Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menutup Perbatasan demi Menekan Corona

Jerman menilai penutupan perbatasan bukanlah solusi untuk menekan penyebaran wabah ini.

12 Maret 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas Bea-Cukai di perbatasan Chiasso, Swiss, memantau lalu lintas kendaraan bermotor di pintu perlintasan Swiss-Italia, kemarin. Mereka memantau arus keluar-masuk di perlintasan perbatasan selama wabah virus corona merebak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUMBAI -­ Sejumlah negara menutup perbatasan dengan negara tetangga untuk menekan penyebaran virus corona alias Covid-19. India, misalnya, meningkatkan pembatasan perjalanan dan menutup perbatasan dengan negara tetangga, Myanmar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keputusan itu ditempuh sebagai upaya untuk melawan penyebaran Covid-19 ketika negara-negara di seluruh Asia Selatan melaporkan adanya peningkatan jumlah kasus wabah ini. "Sebagai tindakan pencegahan penularan Covid-19, perbatasan internasional dengan Myanmar ditutup sampai ada pemberitahuan dan perintah lebih lanjut," ujar N. Biren Singh, Kepala Menteri Negara Bagian Manipur, di wilayah timur laut India, yang berbatasan dengan Myanmar, lewat akun Twitter-nya, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

India telah mengkonfirmasi 52 kasus virus ini. Otoritas setempat menyarankan agar warganya menghindari perjalanan yang tidak penting ke negara-negara yang terkena virus tersebut. Pemerintah setempat meminta warganya yang kembali dari luar negeri melakukan karantina sendiri di rumah.

Negara Bagian Kerala, di selatan India, melaporkan tiga kasus baru selama akhir pekan lalu. Otoritas Kerala menutup sekolah-sekolah dan bioskop untuk menghindari penyebaran wabah virus ini. Sekolah-sekolah di dua negara bagian juga ditutup.

Virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, pada akhir Desember lalu. Penyebaran virus ini meluas ke hampir 100 negara. Mongolia menyegel perbatasannya dengan negara tetangga, Cina. Pemerintah negara berpenduduk sekitar 3 juta orang itu juga melarang penerbangan dari Korea Selatan sebagai upaya untuk menjaga virus itu menyerang warganya.

Mongolia melarang siapa pun masuk atau meninggalkan kota-kotanya selama enam hari setelah negara itu melaporkan kasus corona pertama: seorang karyawan perusahaan energi Prancis yang terbang dari Moskow. "Ibu kota Ulaanbaatar dan semua pusat provinsi dikarantina hingga 16 Maret untuk mengekang wabah ini," ujar Wakil Perdana Menteri Mongolia, Enkhtuvshin Ulziisaikhan.

Italia, negara di Eropa yang terkena dampak terburuk setelah Cina, telah menutup perbatasan dan mengkarantina seluruh wilayahnya. Pemerintah Negeri Piza ini akan meningkatkan pengeluaran untuk membantu perekonomian akibat dampak virus corona. Italia menyisihkan 25 miliar euro atau sekitar Rp 400 triliun untuk membantu mengurangi dampak ekonomi akibat wabah mematikan ini. "Itu tidak akan segera digunakan. Tapi tentu saja dana itu disiapkan untuk mengatasi semua kesulitan darurat ini," ujar Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte kepada wartawan seusai rapat kabinet.

Jumlah korban corona di Italia mencapai 10.149 kasus dan 631 kematian yang dikonfirmasi sejak penularan itu terungkap di wilayah utara Lombardy, kawasan Italia yang kaya, pada 21 Februari lalu.

Swiss juga menutup sembilan penyeberangan perbatasan dengan Italia. Meski begitu, pejabat federal­ di Bern enggan memerintahkan penutupan karena adanya lebih dari 70 ribu pekerja dari Italia utara. "Perbatasan ke Italia tetap terbuka untuk komuter lintas-perbatasan dengan izin kerja," demikian­ pernyataan­ pemerintah Swiss. Para penjaga perbatasan­ langsung memeriksa para pengunjung dan mendesak para pelancong dari Italia untuk kembali ke rumah jika tidak melakukan perjalanan penting.

Di kawasan Asia tenggara, Thailand untuk sementara menangguhkan penerbitan visa kepada pengunjung dari 19 negara dan wilayah, termasuk Cina. Penangguhan itu merupakan langkah yang diberlakukan di negara Asia Tenggara yang bergantung pada pariwisata.

"Kedutaan Besar Thai­land akan memastikan tidak ada orang sakit yang akan melakukan perjalanan ke Thailand," ujar Menteri Dalam Negeri Thailand Anupong Paochinda. Thailand telah melaporkan 59 kasus corona dan satu kematian.

Adapun Jerman menilai penutupan perbatasan bukanlah solusi untuk menekan wabah ini.

Menteri Kesehatan Jer­­man Jens Spahn me­nga­­takan­ penutupan­ per­ba­tasan­ Jerman untuk mencegah penyebaran virus tidak akan membuahkan­ hasil. Dia menolak un­tuk mengikuti negara­ tetangganya,­ ­Austria, yang menolak masuknya pengunjung­ dari Italia. Jerman telah melaporkan 1.296 kasus corona dan dua kematian.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada pekan lalu menyatakan pembatasan perbatasan tidak efektif dan bahkan mengganggu bantuan yang dibutuhkan. Kebijakan ini, menurut WHO, juga mengganggu bisnis dan mungkin berpengaruh negatif secara sosial dan ekonomi bagi negara-negara yang terkena dampak. REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA | STRAITS TIMES | SUKMA LOPPIES


Menutup Perbatasan demi Menekan Corona

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus