Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Memadati jalan-jalan di New Delhi, India, ribuan orang menyambut kedatangan pemenang pemilihan umum parlemen, Narendra Modi, Sabtu pagi dua pekan lalu. Modi, 63 tahun, terbang dari kediamannya di Negara Bagian Gujarat menuju bandara Delhi untuk merayakan kemenangan partai yang dipimpinnya, Bharatiya Janata Party (BJP). Para pendukung yang sudah tak sabar menyambutnya terlihat bergembira menari, menyalakan petasan, dan membagi-bagikan permen khas India.
Dari mobilnya, Modi melambaikan tanda kemenangan sambil menebar senyum selama perjalanan dari bandara menuju markas partainya di New Delhi. Ribuan pendukung berbaris memenuhi jalan-jalan, mengenakan kaus bergambar wajahnya. Modi disambut bak pahlawan, sehingga polisi tampak kewalahan menghadang para pendukung yang berusaha mendekat. "Saya sangat senang karena semua warga India ingin pemerintahan yang kuat," kata Modi, yang disambut meriah pendukungnya.
Sebelum merayakan kemenangan di markas partainya, Modi lebih dulu mengunjungi ibunya yang sudah tua di Gandhinagar, ibu kota Gujarat. Sang ibu menyuapkan manisan kepadanya dan memberi berkat saat mereka duduk di luar teras rumah, disaksikan anak-anak, simpatisan, dan media.
Kemenangan BJP, partai nasional Hindu, merupakan sejarah baru bagi India dalam 30 tahun terakhir, karena keberhasilannya mengantongi suara mayoritas di parlemen. Terakhir kali kemenangan serupa dicapai Partai Kongres pada 1984. Dalam kemenangannya kali ini, BPJ meruntuhkan dominasi partai yang dipimpin keluarga dinasti Jawaharlal Nehru dan Indira Gandhi itu. Partai Kongres mendominasi parlemen dan pemerintahan sejak kemerdekaan India pada 1947.
"Modi adalah singa kami! Dia akan bekerja untuk rakyat India, dia akan bekerja untuk pembangunan, dan dia akan mengabdi untuk semua masyarakat India," ucap Om Dutt, 39 tahun, seorang pemilik toko, dengan semangat memancarkan suatu harapan.
Pemilu parlemen di India berlangsung selama lima minggu, mulai 7 April hingga 12 Mei 2014. Jumlah pemilih yang memberikan suara dalam pemilu sembilan tahap itu mencapai 66,38 persen, angka partisipasi terbesar setelah pemilu 1984. Sebanyak551 juta rakyat India menentukan pilihan mereka melalui 1,8 juta mesin pemungut suara untuk memilih calon anggota Lok Sabha, majelis rendah parlemen, yang diperebutkan 8.251 orang.
Berdasarkan hasil penghitungan suara resmi yang diumumkan melalui stasiun televisi NDTV pada Jumat malam dua pekan lalu, BJP meraih 282 kursi. Partai Kongres hanya meraih 44 kursi-hasil terburuk sepanjang sejarah partai itu. Modi pun terpilih menjadi Perdana Menteri India, menggantikan Manmohan Singh.
Juru bicara Partai Kongres, Priyanka Chatturvedi, mengatakan kekalahan partainya akibat kegagalan dalam berkomunikasi selama 10 tahun berkuasa. "Kami memberikan pertumbuhan dan begitu banyak hal lain, tapi lingkungan menyebabkan masyarakat merasa tidak ada yang kami lakukan," katanya.
Dengan perolehan suara mayoritas, Modi berhak menjalankan pemerintahan tanpa berkoalisi dengan partai lain. Syarat koalisi menyebutkan partai meraih kurang dari 272 kursi di parlemen. Dengan hasil yang ada, BJP dan partai-partai sekutunya dengan mudah berhasil mengantongi 337 kursi parlemen dari total 543 kursi yang tersedia.
Kemenangan itu tak lepas dari kerja keras langsung Modi. Sejak dicalonkan sebagai perdana menteri pada September lalu, dia sekaligus memimpin kampanye BJP. Dia menyusun strategi kampanye yang membidik kaum muda dan pemilih pemula dengan memanfaatkan media sosial Twitter. Menurut LA Times, Modi, yang sudah 12 tahun menjabat Menteri Utama Gujarat, dengan penuh semangat berkampanye di media sosial secara cerdas dan selaras.
Penggunaan media sosial Twitter kemudian ditempuh untuk menjaring suara dua pertiga anak muda India di bawah usia 35 tahun, yang tak memiliki memori banyak tentang peran Partai Kongres. Saat pengumuman resmi kemenangan partainya pun Modi memanfaatkan Twitter. "India telah menang. Hari-hari yang lebih baik akan datang," tulisnya, yang langsung memecahkan rekor sebagai pesan yang paling banyak dicuitkan ulang di negara itu.
Modi juga berkampanye menggunakan teknologi tinggi, yang menjadi perbincangan hangat di India, karena memanfaatkan teknologi hologram. Modi menggunakannya untuk menemui lima juta lebih calon pemilih dalam dua minggu terakhir kampanye di India.
Dengan teknologi hologram itu, Modi dapat mengadakan 100 aksi kampanye bersamaan. Dia dapat berkampanye dan berbicara langsung kepada calon pemilihnya di kota-kota terpencil tanpa harus hadir di depan mereka.
Seperti dilansir The Telegraph, Modi menggunakan teknologi hologram untuk memberikan enam pidato di 1.450 lokasi selama masa kampanye pemilu, yang memungkinkan dia menarik lebih dari 14 juta pemilih tambahan. Modi melakukan kampanye serupa saat pemilu Gujarat pada 2012, yang mengantarkannya menduduki kursi menteri utama negara bagian itu untuk keempat kalinya.
Untuk mempromosikan dirinya dan BJP, Modi terbang lebih dari 300 ribu kilometer dan menghadiri 457 acara kampanye. Dalam setiap kampanyenya, dia mengubah gaya kampanye India yang identik dengan pesta menjadi rapat akbar yang penuh kesederhanaan.
Namun, yang paling utama, dalam setiap kampanyenya, Modi selalu menjanjikan pertumbuhan ekonomi, pembukaan lapangan kerja, pemberantasan korupsi, pemerintahan yang efisien, hingga reformasi pasar tenaga kerja dan perpajakan. Ini yang membuatnya berprestasi di Gujarat. Selama menjabat menteri utama, dia banyak dipuji karena mengubah negara bagian itu menjadi kekuatan ekonomi besar dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 8,68 persen per tahun pada 2001-2010.
Banyak pemilih menyatakan berharap Modi akan menerapkan transisi serupa di tingkat nasional. "Mengingat betapa kita telah dijarah dan dikhianati dalam 10 tahun terakhir, dia membangkitkan harapan masa depan yang lebih baik dan pemerintahan yang lebih baik, terutama jika melihat catatannya di Gujarat," kata Ajay Joshi, karyawan bank berusia 24 tahun.
Pemerintahan yang berkuasa selama ini dinilai gagal mendorong pertumbuhan ekonomi, dibayang-bayangi korupsi, serta gagal mengendalikan inflasi dan mencegah menyempitnya lapangan kerja. Padahal setidaknya India membutuhkan 10 juta tambahan lapangan kerja setiap tahun hanya untuk para pencari kerja baru.
Para pendukung Modi banyak berasal dari kaum muda di bawah 35 tahun. Kalangan ini sangat optimistis kepemimpinan Modi akan menciptakan pemerintahan yang jujur, sistem administrasi yang efisien, dan reformasi ekonomi yang berjalan baik.
Menurut pakar pencitraan dan komentator sosial Santosh Desai, jutaan pemilih di India lebih mengenal Modi dibanding para kandidat lokal parlemen di BJP. "Pemasaran nama Modi selama pemilu ini sudah cukup luar biasa. Tidak hanya pemasaran produk, tapi segala bentuk pemasaran, hanya ada dia di mana-mana," katanya.
Selama enam bulan terakhir, tim Modi gencar berkampanye di setiap pelosok negeri, menggunakan saluran televisi, radio, Internet, hingga telepon seluler, baik di perkotaan maupun pedesaan. Tim berusaha menjadikan nama Modi sebagai bagian dari pusaran utama dalam pemilu dengan mempromosikan alternatif program baru kepada masyarakat.
Tim kampanye BJP mengakui cara itu sangat efektif. Pemberitaan media juga turut membantu strategi promosi bagi Modi dan partainya. Tim berusaha memproyeksikan Modi sebagai pemimpin reformis yang mampu mengendalikan inflasi, mencegah korupsi, dan mengatasi pengangguran. "Perjalanan bermil-mil, kampanye dari pintu ke pintu, dan koneksi sosial menjadikan semuanya berhasil," kata Dharmendra Pradhan, Manajer Kampanye BJP di Bihar.
Toh, kemenangan itu bukan tanpa kekhawatiran. Beberapa kalangan menganggap Modi sebagai tokoh sektarian yang cenderung otoriter. Sebagai Gubernur Gujarat, Modi dituduh terlibat bahkan mendorong kerusuhan pada 2002, yang menewaskan sekitar 1.000 orang, mayoritas kaum muslim. Kerusuhan dipicu oleh pembakaran sebuah kereta yang membawa peziarah Hindu-akibatnya 59 orang tewas. Penyelidikan Mahkamah Agung tak menemukan bukti yang cukup kuat mengenai tuduhan itu. Modi juga selalu membantah terlibat.
Para pejabat senior BJP berusaha meredakan kekhawatiran atas tuduhan itu. Ravi Shankar Prasad, pemimpin senior BJP, mengatakan kepada The Guardian, India akan menjadi kekuatan yang bermartabat di bawah pemerintahan partainya. "Biarkan pekerjaan kami yang membuktikannya. Gujarat memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi bagi umat Islam di negara ini. Modi akan memimpin India dan seluruh rakyat India," kata Prasad.
Janji-janji Modi melambungkan harapan rakyat dan investor. "Jika dia mampu membentuk kabinet yang lebih ramping tapi kuat, berarti pemerintah India akan jauh lebih berperan. Dia berjanji menjalankan pemerintahan yang efektif, dan kami sangat menanti hal itu," kata Navneet Munot, Ketua Pejabat Investasi SBI Funds.
Namun, bagi pengamat, dengan banyaknya pekerjaan yang harus dibenahi, Modi bakal tak bisa bersantai-santai begitu dilantik pada Senin pekan ini. "Rakyat tidak akan memberi dia waktu yang banyak untuk mewujudkan programnya. Dalam agenda reformasi, Modi harus bergerak sangat cepat," kata Neerja Chowdhury, analis politik, seperti dikutip Reuters.
Rosalina (BBC News, India Times, LA Times, The Guardian, SBS News)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo