Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mereka Mengungsi Dari Kabul

Rezim Taraki yang pro Moskow terancam. Pemberontak suku beragama Islam bertambah kuat. Uni Soviet menuduh Pakistan membantu gerakan pemberontak Afghanistan. Presiden Taraki, dan menteri-menteri mengungsi. (ln)

16 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KABUL mengadakan jam malam dari mulai magrib sampai subuh, suatu tanda ibukota Afghanistan itu sedang resah dan terancam. Pemberontakan terhadap pemerintahan Presiden Nur Mohammad Taraki yang pro-Moskow pekan lalu diberitakan sudah terjadi di seluruh 28 propinsi negeri itu. Moskow, baru saja menyatakan Afghanistan sebagai anggota "Komunitas Sosialis" -- berarti masuk dalam pengaruh doktrin Brezhnev. Dengan doktrin itu, seperti terjadi dalam invasi Soviet ke Czechoslovakia, "Komunitas Sosialis" merasa berhak campur tangan bila suatu rezim anggotanya terancam. Uni Soviet diketahui cenderung memulai campur tangan itu dengan cara menuduh Pakistan telah membantu gerakan pemberontak bersenjata di Afghanistan. Pravda, suara resmi di Moskow, menyatakan Uni Soviet tidak bisa "berdiam diri" terhadap konflik "di wilayah yang terdekat dengan negeri kita." Sukses Sekarang baru ada kehadiran ribuan "penasehat" Soviet di Afghanistan untuk mencoba menyelamatkan rezim Taraki yang merebut kekuasaan April 1978. Dengan makin meluasnya pemberontakan oleh kaum suku beragama Islam, rezim Taraki kelihatan akan sukar bertahan. Dilemma bagi Moskow ialah apakah ia akan mengambil risiko untuk membiarkan Afghanistan terlepas dari lingkungan kekuasaan Soviet, atau apakah ia akan melibatkan diri lebih besar dalam pertempuran dengan pemberontak Islam -- yang mungkin berlarut. Pakistan, walaupun secara resmi membantah tuduhan Soviet, ternyata memberi perlindungan pada kaum pelarian -- lebih 100.000 jumlahnya -- dari Afghanistan. Kaum pelarian itu sebagian kembali lagi ke Afghan dalam keadaan bersenjata dan sudah terlatih. Pemberontak Afghan, demikian berita dari wilayah Pakistan, kini mempunyai kekuatan 40.000 orang yang berdiam di kedua belah perbatasan. Jumlah itu diharapkannya meningkat terus. Sejumlah bekas perwira Afghan turut memimpin gerakan pemberontak itu. Dan mereka diberitakan sukses dalam berbagai pertempuran. Berita pemberontak yang tertangkap di New Delhi pekan lalu menyebut mereka bahkan berhasil menembak jatuh tiga lagi pesawat MIG-21. Dengan apa ditembak Kaum suku itu diduga mempunyai missiles (peluru) yang direbut dari pos militer Afghan. Selain merebut, kaum pemberontak pun mendapat tambahan senjata dari tentara resmi Afghan yang membelot. Kabul masih utuh. Namun pekan lalu tersiar berita bahwa Presiden Taraki dan para menteri seniornya sudah mengungsi dari ibukota itu ke suatu pangkalan militer, 19 km ke utara. Anggota keluarga mereka bahkan sudah dikirim ke Moskow.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus