Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

6 Agustus 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AMERIKA SERIKAT
Romney: Yerusalem Ibu Kota Israel

CALON Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Mitt Romney, mengeluarkan pernyataan kontroversial tentang status Kota Yerusalem. Dalam wawancara dengan media massa, Senin pekan lalu, selepas berdoa di situs suci Tembok Ratapan, ia mengatakan: Yerusalem pantas jadi ibu kota Israel, dan apabila kelak terpilih sebagai presiden, ia berencana memindahkan kantor kedutaan Abang Sam dari Tel Aviv ke kota suci itu.

Pernyataan Romney itu menuai beragam kritik, terutama dari otoritas pemerintah Palestina. Berdasarkan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa, kota yang menjadi sengketa tiga agama itu sudah ditetapkan sebagai kota yang netral. Menghadapi pernyataan ini, Gedung Putih pun kelimpungan: ucapan dan sikap Romney tidak sejalan dengan kebijakan luar negeri Amerika Serikat, yang mendukung penuh resolusi PBB.

"Kami rasa ia perlu menjelaskan makna dan motif pernyataannya itu sepulang dari kunjungan luar negeri," ujar juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, sehari setelah pernyataan Romney.

Amerika sejatinya memang pernah mendukung pemindahan ibu kota Israel ke Yerusalem, tapi itu dibatalkan sejak adanya resolusi PBB. Para pengamat menduga pernyataan Romney ini adalah bentuk kampanye untuk menggaet suara sekitar 5 juta orang keturunan Yahudi di Amerika, dalam pemilihan empat bulan mendatang.

AFGANISTAN
Taliban Eksekusi Empat Pekerja

KELOMPOK Islam garis keras di Afganistan, Taliban, menembak mati empat warga sipil Afganistan gara-gara bekerja di perusahaan keamanan asing, Rabu pekan lalu. Inilah eksekusi terakhir, setelah hukuman yang sama diterapkan Taliban kepada lima pria pada akhir Juli lalu.

"Puluhan lubang peluru ditemukan di dada dan punggung keempat mayat yang tangannya terikat," kata petinggi militer Afganistan, Jenderal Abdul Razaq Safi.

Menurut juru bicara Pemerintah Provinsi Wardak, Shahiduallh Shahid, keempat lelaki itu diculik sebelum dieksekusi. Penculikan terjadi ketika mereka pulang dari pekerjaannya, sehari sebelum ditembak mati.

Pemerintah Afganistan belum menemukan motif yang jelas atas eksekusi ini. Namun, pada awal Juli lalu, kelompok Taliban memang pernah mengeluarkan pernyataan ancaman kepada warga Afganistan yang bekerja di perusahaan asing. "Para pekerja ini memang target baru Taliban," ujar Safi.

Setelah kejadian eksekusi, militer Afganistan menggelar operasi militer besar untuk mencari dalang pembunuhan warga sipil itu. Akibatnya, belasan anggota Taliban terbunuh dalam operasi militer tersebut.

UGANDA
Virus Ebola Ancam Uganda

WABAH virus Ebola, yang mematikan, telah menewaskan 14 warga di bagian barat Uganda dalam satu bulan terakhir. Kementerian Kesehatan Uganda mengkonfirmasi bahwa negaranya kini sedang dilanda wabah virus salah satu penyakit paling mematikan di dunia itu.

"Hasil penyelidikan di Institut Penelitian Virus mengkonfirmasi penyakit aneh yang menyerang Uganda adalah demam berdarah Ebola," demikian pernyataan bersama Kementerian Kesehatan Uganda dan Badan Kesehatan Dunia (WHO), Ahad pekan lalu.

Ebola merupakan penyakit yang belum ditemukan obatnya hingga kini. Pada 2000, sebanyak 224 warga Uganda meninggal akibat penyakit dengan gejala demam, sakit kepala, nyeri sendi, radang tenggorokan, diare, muntah, dan sakit perut itu. Berlanjut pada 2007, ketika penyakit ini merenggut nyawa 37 orang di Bundibugyo, dekat perbatasan dengan Kongo.

Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada 1976 di Kongo. Nama Ebola diberikan sesuai dengan nama sungai tempat wabah tersebut ditemukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus