Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AMERIKA SERIKAT
Bob Dylan Menangi Nobel
Sudah lama diunggulkan, penyanyi folk Bob Dylan akhirnya terpilih sebagai penerima Hadiah Nobel bidang sastra. Legenda hidup berusia 75 tahun ini dinilai ”telah menciptakan ekspresi puitis baru dalam tradisi lagu Amerika yang agung”.
Laporan BBC News menyebutkan Dylan, seniman balada yang sesekali tampil berakting, merupakan penulis lagu pertama yang memenangi hadiah yang selama ini dinilai prestisius itu. Dia menjadi warga Amerika Serikat pertama yang menerima hadiah itu sejak Toni Morrison memenanginya pada 1993.
Sara Danius, Sekretaris Tetap Swedish Academy, lembaga yang menetapkan pemenang Nobel bidang sastra, menyebutkan Dylan dipilih karena dia ”seorang penyair besar dalam tradisi berbahasa Inggris”. Kepada wartawan di Stockholm, dia berkata, ”Selama 54 tahun, dia terus memperbarui diri sendiri, secara ajek menciptakan identitas baru.”
Dylan, yang lahir pada 1941 dan bernama asli Robert Allen Zimmerman, memulai karier musiknya pada 1959. Kebanyakan karya terkenalnya berasal dari masa 1960-an, ketika dia menjadi sejarawan tak resmi tentang masa-masa sulit di Amerika. Menerima Penghargaan Pulitzer pada 2008, dia sudah lama dianggap sebagai kandidat kuat penerima Nobel, tapi banyak yang sangsi Swedish Academy bakal merentangkan jangkauannya ke genre semacam musik folk.
SURIAH
Tegang Berebut Mosul
Serangan besar-besaran pasukan Irak untuk merebut Mosul bisa berlangsung sewaktu-waktu, terutama setelah para pejabat di Bagdad dan pemerintah regional Kurdi menyetujui rincian dan rencana militer untuk itu. Tapi masih ada yang mengganjal: bagaimana peran milisi Syiah dan siapa yang akan mengontrol kota terbesar ketiga di Irak itu setelah diambil alih.
Mosul, kota berpenduduk lebih dari 3 juta orang, sejauh ini masih dikuasai Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Menurut The Washington Post, pertempuran untuk mendongkel kelompok militan itu bakal menjadi masalah terbesar yang dihadapi pasukan Irak. Bagi pemerintah, masalahnya adalah menyelaraskan kepentingan dari berbagai etnis di kawasan itu. Secara teori, mereka akan bersatu menghadapi musuh bersama. Dalam kenyataannya, mereka bersaing berebut pengaruh.
Yang juga akan mempersulit situasi adalah kehadiran Turki. Menurut sejarah, negara yang telah menempatkan tentaranya di wilayah Irak ini berhubungan erat dengan Mosul. Secara terbuka, Turki berkeras hendak ikut memainkan peran dalam upaya merebut kota itu meski ada penolakan keras dari Irak. Irak, seperti dikemukakan Perdana Menteri Haider al-Abadi, menuduh Turki bermain api dan mengundang risiko ”perang regional”.
”Situasi di Mosul sangat sulit,” kata Saad al-Hadithi, juru bicara pemerintah Irak. ”Kita perlu memastikan adanya persatuan dan menjamin semua kelompok dan etnis yang khawatir telah diberi tahu.”
Menurut Letnan Jenderal Yahya Rasoul, juru bicara tentara Irak, berdasarkan perjanjian militer yang mengatur rencana serangan, hanya pasukan khusus Irak, tentara, polisi, dan pasukan sukarela dari kawasan yang boleh memasuki kota. Sementara masih ada ganjalan yang akan dibahas, ketegangan sudah menyebabkan kelompok-kelompok yang memerangi ISIS bentrok.
AMERIKA SERIKAT
Puja-puji Clinton untuk Wall Street
Bocoran dokumen yang dikeluarkan WikiLeaks menunjukkan Hillary Clinton, calon presiden dari Partai Demokrat, sering menyatakan simpati kepada Wall Street dalam ceramah-ceramahnya. Dokumen yang diretas dari surat elektronik John Podesta, ketua tim kampanye Clinton, itu memuat 80 halaman sampiran yang menandai ringkasan ratusan ceramah sebagai hal yang ”bermasalah”.
Menurut laporan Politico, Jumat dua pekan lalu, dokumen itu menyortir dan mengelompokkan ringkasan-ringkasan ceramah Clinton ke dalam 50 kategori. Sampiran yang menunjukkan Clinton memuja-muji para raksasa keuangan Wall Street berindikasi asalnya dari Harry Walker Agency, biro jasa penceramah yang mewakili antara lain mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore dan bekas Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan.
Tim kampanye Clinton menolak berkomentar tentang keaslian dokumen itu. Juru bicaranya, Glen Caplin, menuding WikiLeaks justru ”membuktikan hanya menjadi alat propaganda Kremlin... untuk membantu Donald Trump terpilih”. Menurut dia, saat ini Biro Penyelidik Federal atau FBI sedang menyelidiki peretasan itu.
Berdasarkan dokumen tersebut, Clinton dalam ceramahnya memang memperingatkan ekses Wall Street. Dia juga secara terbuka berbicara tentang penutupan celah yang menguntungkan para bankir. Tapi gaya bicaranya bisa menimbulkan masalah, termasuk adanya puja-puji tentang kontribusi para bankir untuk kepentingan publik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo