KABUL mengadakan jam malam dari mulai magrib sampai subuh, suatu
tanda ibukota Afghanistan itu sedang resah dan terancam.
Pemberontakan terhadap pemerintahan Presiden Nur Mohammad
Taraki yang pro-Moskow pekan lalu diberitakan sudah terjadi di
seluruh 28 propinsi negeri itu.
Moskow, baru saja menyatakan Afghanistan sebagai anggota
"Komunitas Sosialis" -- berarti masuk dalam pengaruh doktrin
Brezhnev. Dengan doktrin itu, seperti terjadi dalam invasi
Soviet ke Czechoslovakia, "Komunitas Sosialis" merasa berhak
campur tangan bila suatu rezim anggotanya terancam.
Uni Soviet diketahui cenderung memulai campur tangan itu dengan
cara menuduh Pakistan telah membantu gerakan pemberontak
bersenjata di Afghanistan. Pravda, suara resmi di Moskow,
menyatakan Uni Soviet tidak bisa "berdiam diri" terhadap konflik
"di wilayah yang terdekat dengan negeri kita."
Sukses
Sekarang baru ada kehadiran ribuan "penasehat" Soviet di
Afghanistan untuk mencoba menyelamatkan rezim Taraki yang
merebut kekuasaan April 1978. Dengan makin meluasnya
pemberontakan oleh kaum suku beragama Islam, rezim Taraki
kelihatan akan sukar bertahan. Dilemma bagi Moskow ialah apakah
ia akan mengambil risiko untuk membiarkan Afghanistan terlepas
dari lingkungan kekuasaan Soviet, atau apakah ia akan melibatkan
diri lebih besar dalam pertempuran dengan pemberontak Islam --
yang mungkin berlarut.
Pakistan, walaupun secara resmi membantah tuduhan Soviet,
ternyata memberi perlindungan pada kaum pelarian -- lebih
100.000 jumlahnya -- dari Afghanistan. Kaum pelarian itu
sebagian kembali lagi ke Afghan dalam keadaan bersenjata dan
sudah terlatih.
Pemberontak Afghan, demikian berita dari wilayah Pakistan, kini
mempunyai kekuatan 40.000 orang yang berdiam di kedua belah
perbatasan. Jumlah itu diharapkannya meningkat terus. Sejumlah
bekas perwira Afghan turut memimpin gerakan pemberontak itu. Dan
mereka diberitakan sukses dalam berbagai pertempuran.
Berita pemberontak yang tertangkap di New Delhi pekan lalu
menyebut mereka bahkan berhasil menembak jatuh tiga lagi pesawat
MIG-21. Dengan apa ditembak Kaum suku itu diduga mempunyai
missiles (peluru) yang direbut dari pos militer Afghan. Selain
merebut, kaum pemberontak pun mendapat tambahan senjata dari
tentara resmi Afghan yang membelot.
Kabul masih utuh. Namun pekan lalu tersiar berita bahwa Presiden
Taraki dan para menteri seniornya sudah mengungsi dari ibukota
itu ke suatu pangkalan militer, 19 km ke utara. Anggota keluarga
mereka bahkan sudah dikirim ke Moskow.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini