Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gautam Adani, miliarder terkaya kedua di Asia, didakwa di New York, Amerika Serikat karena kasus penyuapan dan penipuan bernilai miliaran dolar. Adani adalah warga negara India yang dijerat di Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Reuters, pihak berwenang mengatakan Adani dan tujuh terdakwa lainnya, termasuk keponakannya Sagar Adani, setuju membayar suap sekitar US$ 265 juta kepada pejabat pemerintah India untuk mendapatkan kontrak proyek pembangkit listrik tenaga surya. Proyek tersebut diharapkan menghasilkan keuntungan US$ 2 miliar selama 20 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jaksa juga mengatakan keluarga Gautam Adani dan seorang eksekutif lain di Adani Green Energy, mantan CEO Vneet Jaain, mengumpulkan lebih dari US$ 3 miliar dalam bentuk pinjaman dan obligasi. Mereka dituduh menyembunyikan korupsi dari kreditur dan investor.
Menurut dakwaan, Gautam Adani dijuluki dengan nama sandi "Numero uno" dan "orang besar." Adapun keponakannnya Sagar Adani diduga menggunakan ponselnya untuk melacak informasi spesifik tentang suap tersebut.
Adani Group tidak segera mengkonfirmasi tuduhan yang diumumkan pada Kamis pagi itu. Belum ada keterangan resmi pula dari Kedutaan Besar India di Washington.
Gautam Adani, Sagar Adani, dan Jaain didakwa melakukan penipuan sekuritas, konspirasi penipuan sekuritas, dan konspirasi penipuan lewat kawat. Keluarga Adani juga didakwa dalam kasus perdata Komisi Sekuritas dan Bursa AS.
Lima terdakwa lainnya didakwa berkonspirasi untuk melanggar Undang-Undang Praktik Korupsi Asing dan undang-undang antisuap AS. Empat orang lainnya didakwa berkonspirasi untuk menghalangi keadilan.
Tak satu pun terdakwa yang ditahan, kata juru bicara Jaksa AS Breon Peace di Brooklyn. Gautam Adani diyakini berada di India.
Menurut Forbes, Adani yang berusia 62 tahun memiliki kekayaan senilai US$ 69,8 miliar. Ia merupakan salah satu dari sedikit miliarder yang secara resmi dituduh melakukan tindak pidana di Amerika Serikat.
Kekayaannya menjadikan dia orang terkaya ke-22 di dunia, dan terkaya kedua di India setelah Reliance Industries.
Ia tumbuh di negara bagian Gujarat, India, dan putus sekolah pada usia 16 tahun. Adani lalu mendirikan Adani Group pada 1988 sebagai perusahaan perdagangan komoditas. Ia membangun kerajaan bisnis yang mencakup bandara, pelabuhan pengiriman, pembangkit listrik, transmisi energi, dan perusahaan pertambangan.
Tuduhan tersebut diumumkan beberapa jam setelah Adani pada hari Rabu mendapatkan US$ 600 juta dari hasil penjualan obligasi hijau berdurasi 20 tahun.
Pilihan editor: Dubes AS Belajar Bahasa Indonesia lewat Bocor Alus Politik Tempo