Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 23 April rakyat Rusia memperingati hari kematian presiden pertama mereka Boris Yeltsin yang meninggal dunia pada 2007.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari laman Kementerian Sekretariat Negara Yeltsin meninggal dunia akibat gagal jantung di Central Clinical Hospital pada usia 76 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah Uni Soviet terpecah, Rusia berdiri sebagai sebuah negara pada tahun 1990. Boris Yeltsin menjadi Presiden Pertama negara Rusia yang menjabat dua periode mulai dari 10 Juli 1991 hingga 31 Desember 1999. Yeltsin didapuk sebagai pemimpin negara Rusia yang sebelumnya merupakan seorang politikus karir.
Pada masa pemerintahannya, ia terkenal karena berbagai kontroversi mulai dari pemecatan banyak pejabat, pengetatan kebijakan politil hingga konflik yang terjadi di berbagai wilayah. Yang kemudian diakhiri dengan pengunduran dirinya.
Profil Boris Yeltsin
Dikutip dari artikel yang dirilis Britannica Yeltsin lahir di sebuah kota kecil Sverdlovsk sekarang Yekaterinburg pada 1 Februari 1931. Dirinya berasal dari keluarga petani, hal ini diketahui dari riwayat kakek dan neneknya. Namun, setelah kepemimpinan Stalin hak produksi keluarganya di tanah mereka harus dicabut dan ayahnya harus ditangkap saat gembar-gembor kebijakan pembersihan kala itu.
Tahun 1937 ayah Yeltsin dibebaskan dari kamp penjara Gulag. Kemudian ayahnya menjadi buruh di sebuah pabrik dan disusul oleh dirinya di tempat yang sama. Di pabrik itu, jiwa aktivis Yeltsin lahir bersama kawan seusianya untuk memberontak. Dalam pemberontakan berdarah itu Presiden yang menggulingkan dominasi Mikhail Gorbachev ini harus kehilangan dua jari akibat melempar granat.
Karir Politik
Karir politik Yeltsin dimulai setelah masa pendidikan. Masih dari Britannica pergi ke Institut Politeknik Ural sambil bekerja di berbagai proyek konstruksi di oblast Sverdlovsk dari tahun 1955 hingga 1968. Kemudian ia memutuskan untuk bergabung dengan Partai Komunis pada tahun 1961. Pada tahun 1968 ia mulai bekerja tetap di partai tersebut. Tahun 1976 ia didapuk menjadi sekretaris pertama komtie partai di Oblast Sverdlovsk. Dari situ ia mengenal Gorbachev, yang kemudian menjadi kawannya di kota Stavropol.
Pada tahun 1986 Gorbachev berkuasa, ia memilih Yeltsin untuk memberantas korupsi di organisasi partai Moskow dan mengangkatnya menjadi anggota Politbiro namun hanya sebagai anggota tanpa hak suara pada tahun berikutnya.
Sebagai ketua partai di Moskow, Yeltsin membuktikan diri sebagai seorang reformis yang mampu dan bertekad. Namun, karena perbedaan pendapatan ia mulai menjauhkan diri dari Gorbachev. Setelah itu dia mulai terang-terangan mengkritik lambatnya reformasi di pertemuan partai, menantang partai konservatif, dan bahkan mengkritik Gorbachev sendiri. Karena itu ada harga yang harus dibayar, ia kehilangan jabatannya.
Gebrakan-gebrakan yang ia lakukan selama ia menjabat malah membuat popularitas Yeltsin di masyarakat semakin meroket. Ia memanfaatkan itu untuk membuatnya mendapat suara mengalahkan Gorbachev di pemilihan parlemen tahun 1989. Tahun berikutnya ia meraih kemenangan telak serupa dalam perlombaan untuk parlemen Rusia, menjadi ketua dan kemudian meninggalkan keanggotaannya di Partai Komunis.
Kemenangannya dalam pemilihan presiden republik Rusia yang langsung untuk pertama kalinya Juni 1991 dipandang sebagai tugasnya untuk melakukan reformasi ekonomi. Secara singkat kudeta terhadap Gorbachev oleh komunis garis keras berlangsung pada bulan Agustus tahun 1991.
Kala itu Boris Yeltsin menentang para pemimpin kudeta dan melakukan perlawanan di Moskow sambil menyerukan kembalinya Gorbachev. Ketika kudeta gagal beberapa hari setelah dimulainya, Yeltsin muncul sebagai tokoh politik paling berkuasa di negara tersebut.
SAVINA RIZKY HAMIDA MAGANG PLUS| DELFI ANA HARAHAP | BRITANNICA
Pilihan editor: Hari Ini di 1991 Boris Yeltsin Presiden Pertama Rusia Bertugas, Pernah Menjadi Mentor Putin