Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MYANMAR
Organisasi Anti-Islam Dilarang
Komite Sangha Maha Nayaka Myanmar melarang pembentukan organisasi formal anti-Islam. Dalam perintah tertanggal 2 September 2013, komite yang ditunjuk pemerintah itu menyatakan melarang pembentukan organisasi berbasis gerakan 969—gerakan nasionalis yang menentang pertumbuhan Islam.
Gerakan itu dituding menjadi pelopor gerakan anti-Islam yang menyulut pertikaian muslim-Buddha, terutama di Negara Bagian Rakhine. Sedikitnya 237 orang tewas dan 150 ribu orang mengungsi dalam kerusuhan sektarian sejak Juni tahun lalu. Mayoritas korban adalah warga muslim etnis Rohingya.
"Mereka tak mendapatkan izin walaupun mereka ingin membentuk organisasi dan membuat undang-undang perlindungan kewarganegaraan," ujar Wakil Ketua Komite untuk Kota Yangon, Ashin Baddanda Guna Linkara, seperti dikutip Reuters, Rabu pekan lalu.
Komite yang dibentuk pada 1980 itu bertanggung jawab mengawasi dan mengatur biksu di Myanmar. Komite tak melarang biksu mempromosikan gerakan 969. Tapi para pemimpin gerakan itu telah merancang undang-undang, yang antara lain melarang perempuan Buddha menikahi laki-kali beragama lain.
Sebelumnya, para biksu yang memimpin gerakan itu menyerukan umat Buddha memboikot bisnis warga muslim. Pesan itu disebarkan melalui cakram padat dan cakram padat video, yang dijual di toko-toko dan kaki lima. Namun belakangan mereka menyatakan tidak memaafkan kekerasan terhadap muslim. Dalam pernyataannya Selasa pekan lalu, biksu pemimpin gerakan itu, Wirathu, mengaku sedih terhadap adanya kekerasan dan berjanji membantu mendamaikan kedua kelompok.
Namun ia tetap menolak larangan pembentukan organisasi yang berbasis pada gerakan 969. "Setiap prosedur dan aturan di Sangha Nayaka ditulis di bawah todongan senjata," katanya. Ia menyatakan komite itu dibentuk oleh rezim militer Myanmar. l
BRASIL
Wawancara Snowden
Sejumlah anggota parlemen Brasil akan bertolak ke Moskow guna mewawancarai Edward Snowden—pembocor rahasia Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA)—atas tindakan spionase Amerika Serikat terhadap Brasil. Seperti dilansir Voice of America, Rabu pekan lalu, Komisi Pertahanan dan Hubungan Luar Negeri Majelis Rendah Brasil telah mengizinkan lawatan resmi mereka.
Wakil Ketua Komisi Ivan Valente menegaskan, pihaknya harus berbicara dengan Snowden karena aksi NSA itu dinilai membahayakan pemerintah dan warga biasa. Jadwal pasti keberangkatan belum dipastikan. Sementara itu, Brasil akan mengurus persetujuan Rusia agar delegasi Brasil bisa berbicara langsung dengan Snowden.
Dokumen yang dibocorkan Snowden antara lain menunjukkan bahwa Brasil turut menjadi sasaran spionase Amerika Serikat. Ahad dua pekan lalu, stasiun televisi Brasil, Globo, melansir dugaan terbaru bahwa pemerintah Amerika memata-matai perusahaan minyak terbesar Brasil, Petrobas, serta dua perusahaan besar lain, yaitu Google dan SWIFT.
Laporan Globo ini diperoleh dari Glenn Greenwald, blogger sekaligus kolumnis harian Inggris, The Guardian. Greenwald satu-satunya jurnalis yang memperoleh akses terhadap sejumlah dokumen rahasia NSA yang dibocorkan Snowden.
Program berita Fantastico milik Globo menampilkan sejumlah dokumen tertanggal Mei 2012 yang menunjukkan data rahasia milik ketiga perusahaan raksasa tersebut.
Dokumen ini, menurut Greenwald, digunakan NSA dalam pelatihan agen baru mereka ihwal memata-matai perusahaan besar yang menggunakan sistem komputer canggih. Sepekan sebelumnya, Globo mengungkapkan NSA memata-matai telepon pribadi serta surat elektronik Presiden Brasil Dilma Rousseff dan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto. Gara-gara ini, Rousseff sempat mengancam membatalkan kunjungannya ke Gedung Putih bulan depan.
KOREA SELATAN
Kaesong Buka Lagi
Korea Utara dan Korea Selatan pada Rabu pekan lalu sepakat membuka kembali kawasan industri bersama, Kaesong, mulai pekan ini. Seperti dilansir Yonhap, kesepakatan tersebut hasil perundingan maraton hingga Selasa malam pekan lalu. Sesuai dengan kesepakatan, Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan perusahaan-perusahaan Korea Selatan di Kaesong diizinkan kembali beraktivitas setelah jeda lima bulan akibat ketegangan kedua negara.
Kaesong, yang berjarak 10 kilometer dari perbatasan dengan Korea Utara, didirikan pada 2004. Kawasan ini merupakan salah satu simbol utama kerja sama kedua Korea. Kaesong telah menjadi sumber penghasilan penting bagi Korea Utara melalui pajak, berbagai pendapatan, dan pemotongan upah pekerja.
Kaesong menjadi korban ketegangan militer serius akibat uji coba nuklir Korea Utara pada Februari lalu. Kawasan ini ditutup pada April lalu setelah Pyongyang menarik 53 ribu warga mereka yang bekerja di sana. Akibatnya, 123 pabrik milik pengusaha Korea Selatan tutup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo