Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mengapa Mi Instan dari Indonesia Ditolak Masuk ke Taiwan?

Pemerintah Taiwan menahan beberapa produk mi instan dari sejumlah negara, termasuk Indonesia. Apa sebabnya?

9 Juli 2022 | 19.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
INDONESIA: MIE SEDAAP INSTANT KARI SPESIAL BUMBU KARI KENTAL. seriouseats.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Taiwan menahan beberapa produk mi instan dari sejumlah negara, termasuk Indonesia. Tercatat 19 produk impor yang tidak diizinkan masuk negara tersebut berdasarkan rilis yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan Taiwan (FDA). Tujuh dari 19 produk tersebut adalah mi instan dengan total 4.431,96 kilogram yang diimpor dari Indonesia, Jepang, dan Filipina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Focus Taiwan, laporan FDA menunjukkan produk mi instan yang diblokir memiliki kualitas tidak sesuai standar. Residu pestisida dengan jumlah kadar yang berlebihan ditemukan FDA pada produk-produk mi instan impor Filipina, Jepang, dan Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lima di antara tujuh kiriman mi instan tersebut adalah Mie Sedaap. Varian produknya meliputi Mie Sedaap Sup Daging Sapi Instan Cup, Mie Sedaap Sup Ayam Instan Cup, Mie Sedaap Instant Cup Korean Spicy Soup, Mie Sedaap Instant Cup Korean Spicy Chicken, dan Mie Sedaap Sup Laksa Pedas Instan Cup. Total berat kiriman tersebut adalah 4.047,4 kilogram.

Melansir Says, pestisida yang ditemukan adalah etilen oksida, yakni gas yang diproduksi industri. Zat itu dapat ditemukan dalam paket bumbu dan bawang kering yang disediakan dalam kemasan.

Berdasarkan keterangan Asisten Direktur Pusat Manajemen Distrik Utara FDA Taiwan, Lin Xuyang, etilen oksida merupakan pestisida yang tidak dapat dideteksi di Taiwan. Badan Internasional untuk Penelitian Kanker dari Organisasi Kesehatan Dunia juga telah mengklasifikasikan pestisida sebagai karsinogen kelas I.

Paparan jangka panjang terhadap etilen oksida dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan kanker darah. Karena banyaknya kandungan residu etilen oksida yang ditemukan, petugas bea cukai Taiwan dilaporkan akan meningkatkan pemeriksaan impor dari nya 5-10 persen, menjadi 20 persen.

HATTA MUARABAGJA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus