Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AMERIKA SERIKAT
Abu Hamza Dipenjara Seumur Hidup
Imam masjid di London, Abu Hamza al-Masri, divonis penjara seumur hidup atas tuduhan aksi terorisme di New York, Senin pekan lalu. Juri di pengadilan federal merundingkan nasib pengkhotbah anti-Barat itu selama dua hari. Para juri yang terdiri atas delapan laki-laki dan empat perempuan akhirnya memutuskan pria 56 tahun itu bersalah atas 11 dakwaan terorisme.
Dakwaan tersebut di antaranya tuduhan menyediakan telepon satelit dan menyarankan milisi Yaman menculik 16 turis Barat pada 1998. Operasi ini menyebabkan kematian empat sandera.
Selain itu, Hamza dinyatakan bersalah karena mengirim dua pengikutnya ke Oregon untuk mendirikan fasilitas pelatihan milisi pada 2000-2001. Ia juga dituduh mengirim asosiasi ke Afganistan untuk membantu Al-Qaidah dan Taliban pada 2001.
Pengacara Hamza, Joshua Dratel, mengatakan kasus ini hanya didasari khotbah Hamza di Masjid Finsbury Park, London. Khotbah ini kemudian dianggap sebagai salah satu suara Islam radikal yang paling menonjol di London. Menurut Dratel, kata-kata Hamza banyak dimainkan, termasuk pernyataan-pernyataan dalam wawancara yang menyatakan dia mendukung aksi 11 September 2001-serangan yang menewaskan hampir 3.000 warga Amerika Serikat.
MESIR
Penjara Tiga Tahun untuk Mubarak
Presiden Mesir terguling, Husni Mubarak, divonis hukuman penjara tiga tahun karena menggelapkan dana publik untuk merenovasi rumah-rumah pribadi keluarganya. Selain Mubarak, dua anaknya turut divonis penjara atas tuduhan yang sama. Alaa dan Gamal masing-masing divonis penjara empat tahun. Dua tersangka lain dalam kasus korupsi ini dibebaskan dari segala tuduhan.
"Dia (Mubarak) seharusnya memperlakukan orang-orang dengan posisi sama. Bukannya mematuhi konstitusi dan undang-undang, dia malah memberi diri dan anak-anaknya kebebasan mencuri dana publik," kata Osama Shaheen, hakim yang membacakan vonis, seperti dilansir Reuters pada Rabu pekan lalu.
Mubarak bersama kedua anaknya dituduh menggelapkan lebih dari US$ 17 juta (sekitar Rp 187 miliar) selama periode delapan tahun, yang berakhir pada 2011. Dana itu seharusnya digunakan untuk merawat Istana Kepresidenan Mesir, tapi justru digunakan buat merenovasi rumah mewah pribadi mereka.
Pengadilan Kairo juga menjatuhkan denda kepada Mubarak dan kedua putranya total lebih dari US$ 20 juta untuk mengganti kerugian negara. Ini di luar US$ 17 juta yang sudah mereka bayarkan sebelumnya.
Dua tahun lalu, pengadilan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Mubarak atas keterlibatannya dalam pembantaian pengunjuk rasa saat terjadi pergolakan menentang kekuasaannya pada 2011. Tapi vonis ini kalah dalam banding.
RUSIA
Putin Tarik Pasukan dari Perbatasan Ukraina
Rusia menarik pasukannya dari wilayah dekat perbatasan barat Ukraina. Presiden Vladimir Putin telah meminta kepala pertahanannya memerintahkan penarikan ini setelah latihan di wilayah Rostov, Belgorod, dan Bryansk dekat Ukraina usai. "Saya memberi perintah untuk menempatkan mereka ke basis permanen mereka. Kini Kementerian Pertahanan telah menarik mereka keluar dari sana," ujar Putin, seperti dilansir RIA Novosti, Rabu pekan lalu.
Menurut Putin, penarikan pasukan itu dilakukan agar pelaksanaan pemilihan Presiden Ukraina pada Ahad pekan lalu bisa berjalan lancar. Penarikan pasukan Rusia itu, kata dia, demi menjaga kondisi kelancaran pemilihan Presiden Ukraina dan menghindari spekulasi bahwa Rusia menggertak Ukraina dengan kekuatan militer.
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov membenarkan kabar bahwa penarikan pasukan dari basis-basis sementara dekat Ukraina sudah berjalan. Pasukan yang ditarik itu akan melanjutkan latihan pada 1 Juni mendatang.
Kantor Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan unit-unit militer telah menghabiskan waktu 24 jam untuk membongkar kamp latihan, mengepak perlengkapan tempur, dan menyiapkan kendaraan militer. "Saat ini mereka sedang bergerak menuju stasiun kereta dan lapangan terbang untuk kembali ke pangkalan."
Namun Amerika Serikat mengaku tak menerima bukti apa pun yang bisa membenarkan adanya penarikan pasukan dari wilayah dekat perbatasan Ukraina. Juru bicara Pentagon, Laksamana Muda John Kirby, mengatakan memang melihat pergerakan unit militer, tapi dalam jumlah sangat kecil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo