Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken tiba di Arab Saudi pada Senin, 29 April 2024 sebagai pemberhentian pertama dalam perjalanan ke Timur Tengah untuk membahas berbagai masalah, termasuk masa depan Gaza setelah serangan Israel dan normalisasi hubungan Arab Saudi dengan Israel.
Blinken dijadwalkan berkunjung ke Arab Saudi, Yordania dan Israel dari 29 April hingga 1 Mei 2024 untuk bertemu dengan para mitranya di kawasan. Ia akan membahas upaya gencatan senjata di Gaza yang menjamin pembebasan sandera dan bagaimana Hamas “menjadi penghalang” antara rakyat Palestina dan gencatan senjata, menurut keterangan dari Departemen Luar Negeri AS.
Dia juga akan membahas peningkatan bantuan kemanusiaan yang dikirimkan ke Gaza dan menggarisbawahi pentingnya memastikan peningkatan tersebut berkelanjutan. Selain itu, diplomat utama AS tersebut akan berbicara tentang pentingnya mencegah eskalasi konflik serta mengupayakan perdamaian abadi di kawasan, termasuk dengan cara pembentukan negara Palestina dan menjamin keamanan Israel.
Selama di Riyadh, Blinken diperkirakan akan bertemu dengan para pemimpin senior Saudi dan mengadakan pertemuan yang lebih luas dengan mitra dari lima negara Arab yaitu Qatar, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yordania. Mereka bakal melanjutkan diskusi mengenai gambaran tata kelola Jalur Gaza setelah perang Israel di sana berakhir, menurut seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri.
Belum ada mekanisme yang jelas mengenai rekonstruksi serta tata kelola Gaza meski pembicaraan tentang itu berlangsung selama berbulan-bulan. Amerika Serikat setuju dengan Israel yang menyatakan bahwa Hamas perlu dibasmi dan tidak dapat lagi berperan dalam masa depan Gaza, namun tidak ingin Israel kembali menduduki jalur tersebut.
Sebaliknya, mereka sedang mempertimbangkan struktur yang akan mencakup reformasi Otoritas Palestina (PA) dengan dukungan dari negara-negara Arab.
Blinken juga akan berdiskusi dengan otoritas Saudi mengenai upaya kesepakatan normalisasi antara Saudi dan Israel yang tertunda. Kesepakatan itu mencakup AS memberikan perjanjian kepada Riyadh mengenai komitmen pertahanan dan keamanan bilateral serta kerja sama nuklir.
Sebagai imbalan atas normalisasi, negara-negara Arab dan Washington mendorong Israel untuk menyetujui pembentukan negara Palestina, namun hal itu berulang kali ditolak oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Dari Riyadh, Blinken akan bertolak ke Yordania dan Israel untuk berupaya memperbaiki situasi kemanusiaan yang kian memburuk di Gaza.
Di Amman, Blinken akan bertemu dengan para pejabat senior Yordania dan kelompok kemanusiaan untuk mendengar tentang apa lagi yang perlu dilakukan untuk memperbaiki keadaan, kemudian menyampaikan masukan tersebut kepada Israel akhir pekan ini.
Pada akhir pekan, ia diperkirakan akan menekan Netanyahu untuk mengambil langkah konkret yang sebelumnya diminta oleh Presiden AS Joe Biden bulan ini untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.
Blinken juga diperkirakan akan mempertemukan negara-negara Arab dengan negara-negara Eropa untuk membahas bagaimana Eropa dapat membantu upaya pembangunan kembali wilayah kantong pesisir tersebut.
Perjalanan Blinken kali ini terjadi sekitar sebulan setelah Biden mengeluarkan peringatan keras kepada Netanyahu, bahwa kebijakan Washington dapat berubah jika Israel gagal mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kerugian warga sipil, penderitaan kemanusiaan dan keselamatan pekerja kemanusiaan.
Para pejabat senior AS dalam beberapa pekan terakhir menyambut baik langkah Israel untuk memperbaiki situasi kemanusiaan, namun berulang kali mengatakan masih banyak yang harus dilakukan.
Dalam panggilan telepon pada Ahad dengan Netanyahu, Biden menyinggung soal persiapan Israel untuk membuka penyeberangan perbatasan baru ke Gaza utara pekan ini, di mana risiko kelaparan masih tinggi.
REUTERS
Pilihan editor: PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini