Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

17 April 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IRAN
Ahmadinejad di Bursa Calon Presiden

Sebagai satu langkah kejutan, Mahmud Ahmadinejad memutuskan mendaftarkan diri sebagai kandidat dalam pemilihan umum presiden bulan depan. Dia mengatakan, seusai pendaftaran di Kementerian Dalam Negeri pada Rabu pekan lalu, bahwa dia tetap "berkomitmen pada janji moralnya" untuk tidak mencalonkan diri lagi. "Kehadiran saya dan pendaftaran ini hanya dukungan untuk Pak Baghaei," katanya, seperti dikutip Al Jazeera.

Mantan presiden yang mengakhiri jabatan pada Agustus 2013 itu sebelumnya memang berjanji tak ikut bersaing setelah mendapat nasihat dari Ayatullah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran. Kala itu dia menegaskan hanya akan mendukung bekas wakilnya, Hamid Baghaei.

Ahmadinejad bukan figur yang asing; dia mantan presiden. Tapi, di masa pemerintahannya selama dua periode, Iran mengalami masa-masa penuh guncangan. Selain masyarakatnya dalam keadaan terbelah, Iran waktu itu terisolasi dari pergaulan internasional dan secara ekonomi kembang-kempis. Ketika dia terpilih kembali pada 2009, Iran dilanda protes terbesar sejak Revolusi Islam tiga dasawarsa lalu. Dua calon yang didukung kaum reformis, Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi, menentang hasil pemilu.

Sebagai politikus konservatif yang menjalani hidup sederhana dan terampil memainkan pendekatan populisme, diperkirakan dia masih populer di kalangan masyarakat bawah. Bagaimana peluangnya memang baru bisa dilihat setelah pemilu nanti.

KANADA
Kewarganegaraan untuk Malala Yousafzai

Penerima hadiah Nobel Perdamaian termuda sepanjang sejarah, Malala ­Yousafzai, menjadi orang keenam yang menerima kewarganegaraan kehormatan dari Kanada. Upacara resmi pemberian status ini dilangsungkan di gedung parlemen di Ottawa pada Rabu pekan lalu.

Perdana Menteri Justin Trudeau, dalam sambutannya, memuji Yousafzai untuk apa yang telah diperbuatnya. Menurut laporan BBC, Trudeau menyebut gadis 19 tahun yang aktif dalam kegiatan advokasi hak dan pendidikan perempuan itu sebagai "warga negara terbaru dan mungkin paling berani dari Kanada".

Di hadapan anggota parlemen dan tamu undangan, Yousafzai menyeru para politikus Kanada untuk menggunakan pengaruh mereka dalam membantu pembiayaan pendidikan anak-anak perempuan di seluruh dunia. Dia juga memuji sikap Kanada yang membuka diri bagi pengungsi serta keterlibatannya dalam berbagai pembangunan untuk perempuan.

Yousafzai, yang berasal dari Pakistan, sebetulnya dijadwalkan menerima kewarganegaraan itu pada Oktober 2014—penghargaan yang disetujui pemerintah Perdana Menteri Stephen Harper. Tapi upacara resminya ditunda karena ada penembakan. Sebelum dia, penerima kewarganegaraan kehormatan adalah Nelson Mandela, Dalai Lama, Aga Khan, Raoul Wallenberg, dan Aung San Suu Kyi.

KOREA SELATAN
Semenanjung Korea Memanas

Suasana tegang di Semenanjung Korea terus berkembang dalam sepekan terakhir. Korea Utara, yang manuvernya mengundang Amerika Serikat untuk mengirimkan kapal induk ke kawasan yang menyimpan konflik itu, tak memperlihatkan tanda-tanda bakal tunduk pada sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan membatalkan uji nuklirnya.

Perang kata-kata sempat timbul antara Amerika dan Korea Utara. Cina, satu-satunya sekutu dan pelindung rezim di Pyongyang, telah menyeru agar diupayakan jalan keluar damai. Tapi kekhawatiran bahwa Amerika bakal melancarkan tindakan militer tak terhindarkan. Hal ini timbul mengingat keputusan Amerika menembakkan 59 rudal Tomahawk ke Suriah sebagai hukuman bagi pemerintah Presiden Bashir al-Assad, yang dituding telah membunuh rakyatnya sendiri dengan serangan gas.

Dalam langkah yang tampaknya bertujuan meredakan kecemasan, Korea Selatan pada Kamis pekan lalu menyatakan yakin Amerika bakal berkonsultasi lebih dulu jika memang hendak menyerang Korea Utara. "Menurut perjanjian persekutuan Korea Selatan-Amerika, tindakan penting apa pun terhadap Korea Utara dilaksanakan berdasarkan konsultasi dengan pemerintah Korea Selatan dan akan terus begitu di masa mendatang," kata Menteri Luar Negeri Yun Byung-se dalam dengar pendapat dengan parlemen, seperti dikutip Reuters.

Sebuah lembaga kajian di Washington yang memantau Korea Utara, 38 North, mengungkapkan citra satelit sehari sebelumnya memperlihatkan masih aktifnya kegiatan di tempat pengujian nuklir Korea Utara, Punggye-ri. Tapi para pejabat Korea Selatan menegaskan tak ada tanda-tanda baru yang menunjukkan pengujian itu bakal berlangsung dalam waktu dekat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus