Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

13 Februari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Filipina
Gempa Tewaskan 52 Orang

Gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter melanda Provinsi Negros dan Cebu, Filipina, Senin pekan lalu. Gempa juga mengakibatkan tanah longsor, membuat jembatan ambruk, serta merusak bangunan dan jalan. Pejabat setempat menyatakan korban tewas untuk sementara berjumlah 52 orang.

Lembaga Geologi Amerika Serikat menyatakan gempa itu berpusat 72 kilometer di utara Kota Dumaguete dan berada pada kedalaman 246 kilometer. Filipina berada di "Cincin Pasifik", yang memiliki potensi besar diguncang gempa bumi dan aktivitas gunung berapi. Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter menewaskan hampir 2.000 orang di Luzon pada 1990.

Wali Kota Guihulngan Ernesto Reyes mengatakan ada kemungkinan jumlah korban bertambah. Tim penyelamat sedang melakukan penggalian untuk mencari mereka yang terjebak dalam reruntuhan. Bersama puluhan tentara, mereka mengeruk longsoran 80 rumah di Kota Guihulngan dan La Libertad yang membuat 71 orang diduga terkubur. Presiden Benigno Aquino III sempat mengunjungi lokasi gempa saat merayakan ulang tahun ke-52.

KOREA SELATAN
Ketua Parlemen Diduga Korupsi

KETUA Parlemen Korea Selatan Park Hee-tae mengundurkan diri menyusul penyelidikan kasus dugaan korupsi yang melibatkan anggota parlemen dari Partai Nasional Agung, yang berkuasa. Skandal ini mengguncang pemerintahan Presiden Lee Myung-bak menjelang pemilihan umum pada April mendatang.

Jaksa sedang menyelidiki seorang anggota parlemen yang mengatakan Park berusaha menyuap sesama anggota partai agar menjadi ketua partai tiga tahun lalu.

"Saya meminta maaf kepada rakyat. Bila ada orang yang terlibat, itu semua tanggung jawab saya," ujarnya dalam pernyataan resmi yang dibacakan juru bicaranya, Han Jong-tae, Kamis pekan lalu.

Park mundur setelah ajudannya, Koh Myung-jin, mengaku menerima amplop berisi uang 3 juta won atau setara dengan Rp 23,9 juta dari seorang anggota parlemen yang mengungkap kasus itu.

KEPULAUAN MALVINAS
Inggris-Argentina Memanas

HUBUNGAN Inggris-Argentina kembali memanas. Argentina secara resmi mengajukan protes kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa karena Inggris mengirim kapal perangnya ke Kepulauan Malvinas. "Militerisasi ini membahayakan keamanan internasional," ujar Presiden Argentina Cristina Fernandez Kirchner, Kamis pekan lalu.

Ketegangan di antara kedua negara meningkat menjelang peringatan 30 tahun Perang Malvinas, yang jatuh pada 2 April nanti. Perang 74 hari dalam pemerintahan Margaret Thatcher pada 1982 itu telah menewaskan 255 tentara Inggris dan 649 tentara Argentina.

Bulan lalu, Inggris mengirim HMS Dauntless untuk menggantikan HMS Montrose. Inggris juga mengutus Pangeran William, yang akan menerbangkan helikopter Angkatan Udara Kerajaan Inggris ke kepulauan yang terletak sekitar 450 kilometer di sebelah timur pantai Amerika Selatan itu.

Namun Argentina memandang tindakan Inggris itu sebagai provokasi. Mereka menyatakan Pangeran William, 29 tahun, mengenakan "seragam penakluk". Di mata Kirchner dan mayoritas warga Argentina, Inggris telah mencaplok Kepulauan Malvinas.

IRAN
Mossad di Balik Pembunuhan Ilmuwan

PEMBUNUHAN ilmuwan nuklir Iran mulai terkuak. Agen Mossad dilaporkan bertanggung jawab terhadap kematian Mostafa Ahmadi-Roshan, yang dibunuh saat dalam perjalanan menuju tempat pengayaan uranium Natanz pada 11 Januari lalu. Pembunuhan Mostafa mirip adegan film spionase. Korban diawasi dan diintai selama berbulan-bulan.

Pejabat Amerika Serikat menyatakan sebuah kelompok pembangkang yang didanai dan dilatih agen rahasia Israel itu berada di balik pembunuhan Mostafa. Menurut pejabat itu, Mujahidin Rakyat sejak dulu dituding sebagai pelaku pembunuhan sejumlah warga Iran.

Kelompok ini telah membunuh lima ilmuwan nuklir Iran sejak 2007. Mereka melancarkan aksinya dengan sepeda motor dan melemparkan bom magnetik kecil ke dalam mobil korban. Pejabat itu mengatakan pemerintah Barack Obama tak terlibat dalam pembunuhan tersebut.

"Hubungannya sangat rumit dan dekat. Mereka membayar Mujahidin. Beberapa agen mereka menyediakan informasi untuk Israel," kata Mohammad Javad Larijani, ajudan senior pemimpin spiritual tertinggi Ayatullah Ali Khamenei, melukiskan keakraban keduanya. Sejauh ini Mossad belum menanggapi pernyataan pejabat Amerika yang tak mau disebutkan namanya itu.

TIBET
Biksu Bakar Diri

SEORANG biksu Tibet melakukan aksi bakar diri di Provinsi Sichuan. Ia memprotes kebijakan pemerintah Cina yang telah mengasingkan Dalai Lama. "Dia meneriakkan slogan pembebasan Tibet dan kembalinya Dalai Lama sebelum membakar diri," ujar seorang saksi kepada Radio Free Asia.

Dalam setahun terakhir, 20 biarawan, biarawati, dan warga awam Tibet melakukan aksi bakar diri. Aksi terbanyak terjadi di Provinsi Sichuan, yang merupakan wilayah tradisional Tibet. Aksi protes yang melibatkan 1.000 orang juga terjadi di Provinsi Qinghai sebelah barat daya Cina.

Dalam aksi protes sebelumnya di Sichuan, kelompok aktivis Tibet mengatakan sedikitnya enam orang Tibet tewas akibat kekerasan polisi. Polisi menghentikan aksi itu dengan menembak aktivis. Namun pemerintah Cina mengatakan 2 perusuh tewas dan 24 polisi, termasuk petugas pemadam kebakaran, cedera ketika kelompok anti-Cina menyerang kantor polisi. 

MALADEWA
Presiden Maladewa Mundur

PRESIDEN Maladewa Mohamed Nasheed mengumumkan pengunduran diri setelah muncul protes dari polisi dan partai oposisi, Selasa pekan lalu. Ia diprotes atas keputusan penahanan hakim tinggi Maladewa. "Saya dipaksa mundur dengan todongan senjata pejabat polisi dan militer dalam sebuah kudeta," kata Nasheed.

Ia menduga Wakil Presiden Waheed Hassan Manik, dari partai yang berbeda, terlibat dalam kudeta ini. Buktinya, Manik telah dilantik menggantikannya dan menjanjikan pemerintahan yang demokratis. Namun Manik membantah tudingan keterlibatannya.

Sapto Yunus, Eko Ari (Reuters, The Guardian, Inquirer)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus