Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Turki
Israel Tolak Meminta Maaf
Israel menolak meminta maaf dan membayar ganti rugi kepada Turki atas serangan militer terhadap konvoi kapal kemanusiaan ke Gaza, Juni lalu. ”Israel tidak akan pernah meminta maaf demi membela rakyatnya,” ujar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Senin pekan lalu. ”Tentu kami sangat menyesalkan kerugian yang diderita, tapi itu semua bukan disebabkan oleh inisiatif dari pihak Israel,” dia menambahkan.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu bersumpah akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel bila negara Yahudi tersebut tak meminta maaf atas insiden yang menewaskan sembilan warga Turki itu. Seruan tersebut ditanggapi berang oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yigal Palmor. ”Kalau menginginkan permintaan maaf, sebaiknya tidak menggunakan ancaman atau ultimatum,” ujarnya.
Selain mengultimatum Israel untuk meminta maaf, Turki menutup wilayah udaranya bagi penerbangan militer Israel. Turki juga telah memanggil pulang duta besarnya dari Israel. Namun Turki diketahui tetap membeli sejumlah besar persenjataan dari negeri Yahudi tersebut.
Cina
Larang Ulang Tahun Dalai Lama
Pemerintah Cina melarang perayaan ulang tahun pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, yang berusia 75 tahun, Selasa pekan lalu. Mereka mengabaikan tanggal lahir pria yang memperjuangkan pembebasan Tibet itu dengan tidak mau mengingatnya. ”Hanya dua tanggal yang saya ingat, yaitu Hari Damai Pembebasan Tibet dan hari ketika Tibet memulai reformasi yang demokratis,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Qin Gang, pekan lalu.
Pemerintah Cina secara historis mengklaim Tibet adalah wilayah bagiannya dan menganggap Dalai Lama sebagai provokator yang menyulut pemberontak separatis. Pada 1959, Dalai Lama hijrah ke India untuk menghindari penindasan oleh pemerintah Cina.
Pada hari ulang tahunnya, 6 Juli lalu, Dalai Lama menghadiri perayaan yang diadakan oleh 5.000 simpatisan di Bukit Mcleod Ganj. Dalam kesempatan itu, berbagai simpatisan menyesalkan Cina yang melarang rakyat Tibet ikut merayakan ulang tahun Dalai Lama.
Akibat larangan itu pula, terjadi bentrok antara polisi Nepal dan 22 simpatisan Tibet yang hendak mengha diri acara tersebut. Salah seorang petugas Nepal menyatakan bahwa mengizinkan demonstran anti-Cina masuk ke negaranya sama saja melawan hukum.
Inggris
Ratu Elizabethdi PBB
Ratu Elizabeth II, 84 tahun, muncul kembali di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat, Selasa pekan lalu. Ini kemunculan pertama Ratu di PBB setelah absen selama kurang-lebih 53 tahun. Dia terakhir kali muncul di forum PBB saat berumur 31 tahun atau empat tahun setelah dilantik sebagai ratu.
Dalam kemunculan itu, Ratu, yang bernama lengkap Elizabeth Alexandra Mary, melontarkan pujian kepada PBB sebagai badan yang berhasil membentuk tanggung jawab dunia internasional terhadap bahaya global. ”Sepanjang hidup saya, wujud PBB telah berubah, dari hanya berupa aspirasi tinggi menjadi kekuatan nyata bagi kepentingan umum,” kata Ratu Elizabeth.
Ratu yang mengepalai 54 negara persemakmuran dengan hampir 2 miliar penduduk ini berharap PBB bisa mengurangi konflik yang menyangkut sengketa kemanusiaan dan menyelesaikan efek kemiskinan di berbagai belahan dunia. Meskipun, menurut Ratu, masih banyak yang harus dilakukan.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon membalas pujian Ratu dengan mengatakan, ”Dalam kepemimpinan Anda, Inggris dan negara persemakmuran telah memberikan kontribusi yang sangat banyak kepada PBB.” Ban menyebut Ratu sebagai, ”Simbol hidup dari kasih Tuhan, keteguhan, dan martabat.”
IRAN
Peringatkan Tindakan Balasan
Iran menegaskan akan melakukan tindakan balas an terhadap bandar udara yang melarang pengisian bahan bakar bagi maskapai penerbangan Iran. ”Iran me miliki hak untuk melakukan tindakan balasan apa bila maskapai penerbang annya mengalami masalah,” kata anggota Majelis Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Iran, Heshmatollah Falahatpisheh, Kamis pekan lalu.
Menurut Falahatpisheh, tindakan Iran melakukan re taliasi sudah disepakati dalam resolusi. Karena itu, pemba lasan disetujui oleh Komisi Keamanan Nasional dan memiliki payung hukum. ”Retaliasi ini berlaku bagi negara-negara yang tergabung dalam resolusi,” ujarnya.
Sebelumnya, sepertiga maskapai penerbangan Iran dilarang mengisi bahan bakar di 27 negara Uni Eropa. Standar keamanan yang buruk akibat tidak adanya peremajaan pesawat menjadi pertimbangan. ”Tujuan kami melarang murni karena persyaratan kese lamatan. Pengawas keselamatan kami menerapkan standar yang tinggi untuk dipatuhi,” ujar juru bicara Komisi Penerbangan Uni Eropa, Helen Kearns, Selasa pekan lalu.
Thailand
Status Darurat Diperpanjang
Pemerintah Thailand memperpanjang status da rurat di Bangkok dan 18 provinsi lainnya, setelah terjadi bentrok berdarah dalam demonstrasi antipemerintah, Selasa pekan lalu. ”Masih ada situasi yang memerlukan pengawasan yang ketat, maka status darurat diperpanjang tiga bulan ke depan,” kata juru bicara Perdana Menteri Thailand, Ongart Klampaiboon, Selasa pekan lalu.
Menurut pemerintah Thailand, masih banyak aktivis dan demonstran Kaus Merah berkeliaran di ibu kota dan beberapa provinsi. Hal itu menyebabkan kekerasan sporadis masih sering terjadi. Dalam kondisi seperti itu, Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva diharapkan segera mengambil keputusan.
Saat ini ada lima provinsi yang sudah dicabut status daruratnya. Menurut Klampaiboon, pemerintah telah memeriksa lima provinsi tersebut. ”Tidak ada masalah di lima provinsi itu,” ujarnya. Pada awalnya keadaan darurat diumumkan di Bangkok dan beberapa provinsi di dekatnya pada 7 April. Status itu kemudian diperluas hingga mencakup hampir sepertiga provinsi negara tersebut.
Inggris
Penemuan Harta Karun Romawi
Pemburu harta karun Inggris menemukan 52.500 koin zaman Romawi kuno. Penemuan itu diklaim sebagai salah satu penemuan terbesar di Inggris. Nilai koin-koin itu diperkirakan mencapai US$ 5 juta. Selain itu, ditemukan bantalan koin milik Marcus Aurelius Carausius. Ia adalah salah satu tokoh paling berkuasa di Inggris dan Prancis utara pada akhir abad ketiga.
”Koin-koin itu terkubur dalam sebuah bejana besar setinggi 30 sentimeter dan beratnya sekitar 160 kilogram,” ujar pemburu harta karun Dave Crisp, Kamis pekan lalu. Crisp menemukan koin-koin tersebut dengan menggunakan detektor logam di sebuah lapangan yang terletak di barat daya Inggris. ”Aku meletakkan tanganku, mengeluarkan sedikit tanah liat. Ada sebuah perunggu koin Romawi sangat kecil, seukuran kuku jariku,” kata Crisp.
Pascapenemuan koin itu, arkeolog dari Somerset Council, Inggris, akan melakukan penggalian lanjutan. ”Arkeolog akan memastikan bukti penting tentang keadaan penggalian tersebut,” ujar anggota Somerset Council, Anna Both.
Cheta Nilawaty (AP, AFP, Reuters, VOA, BBC)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo