemerintah Cina meminta Indonesia menghentikan pengeboran minyak dan gas alam di perairan Natuna. Cina mengklaim daerah itu masuk wilayahnya.

4 Desember 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Cina meminta Indonesia menghentikan pengeboran minyak di perairan Natuna.

  • PBB tidak mengganti duta besar Myanmar yang dulu ditunjuk oleh pemerintahan Aung San Suu Kyi.

  • Malaysia melanjutkan proyek Jalur Kereta Pantai Timur yang disokong Cina.

Myanmar

PBB Pertahankan Ambasador Pilihan Suu Kyi

SEMBILAN anggota Komite Kredensial Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang bertanggung jawab menyetujui pencalonan duta besar negara anggota PBB, menunda keputusan soal siapa yang akan mewakili Myanmar pada Rabu, 1 Desember lalu. Penundaan itu membuat Kyaw Moe Tun, ambasador yang ditunjuk oleh pemerintahan pimpinan Aung San Suu Kyi, tetap menjadi wakil Myanmar. Diplomat 52 tahun itu mengecam kudeta militer dan memilih terus mewakili pemerintah sipil, yang digulingkan melalui kudeta militer pada 1 Februari lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), pemerintah sipil bawah tanah Myanmar, menyambut baik keputusan komite tersebut. “Kami dapat mengatakan bahwa langkah pertama telah berhasil bagi Kyaw Moe Tun untuk terus mewakili Myanmar sebagai duta besar tetap,” ujar Aung Myo Min, Menteri Hak Asasi Manusia NUG, kepada Myanmar Now, Kamis, 2 Desember lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juru bicara junta militer, Zaw Min Tun, menilai keputusan komite itu tidak mencerminkan kenyataan. Myanmar, kata dia, akan terus mengirimkan calon ambasador baru pengganti Kyaw Moe Tun ke PBB sesuai dengan prosedur diplomatik dan hukum internasional.


Malaysia

Proyek Kereta Listrik Cina Berlanjut

PEMERINTAH Negara Bagian Selangor mengumumkan Jalur Kereta Pantai Timur (ECRL), proyek kereta api Malaysia yang bekerja sama dengan Cina, dilanjutkan setelah sempat mandek. “Saya secara resmi mengumumkan bahwa pemerintah Selangor tidak lagi keberatan dengan penerapan arah ECRL yang melintasi bagian utara Selangor,” kata Menteri Besar Selangor Datuk Seri Amirudin Shari, seperti dikutip Bernama pada Kamis, 2 Desember lalu.

Jalur kereta listrik itu menghubungkan Kota Baru di dekat perbatasan Thailand dan kota-kota sepanjang pantai timur Semenanjung Malaysia hingga Pelabuhan Kuantan, lalu berbelok melintasi Selangor utara ke arah barat hingga Pelabuhan Klang. Jalur yang dijadwalkan selesai pada 2026 itu menelan biaya US$ 12 miliar setelah dinegosiasikan pemerintah dan Malaysia Rail Link Sdn Bhd dengan China Communications Construction Company, yang membangun jalur tersebut.

Proyek yang dimulai pada 2017 ini berjalan tersendat-sendat dan sempat dihentikan pada Juli 2018. Perdana Menteri Mahathir Mohamad ketika itu merundingkan lagi biaya proyek ini dan akhirnya disepakati biayanya dipotong menjadi US$ 11 miliar dari US$ 16 miliar saat diteken pada 2017. Beberapa bulan kemudian, proyek dilanjutkan kembali.


Filipina

Duterte Belum Memutuskan Calon Presidennya

PRESIDEN Filipina Rodrigo Duterte belum menentukan calon presiden yang didukungnya setelah senator Christopher “Bong” Go mundur dari pemilihan presiden 2022. “Presiden akan membuat pilihan dan kita harus memberinya waktu untuk memilih dan memberinya kelonggaran untuk mengumumkannya," kata pejabat juru bicara Presiden dan Sekretaris Kabinet, Karlo Nograles, seperti dikutip kantor berita pemerintah PNA, Jumat, 3 Desember lalu.

Duterte berencana maju sebagai calon wakil presiden dalam pemilihan presiden mendatang. Dia menjagokan Go sebagai calon presiden, tapi pada Selasa lalu Go mengumumkan pengunduran diri. Di negeri itu, pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara terpisah.

Sara Duterte, putri Duterte dan Wali Kota Davao, menyerukan persatuan setelah Go mundur. Sara akan maju sebagai calon wakil presiden melalui Lakas–Christian Muslim Democrats, partai pimpinan mantan presiden Gloria Arroyo. Dia berkoalisi dengan Ferdinand "Bongbong" Romualdez Marcos Jr., putra mantan presiden Ferdinand Marcos yang maju sebagai calon presiden. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus