Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AUSTRALIA
Partai WikiLeaks Resmi Ikut Pemilu
Situs pembocor rahasia, WikiLeaks, bakal meramaikan pemilihan umum senat Australia tahun ini. Selasa pekan lalu, mereka resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Australia sebagai partai politik dan pada hari itu juga organisasi besutan Julian Assange tersebut mendapat persetujuan.
Rencananya Partai WikiLeaks akan ikut pemilihan di tiga dari enam negara bagian Australia, yakni Australia Barat, Victoria, dan New South Wales. Sejauh ini baru Julian Assange, sang pendiri WikiLeaks, yang dipastikan maju sebagai kandidat senat dari Victoria. Assange, yang kini sedang mencari suaka di Kedutaan Ekuador di London sejak Juni 2012, tengah mempersiapkan kampanye jarak jauh. Menariknya, jika pun terpilih sebagai anggota senat, ia masih belum tentu bisa hadir secara fisik di senat Australia karena tertahan di lingkungan Kedutaan Ekuador.
Partai WikiLeaks mengaku telah menyiapkan beberapa kebijakan yang akan diperjuangkan dalam senat. "Perubahan iklim, pengungsi, dan perpajakan masuk kebijakan utama yang akan kami usung," kata Manajer Kampanye Partai WikiLeaks Greg Barns kepada The Australian.
PAKISTAN
Gara-gara Tarian di Tengah Hujan
PEREMPUAN dan tarian terkadang tak terpisahkan. Terlebih di negara Asia Selatan, semacam India, tarian bahkan bagian dari ritual keagamaan. Namun tidak demikian dengan Pakistan, negara tetangga India. Di beberapa kota yang kolot, terutama di lingkungan penganut paham Salafi dan Wahabi, mempertontonkan tarian haram hukumnya.
Buktinya, di Chillas—kota kecil yang terletak 8.889 kilometer di utara Ibu Kota Islamabad—Noor Basra dan Noor Sheza, dua gadis kakak-adik yang baru berusia belasan tahun, tewas hanya karena tariannya. Mereka diberondong peluru oleh lima orang tak dikenal yang menyerbu masuk ke rumah mereka.
Menurut BBC, insiden brutal ini berawal dari terunggahnya video Basra dan Sheza, dua pekan lalu. Dalam rekaman yang sebenarnya dibuat enam bulan lalu itu, mereka terlihat riang menari di tengah hujan bersama teman sebayanya. Namun, di lingkungan tempat tinggal mereka, rupanya menari adalah perbuatan tercela yang mencoreng nama keluarga. Walhasil, kedua gadis belia ini jadi bulan-bulanan kemarahan, yang berujung pada kematian.
Komisi hak asasi Pakistan menyebutkan, selama 2011, sedikitnya 943 perempuan dibunuh karena dianggap mempermalukan keluarga. Ironisnya, sebagian besar pelaku adalah ayah atau saudara laki-laki mereka. Pembunuhan atas nama kehormatan keluarga masih menjadi masalah pelik di Pakistan.
KOREA UTARA
Program Nuklir Tak Akan Berakhir
DALAM sebuah forum yang membahas keamanan Asia-Pasifik, Korea Utara menegaskan tidak akan mengakhiri program senjata nuklirnya. Sikap itu bakal bertahan selama musuhnya, Amerika Serikat, tak menghentikan kebijakan permusuhan.
Diplomat Korea Utara, Choe Myong-nam, mengatakan pernyataan keras itu dilontarkan Menteri Luar Negeri Korea Utara Pak Ui-chun saat bertemu dengan para menteri luar negeri di Forum Regional ASEAN di Brunei, Rabu pekan lalu. Menurut Choe Myong-nam, Abang Sam harus segera mencabut sanksi-sanksi atas Korea Utara dan menerima tawaran Pyongyang berdialog, sebagai prasyarat mencapai perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea. "Selama ini ketegangan berlangsung lantaran kesalahan Amerika Serikat," katanya kepada VOA.
Sebelumnya, Cina menyatakan keinginan mensponsori dialog dua Korea untuk pelucutan senjata nuklir Korea Utara. Lewat lawatan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye ke Beijing, Presiden Xin Jinping mengkampanyekan rencana itu.
Rabu pekan lalu, melalui sambungan telepon hotline di Panmunjom, Kementerian Unifikasi Korea Selatan mempersilakan para pebisnis Korea Selatan meninjau peralatan mereka di kompleks perindustrian bersama, setelah ditutup April lalu. Meski tak ada kepastian akan adanya dialog untuk pembukaan kembali kawasan industri itu, kesempatan ini bisa digunakan menyelamatkan aset industri pihak Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo