Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MESIR
Lebih dari 100 Nyawa Melayang
Korban jiwa terus berjatuhan dalam pertikaian politik di Mesir. Lebih dari seratus orang tewas dalam berbagai insiden sejak Presiden Muhammad Mursi digulingkan militer pada 3 Juli lalu. Seperti dilansir Al-Jazeera, beberapa pria bersenjata api menembaki para pendukung Mursi di Kairo, Rabu pekan lalu. Dua pendukung Mursi tewas dalam insiden itu.
Pada hari yang sama, sebuah bom meledak di Mansoura, ibu kota Provinsi Dakhalia, di utara Kairo. Ledakan itu menewaskan seorang pria wajib militer dan melukai 15 orang lainnya. Menurut sejumlah saksi, seorang pria tak dikenal melemparkan bom dari dalam mobil yang melintas. Saat itu, serombongan besar pendukung Mursi sedang berjalan menuju kawasan Heliopolis di bagian utara Kairo.
Serangan itu terjadi sehari setelah Kementerian Dalam Negeri Mesir menyatakan sedikitnya 12 orang terbunuh dalam pertikaian antara pendukung dan penentang Mursi di dekat kerumunan pengunjuk rasa dari Al-Ikhwan al-Muslimun di Universitas Kairo. Pendukung Mursi berkemah di kampus ini sejak Mursi dilengserkan.
Presiden sementara Adly Mansour menyerukan rekonsiliasi nasional pada Rabu malam pekan lalu. Namun Al-Ikhwan menyatakan tak ikut dalam perundingan itu.
Bekas kandidat presiden Abdel Moneim Aboul Fotouh, yang berafiliasi ke Al-Ikhwan, mempertanyakan ajakan Mansour.
AMERIKA SERIKAT
Kemenangan NSA
Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat menolak proposal peraturan pembatasan penyadapan telepon oleh National Security Agency (NSA). Dalam pemungutan suara yang berlangsung pada Rabu pekan lalu, pendukung penyadapan menang tipis 217-205.
Seperti diberitakan CNN, koalisi wakil rakyat liberal, konservatif, dan pendukung kebebasan mendesak agar penyadapan telepon dibatasi. Aksi penyadapan telepon dan data Internet oleh NSA diungkap ke publik oleh bekas kontraktor NSA, Edward Snowden, beberapa waktu lalu.
Setelah rahasia itu terbongkar, sejumlah anggota DPR dari Partai Republik dan Demokrat bersikap kritis terhadap cara pemerintah menerapkan pengawasan telepon. Mereka beralasan tindakan NSA itu mengganggu. Pemerintah dituding terlalu jauh mencampuri kehidupan pribadi warganya demi kepentingan keamanan nasional.
Anggota Komite Kehakiman dari Partai Republik, James Sensenbrenner, mengatakan NSA telah melampaui mandatnya. Menurut dia, proposal yang diajukan politikus Republik, Justin Amash, itu akan menghentikan pengawasan terhadap penduduk. "Saatnya untuk menghentikannya," katanya.
SPANYOL
Kereta Keluar Jalur
Serangkaian kereta api keluar dari jalur di Santiago de Compostela di Spanyol barat laut, Rabu malam pekan lalu. Seperti dikutip Reuters, hingga Kamis malam pekan lalu, 77 orang tewas dan 131 orang luka-luka.
Jasad korban yang ditutupi selimut berjajar di samping gerbong yang jungkir-balik. Asap mengepul dari rongsokan kereta. Para petugas pemadam kebakaran sibuk mengeluarkan korban melalui jendela.
"Peristiwa itu terjadi begitu cepat. Sepertinya, ketika berbelok, kereta memuntir dan gerbong-gerbong mulai bertindihan," ujar seorang penumpang, Ricardo Montesco, kepada radio Cadena Ser.
Saat kecelakaan terjadi, penduduk sedang menyiapkan Festival Saint James. Ribuan peziarah dari seluruh dunia memadati jalanan. Badan Pariwisata kota itu menyatakan seluruh perayaan, termasuk misa di katedral, dibatalkan.
Surat kabar El Pais memberitakan, sebuah sumber menyatakan kereta melaju dua kali lebih cepat dari kecepatan minimum saat berbelok. Renfe dan Adif, dua perusahaan yang mengoperasikan trek, sedang menyelidiki kecelakaan itu.
Kereta api Santiago de Compostela dioperasikan perusahaan kereta api milik negara. Pemerintah menyimpulkan itu murni kecelakaan dan untuk sementara mengesampingkan kemungkinan sabotase atau serangan. Kecelakaan kereta api paling parah terjadi pada 2004, ketika bom meledak di dalam kereta di Madrid, yang menewaskan 191 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo