Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SURIAH
Gencatan Senjata untuk Aleppo
Sebuah gencatan senjata yang diperluas di Aleppo, kota terbesar di Suriah, disetujui mulai berlaku pada Kamis pekan lalu. Kepada CNN, Brett McGurk, utusan Amerika Serikat untuk koalisi anti-ISIS, semua pihak perlu melakukan apa pun untuk menjalankannya.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, gencatan senjata selama 48 jam itu dirancang untuk "mengurangi tingkat kekerasan bersenjata dan menstabilkan situasi". Pernyataan ini dipublikasikan di situs Kementerian.
Amerika dan Rusia sudah bekerja keras ingin memberlakukan gencatan senjata di kota yang tergolong tertua di dunia itu. Pertempuran antara pasukan pemberontak, milisi kelompok ekstrem ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), dan tentara pemerintah memang nyaris tak berkesudahan di sana.
Dua pekan lalu Syrian Observatory for Human Rights melaporkan adanya eskalasi kekerasan di Aleppo. Ketika itu ada puluhan korban akibat serangan terhadap dua fasilitas medis. Ini termasuk serangan-serangan sejak April yang menewaskan atau melukai ratusan orang.
"Kami akan memanfaatkan beberapa hari mendatang untuk berusaha memberlakukan gencatan senjata, khususnya di bagian utara Aleppo," kata McGurk.
FILIPINA
Ancaman Baru Abu Sayyaf
Kelompok Islam ekstrem Abu Sayyaf mengancam akan memenggal lagi sanderanya, seorang warga negara Norwegia dan seorang perempuan Filipina. Mereka meminta tebusan 600 juta peso (Rp 173 miliar) untuk pembebasan kedua orang itu.
"Kami akan mengunggah sebuah video baru selekasnya untuk ultimatum baru kami," kata Abu Raami, juru bicara Abu Sayyaf, kepada The Philippine Daily Inquirer. "Tak ada uang tebusan, pemenggalan berikutnya."
Koran itu melaporkan pada Kamis pekan lalu bahwa ancaman tersebut diumumkan tak lama setelah Abu Sayyaf memenggal dua warga negara Kanada, Robert Hall dan John Ridsdel. Pemerintah Kanada menolak membayar tebusan untuk keduanya. Hall, 68 tahun, tewas pada Selasa pekan lalu; Ridsdel, 68 tahun, dibunuh pada 25 April lalu.
Dua sandera yang masih hidup, Kjartan Sekkingstad dan Maritess Flor, diculik bersama kedua warga Kanada itu pada 21 September tahun lalu di sebuah marina dan tempat tetirah di Kepulauan Samal, Provinsi Davao.
Abu Sayyaf, yang didirikan pada 1990-an dengan dana dari Al-Qaidah, dikenal sebagai kelompok yang sering menculik. Pada 2004 kelompok yang belakangan menyatakan setia kepada ISIS ini bertanggung jawab atas pengeboman sebuah feri yang menewaskan 116 orang.
BRASIL
Tudingan Petrobas untuk Temer
Presiden sementara Brasil, Michel Temer, dituding terlibat dalam kasus penyuapan oleh perusahaan minyak negara, Petrobas. Laporan BBC News pada Kamis pekan lalu menyebutkan eksekutif Petrobas, Sergio Machado, mengemukakan hal ini kepada jaksa penuntut sebagai bagian dari kesepakatan untuk memperoleh keringanan dakwaan.
Menurut Machado, Temer termasuk para politikus yang meminta sumbangan kampanye. Sumbangan ini tergolong ilegal. Temer membantah tuduhan terhadap dirinya. Pernyataan resmi dari kantornya, seperti diperoleh Reuters, menyebutkan bahwa dia selalu mematuhi undang-undang tentang kampanye.
Machado menjelaskan Temer meminta sumbangan sekitar US$ 440 ribu (hampir Rp 6 miliar) untuk kandidat dari partainya, PMDB, dalam pemilihan Wali Kota Sao Paolo pada 2012. Sumbangan itu, katanya, diberikan oleh sebuah perusahaan konstruksi yang disamarkan sebagai donasi kampanye secara resmi.
Uang itu, kata Machado pula, berasal dari dana yang mengalir sebagai hadiah sehubungan dengan persetujuan kontrak bagi Petrobas. Menurut dia, ketika itu dia sudah memberi tahu Temer bahwa uang itu berasal dari sumber-sumber terlarang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo