Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Merantai iblis

Larangan ceramah di kedah, perlis, kelautan dan trenggana. kegiatan pas sebagai oposan menonjol sejak program menyerang dilancarkan. (ln)

18 Agustus 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH menangkap tiga tokoh pemuda PAS (Partai Islam se-Malaysia) awal Juli, pemerintah federal memberlakukan larangan berkumpul di negara bagian Kedah dan Perlis mulai Senin pekan lampau. Ceramah-ceramah, secara khas disebut sebagai pertemuan politik di balik pintu tertutup, akan ditindak. Penjabat PM merangkap Mendagri Datuk Musa Hitam menyatakan, larangan itu hanya tindakan sementara untuk menamankan penduduk dari provokasi yang blsa memancing kekerasan. Wakil ketua PAS Ustaz Fadzil Nor bukan saja meragukan keabsahan larangan, tapi juga menentangnya. Menurut Fadzil, hal itu menimbulkan kesan bahwa Kedah dan Perlis berada dalam keadaan darurat. Tapi pemerintah menafsirkan "tantangan" tokoh PAS itu sebagai ancaman Selang tiga hari, larangan berpolitik juga dlberlakukan d Kelantan dan Trengganu. Kabar-kabar selentingan malah menyebutkan bahwa larangan serupa bisa dikenakan ke seluruh negeri. Tampaknya situasi politik di Malaysia lagi gawat. Ada apa? Dalam suatu kesempatan, Musa Hitam memperingatkan supaya, "Mata dibuka lebar-lebar terhadap perbuatan iblis yang dilakukan oleh beberapa golongan penduduk." Menurut Musa, ada yang selalu mengipas-ngipas sentimen kedaerahan. Juga ada yang menaburkan benih perpecahan melalui ajaran agama yang sesat. Lebih tajam lagi ia menuding golongan tertentu yang membangkitkan isu-isu anti-pemerintah dan mencoba mengobarkan revolusi bersenjata di negeri itu. Golongan itu adalah partai oposisi, PAS yang sejak April mengadakan serangkaian ceramah intensif di keempat negara bagian: Kedah, Perlis, Kelantan, dan Trengganu. Tujuannya menggerakkan perhatian rakyat ke satu sasaran: membangun negara Islam di Malaysia. Kegiatan PAS ini makin lama kian menjadi-jadi. Di Kuala Trengganu, satu malam saja ceramah kabarnya diselenggarakan sampai 12 kali. Jumlah kaset dan pamflet yang "mengutuk" pemerintah dilipatgandakan. Yang diserang terutama kebijaksanaan ekonomi Mahathir, seperti Bank Islam, Amanah Saham Nasional, dan Melihat ke Timur. Kritik tajam juga ditujukan kepada Mahathir, Musa Hitam, dan Menteri Pendidikan Anwar Ibrahim.- Suasana menjadi lebih seru karena poster Khomeini makin banyak dipasang, baik di tempat ceramah dan seminar. Mereka yang hadir banyak pula mengenakan baju kaus bergambar Khomeini. Gencarnya ceramah, menurut Fadzil Nor adalah wajar. Mereka membicarakan agama karena mereka umat Islam. Tapi dikatakannya, partai tidak bertanggung jawab untuk perbuatan beberapa anggota yang salah tafsir terhadap isi ceramah. Soal poster dan kaus Khomeini, PAS mengaku tidak tahumenahu. PAS juga membantah terlibat dengan kaum ekstremis agama seperti dituduhkan pada mereka sebelumnya. Kaum ekstremis ini konon mengobarkan revolusi dan menggalakkan isu pembentukan pemerintah model Khomeini di Iran. BERITA terakhir dari Alor Star, Kedah, mengabarkan bahwa PAS akan mengirim surat kepada Datuk Musa Hitam memohon agar larangan ceramah dicabut. Diduga, ini tidak akan dilayani Kuala Lumpur. Soalnya, PAS dianggap sudah terlalu lama dan terlalu leluasa menentang pemerintah. Dalam beberapa ceramah bahkan ada yang berani berkata, "Mana itu polisi, boleh coba menangkap kami." Bahkan, kabarnya, polisi diejek sebagai anjing-anjing pemerintah. Datuk Musa berpendapat, "keberanian" serupa itu bisa berubah menjadi ancaman terhadap perdamaian dan keamanan umum. Kegiatan PAS memang menonjol sejak "program menyerang" dilancarkan April lalu. Walau demikian, partai oposisi ini, menurut pengamat di Kuala Lumpur, masih terlalu gurem untuk bisa disebut berbahaya. Yang menarik adalah keterangan tokoh PAS Trengganu, Haji Hadi Awang, yang menyatakan bahwa larangan ceramah sebenarnya dimaksudkan untuk melindungi UMNO (partai pemerintah). Rekannya Haji Mustafa Ali bicara lebih berani. "Sebelum pemilu pemerintah bermaksud meringkus PAS," katanya. Tapi pemilu itu masih lama, menurut rencana dua tahun lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus