Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Militer ASEAN ?

Keadaan di perbatasan hailand-Kampuchea gawat, bila terjadi pertempuran di wilayah Thailand karena serangan Vietnam, maka sesama anggota ASEAN akan membantu secara militer. (ln)

16 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIDAK ada rencana semula untuk ASEAN terlibat dalam soal militer. Tapi ke arah itu kini terbayang, karena gawatnya keadaan di perbatasan Thailand-Kampuchea. Soalnya ialah pasukan Pol Pot (Khmer Merah) dalam keadaan terdesak di sepanjang perbatasan itu. Adakalanya karena dikejar, mereka melimpah ke wilayah Thailand, mengikuti arus pengungsi, kemudian kembali lagi ke Kampuchea menghadapi pasukan Heng Samrin yang dibantu Vietnam. Bagaimana kalau akhirnya pertempuran terjadi di wilayah Thailand? Jika itu terjadi, demikian PM Kriangsak Chomanan pekan lalu, sesama anggota ASEAN "akan membantu kami," secara militer. PM Thailand itu mengungkapkan kemungkinan tersebut setelah berbicara dengan PM Singapura Lee Kuan Yew yang singgah di Bangkok menuju Jerman Barat. Dia tidak mendetil. Tapi dia mengatakan gagasan aliansi militer untuk ASEAN belum saatnya sekarang ini. Secara bilateral sesama anggota ASEAN sudah terjalin kerjasama militer, termasuk latihan bersama di wilayah perbatasan. "Jika pemerintah (negara-negara) ASEAN menghendaki latihan bersama, kenapa kita tidak bisa melakukannya? Tapi kita harus menunggu saatnya yang tepat," tambah Kriangsak. Pergolakan di Kampuchea belum tentu akan selesai segera. Rezim Pol Pot yang sudah terguling ternyata masih diakui di luar Kampuchea, misalnya oleh ASEAN, dan masih terdaftar di PBB. Ini sampai menjadi persoalan pula dalam sidang Biro Koordinasi gerakan non-blok di Kolombo pekan lalu. Pihak ASEAN berpendapat delegasi Pol Pot masih berhak mewakili Kampuchea dalam non-blok itu. Pihak Vietnam menentang sikap ini. Alasannya, rezim Heng Samrin yang berkuasa di Phnom Penh sepantasnya mewakili Kampuchea. Sikap ASEAN tercermin dari pidato Rahim Ishak, Menteri Negara Singapura urusan Luar Negeri. Jika kursi Kampuchea tidak diberikan pada delegasi Pol Pot, katanya, berarti orang membenarkan intervensi Vietnam di negeri itu. Sedang ASEAN tetap menuntut supaya "pasukan asing" (baca: Vietnam) ditarik dari Kampuchea.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus