Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

30 Mei 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

VIETNAM
Obama Cabut Embargo Senjata

AMERIKA Serikat memutuskan mencabut larangan menjual peralatan militer mematikan ke Vietnam. Presiden Barack Obama mengumumkan hal ini dalam konferensi pers di Hanoi pada Senin pekan lalu.

Selama puluhan tahun Amerika mengaitkan embargo itu dengan kondisi hak asasi manusia di Vietnam. Belakangan, para pejabat pemerintah memberi isyarat bahwa larangan bisa dicabut, terutama untuk merespons penghimpunan kekuatan Cina di Laut Cina Selatan.

Meski demikian, dalam keterangannya, Obama menggambarkan keputusannya bukan berdasarkan keadaan itu. "Ini berdasarkan keinginan kami untuk menyempurnakan proses panjang menuju normalisasi dengan Vietnam," katanya seperti dikutip The New York Times.

Keputusan itu segera menuai kecaman, terutama dari para penganjur hak asasi manusia. John Sifton, Direktur Kebijakan Asia Human Rights Watch, mengibaratkan pencabutan larangan tersebut sebagai "hadiah yang tak patut mereka (Vietnam) peroleh". Para penganjur hak asasi manusia sebelumnya meminta Obama menunda pencabutan sampai Vietnam membebaskan sejumlah tahanan politik dan berjanji menghentikan kekerasan polisi terhadap demonstran.

Dalam pidatonya sehari kemudian, baru Obama menekankan soal hak asasi manusia itu. Dia mengingatkan perlunya menghormati hak untuk bebas berbicara dan menyatakan pendapat, berkumpul, dan beragama. Semua itu, menurut dia, menggerakkan ekonomi.


ISRAEL
Politikus Kanan Jadi Menteri Pertahanan

POLITIKUS sayap kanan Avigdor Lieberman setuju menjadikan partainya, Yisrael Beiteinu, bagian dari koalisi pemerintah. Dicapai pada Rabu pekan lalu, kesepakatan yang mengatrol posisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di parlemen ini memberi Lieberman jabatan Menteri Pertahanan.

Menurut laporan BBC, Lieberman menjanjikan komitmennya terhadap "kebijakan yang bertanggung jawab, masuk akal". Mantan jenderal yang pernyataan-pernyataannya menimbulkan kontroversi ini memperingatkan bahwa Israel sedang diambil alih oleh "unsur-unsur berbahaya dan ekstrem".

Kesepakatan itu menjadi alasan pengunduran diri Moshe Yaalon, anggota kubu politik Netanyahu, Partai Likud.

Dipilihnya Lieberman, imigran dari wilayah yang dulu merupakan Uni Soviet, tak serta-merta berarti politik pemerintah bergeser ke kanan. Ini sebenarnya hanya langkah Netanyahu untuk memperbesar koalisinya, yang hanya unggul satu kursi di parlemen atau Knesset dibanding oposisi. Sebelum berpaling ke Lieberman, dia lebih dulu berupaya mendekati oposisi dari sayap kiri.

Dengan masuknya Yisrael Beiteinu, Netanyahu memperoleh tambahan 6 kursi, menjadi 67 dari total 120 kursi. Menurut dia, pemerintah yang memperoleh dukungan lebih luas akan mudah mencapai tujuan. Tujuan itu, kata dia setelah penandatanganan kesepakatan, adalah perdamaian dengan Palestina.

Faktor Lieberman justru yang tampaknya bakal menghambat. Saeb Erekat, ketua juru runding Palestina, mengatakan penunjukan Lieberman sebagai Menteri Pertahanan bakal "menciptakan apartheid, rasisme, dan ekstremisme agama dan politik".


ZIMBABWE
Pawai demi Mugabe

RIBUAN orang berhimpun dari seluruh Zimbabwe pada Rabu pekan lalu untuk memberikan dukungan bagi Presiden Robert Mugabe. Dengan bus, kereta api, truk, dan bahkan berjalan kaki, mereka pergi ke Ibu Kota Harare untuk berpawai dan menyoraki seruan agar penguasa berusia 92 tahun itu menjabat seumur hidup.

"Dia tak tergantikan," kata Grace Mugabe, istri sang Presiden, dari podium sambil kemudian menambahkan bahwa dia berharap suaminya tetap memerintah dari kuburan. Mugabe, yang tampil sesudahnya, melancarkan tudingan bahwa beberapa pejabat partainya telah menjelek-jelekkan istrinya dan memintanya mengundurkan diri.

Menurut laporan The Washington Post, pawai itu berlangsung di saat partai Mugabe, ZANU-PF, sedang dirundung gesekan antarfaksi. Beberapa kasus bahkan melibatkan istrinya. Dia menggambarkan pemimpin partai yang ingin menggantikannya sebagai pengkhianat.

Penyelenggara pawai, organisasi pemuda di bawah partai Mugabe, menyebutkan kegiatan itu bertujuan merayakan kepemimpinan Mugabe. Tapi para pengkritik menggambarkannya sebagai pemborosan sumber daya. Di antara mereka yang mengecam adalah pemimpin oposisi, Morgan Tsvangirai.

Mugabe memerintah sejak berakhirnya kekuasaan minoritas kaum kulit putih pada 1980. Dia pernah menyatakan harapannya bisa hidup hingga usia 100 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus