Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Thailand
Penyitaan Aset Thaksin Ditinjau
Mahkamah Agung Thailand menerima peninjauan ulang tentang penyitaan aset 46 juta baht yang diajukan mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra. ”Keputusan akan dibacakan pada sidang pleno 11 Agustus,” ujar salah satu anggota staf Mahkamah Agung Thailand, Kamis pekan lalu.
Keputusan ini terkait dengan pengajuan permohonan banding dan bukti-bukti setebal 249 halaman oleh pengacara Thaksin, Chatthip Tanthaprapas, pada 26 Maret lalu. Di saat yang sama, pengacara mantan istri Thaksin dan anak-anaknya juga melakukan hal yang sama.
Sebelumnya Mahkamah Agung Divisi Kriminal bagi pemegang hak politik memutuskan menyita aset senilai 46 miliar baht dari 76 miliar baht yang dimiliki Thaksin. Aset tersebut dinilai Mahkamah Agung sebagai akumulasi dari korupsi yang dilakukan Thaksin.
Beberapa saksi dari pihak Thaksin menyatakan bahwa kebijakan yang dikeluarkan Thaksin selama menjadi perdana menteri sejak 2001 hingga 2006 tidak ada yang menguntungkan bisnis keluarga sama sekali. Penasihat hukum dari pihak Thaksin juga menyiapkan beberapa saksi dan bukti baru.
Israel
Warga Palestina Ditembak
Pasukan Israel menembak dan membunuh seorang pria Palestina yang memasuki permukiman Yahudi di Tepi Barat, Kamis pekan lalu. Otoritas Palestina yang berada di bawah kontrol keamanan Israel mengutuk pembunuhan itu. Mereka mencatat kematian dalam kondisi serupa terjadi pada empat orang Palestina, Maret lalu. ”Penembakan tersebut sangat tidak bertanggung jawab,” ujar juru bicara Otoritas Palestina, Ghassan Khatib, Kamis pekan lalu. ”Israel seharusnya lebih berhati-hati.”
Pihak militer Israel mengatakan penembakan tidak terjadi begitu saja, tapi didahului dengan tembakan peringatan. Namun tiga pria yang berasal dari luar permukiman Barkan di Tepi Barat itu tetap masuk. Satu diantara tiga pria itu dicurigai pihak militer Israel membawa senjata berapi. Namun hal itu dibantah pihak Palestina.
Salah satu pria yang berhasil menyelamatkan diri adalah Bilal Abu Libdeh, 35 tahun, warga Kota Qalqiliya Utara di Tepi Barat. Menurut Khatib, saat tubuh Abu Libdeh ditemukan, tidak terdapat senjata api seperti yang dituduhkan militer Israel. ”Apa pun alasan mereka pergi ke sana, mereka tidak boleh dibunuh,” kata Khatib.
Venezuela
Putus Hubungan Diplomatik
Presiden Venezuela Hugo Chavez memutuskan hubungan diplomatik dengan Kolombia, Kamis pekan lalu. Dia murka setelah Venezuela dituduh menyembunyikan gerilyawan kiri dalam puluhan kamp di sepanjang perbatasan.
”Kami tidak punya pilihan lain kecuali harga diri untuk benar-benar memutuskan hubungan dengan saudara sebangsa kami di Kolombia,” kata Chavez. Selain itu, Chavez memerin tahkan siaga satu di perbatasan dengan memperingatkan Kolombia bahwa tetangganya itu bisa memancing perang.
Sebelumnya, Kolombia menyatakan bahwa Venezuela telah melindungi 1.500 pemberontak dari Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) dan Tentara Pembebasan Nasional Kecil (ELN), yang telah mengobarkan konflik panjang selama satu dekade dengan Kolombia.
Duta Besar Kolombia untuk Venezuela, Luis Alfonso Hoyos, menuduh pemerintahan Chavez malah melin dungi teroris, pembunuh, penculik, dan mafia obat sekaligus penadah trafficking. ”Benua tidak bisa membiarkan mimpi buruk ini menyebar,” kata Hoyos, yang juga dituduh Garda Nasional Venezuela sebagai pelindung para pemberontak.
Yaman
Bentrok Tewaskan 49 Orang
Sekitar 49 orang tewas dalam bentrokan antara pemberontak Huthi Syiah dan pengikut Syekh Saghir Azis di Yaman Utara. Kerusuhan itu berlangsung selama empat hari di wilayah Al-Amsheyah, Provinsi Amran Utara. Bentrok yang dimulai pada Senin pekan lalu itu telah menewaskan 10 orang suku Huthi dan 20 pendukung Syekh Saghir Azis.
Dalam bentrok itu, suku Huthi mengepung pengikut Syekh yang mendapat bantuan dari pihak militer. Juru bicara pemberontak, Mohammed Abdul Salam, mengatakan 20 pengikut Syekh terbunuh dalam konfrontasi. ”Kami berkonfrontasi dengan militer, dan ini bukan area suku,” kata Salam.
Enam anggota parlemen sudah memulai rapat untuk membahas penyelesaian bentrok antara suku Huthi dan suku yang dibawahkan Syekh Saghir Azis. Wilayah Amran dan Provinsi Saada telah menjadi tempat bentrokan sporadis antara pemberontak Huthi dan suku-suku yang didukung pemerintah. Konflik terakhir yang menyebabkan jatuhnya korban terjadi pada 2004. Ribuan orang tewas dan sekitar 250 ribu orang meng ungsi.
Yunani
Wartawan Ditembak Mati
Wartawan radio Thema FM di Yunani, Sokratis Giolias, 37 tahun, tewas setelah diberondong 15 tembakan oleh sekelompok orang tidak dikenal, Senin pekan lalu. Diduga Giolias dibunuh terkait dengan rencana penerbitan berita skandal korupsi hasil liputannya.
”Seseorang ingin membungkam wartawan investigatif yang amat baik, yang menginjak banyak jempol dengan beritanya,” kata Panos Sobolos, Presiden Persatuan Wartawan Athena. Menurut rekan-rekannya, tragedi Giolias terjadi beberapa hari sebelum dia meluncurkan laporan serial korupsi.
Giolias, yang menjabat Kepala Pemberitaan Radio Thema, diduga dibunuh seorang pembunuh bayaran dinihari, di jalan di depan apartemennya, di kawasan Iliopauli. Para pembunuh itu menghubungi Giolias di telepon selulernya untuk memancing agar ia keluar dari apartemen. Ketika berjalan menerima telepon itu, Giolias diberondong beberapa tembakan.
Menurut polisi, pembunuh bersenjata itu menyamar sebagai satuan pengamanan dengan menggunakan jaket seragam antipeluru. Setelah menghabisi Giolias, para pembunuh ini kabur dan menghilangkan jejak dengan membakar mobil yang digunakan. Dari lokasi kejadian, polisi juga menemukan bukti senjata yang digunakan, yaitu pistol kaliber 9 milimeter.
Cad
Didesak Tangkap Presiden Sudan
Para aktivis organisasi hak asasi manusia mendesak pemerintah Cad agar menangkap Presiden Sudan Omar al-Bashir selama kunjungan kenegaraannya di negara itu pekan ini. Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag telah mengeluarkan dua putusan yang memerintahkan penangkapan Bashir.
Perwakilan Organisasi HAM, Mariana Pena, mengatakan bahwa Cad secara hukum wajib menghadirkan Bashir ke Pengadilan Pidana Internasional di Den Haag untuk diadili. ”Negara-negara yang tunduk pada Mahkamah Pidana Internasional, termasuk Cad, berada di bawah kewajiban untuk mengeksekusi perintah pe nangkapan,” kata Pena.
Bashir dituduh melakukan kejahatan kemanusiaan dan genosida saat menjabat komandan dalam perang ge rilya di Darfur yang dimulai pada 2003. Organisasi HAM Sudan memperkirakan ada 10 ribu orang yang tewas dalam konflik tersebut, ta pi Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan lebih dari 300 ribu tewas dan 2,7 juta mengungsi.
Presiden Sudan membantah tuduhan dirinya telah ditangkap, dia hanya memiliki keterbatasan perjalanan internasional sejak perintah penangkapan itu bergulir. Ia hanya boleh mengunjungi negara yang belum menandatangani Statuta Roma, yaitu statuta yang mengatur soal pengadilan.
Cheta Nilawaty (AP, AFP, The Guardian, Bangkok Post, VOA, BBC)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo