Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HAITI
Martelly Jadi Presiden
PENYANYI pop Michel Martelly, 50 tahun, memenangi pemilihan Presiden Haiti, mengalahkan mantan ibu negara Mirlande Manigat, Rabu pekan lalu. Ia menang telak dengan perolehan suara 68 persen. Penyanyi yang dikenal dengan nama Sweet Mickey itu menggantikan Presiden Rene Preval.
”Kita akan kerja bersama, wahai rakyat Haiti. Bersama kita pasti bisa,” ujar Martelly dalam pidato kemenangannya. Pemilihan umum yang dilaksanakan pada 20 Maret lalu dan dikhawatirkan rusuh tersebut ternyata berlangsung kondusif.
Saat menjadi penyanyi, Martelly dikenal suka melakukan aksi provokatif. Namun dia berhasil mempesona pemilih melalui kampanye dengan janji kuat akan mengubah status quo dan metode pemerintahan serta menghapus korupsi. Martelly harus menghadapi tantangan membangun kembali Haiti yang porak-poranda akibat gempa tahun lalu, yang menewaskan 300 ribu orang.
KONGO
Pesawat PBB Jatuh
PESAWAT terbang Perserikatan Bangsa-Bangsa mengalami kecelakaan saat akan mendarat di lapangan terbang Kinshasa, Kongo, Senin pekan lalu. Dari 33 penumpang, hanya satu yang selamat.
Pesawat berbendera Georgia itu mengangkut sejumlah pejabat PBB, aktivis organisasi nonpemerintah, dan pasukan penjaga perdamaian dalam perjalanan dari timur laut Kota Kisangani menuju lapangan terbang N’Djili, Kinshasa. ”Satu orang masih hidup,” kata juru bicara PBB, Farhan Hag, kepada wartawan di New York, Selasa pekan lalu.
Menurut seorang sumber PBB di Kinshasa, pesawat oleng saat mendarat karena ada angin kencang. Selanjutnya pesawat menghantam daratan dan terbelah menjadi dua bagian. Menurut pejabat Kementerian Kesehatan Kongo, Joseph Kiboko, pilot pesawat tersebut tewas.
ITALIA
Berlusconi Mangkir Lagi
PERDANA Menteri Italia Silvio Berlusconi mangkir dalam sidang dakwaan kasus skandal seks, yang berlangsung hanya 8 menit di Milan, Rabu pekan lalu. Jaksa penuntut umum mendakwa Berlusconi dengan tuduhan menggunakan dan membayar pelacur di bawah umur.
Dalam persidangan pertama yang berlangsung sehari sebelum sidang dakwaan, pengadilan memutar rekaman pembicaraan Berlusconi dengan beberapa perempuan, antara lain Karima el-Mahrough, penari yang dipanggil Berlusconi dalam pesta ”Bunga-bunga”.
Lantaran Berlusconi tidak hadir, sidang diundurkan hingga 31 Mei mendatang. Jika terbukti bersalah, dia dapat dihukum 15 tahun penjara. Para pengamat memperkirakan sidang Berlusconi akan berlangsung lama. Sebab, akan banyak pembelaan hukum dan pemaparan fakta hukum yang akan dilakukan dalam kasus ini.
PANTAI GADING
Gbagbo Menolak Mundur
PRESIDEN Pantai Gading Laurent Gbagbo menolak mundur dari jabatannya meskipun pasukan tentara dari pihak lawan, yaitu Alassane Ouattara, telah mendesak Gbagbo hingga ke dalam istana. Dalam kejadian itu, Gbagbo memilih kabur ke dalam bunker yang ada di istana.
”Saya bukan kamikaze (penerbang berani mati). Saya menyukai kehidupan. Suara saya bukan untuk pengorbanan,” ujar Gbagbo kepada salah satu stasiun televisi Prancis, Rabu pekan lalu. ”Tidak, saya tidak mencari kematian, bukan tujuan saya di sini untuk mati.”
Gbagbo memiliki kemungkinan mengungsi ke negara tetangganya, Angola, atau negara lain di Afrika. Hal ini karena Gbagbo memiliki ikatan yang kuat dengan Presiden Jose Eduardo dos Santos. Namun Gbagbo tidak akan mengungsi ke Eropa ataupun Asia. Sebab, ia dipastikan masuk daftar pencarian Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
BANGLADESH
Banding Penerima Nobel Ditolak
MAHKAMAH Agung Bangladesh menolak permohonan banding penerima Hadiah Nobel, Muhammad Yunus, atas pemecatan dirinya sebagai direktur Grameen Bank, bank kredit mikro yang ia dirikan. Jaksa Agung Mahbubey Alam mengatakan Mahkamah Agung telah menguatkan putusan pengadilan tinggi, dan Yunus tidak punya hak menjabat direktur Grameen Bank. ”Dia telah kalah,” katanya Selasa pekan lalu.
Yunus dipecat setelah pemerintah Bangladesh curiga Grameen Bank menyalahgunakan dana bantuan US$ 100 juta. Kecurigaan muncul setelah jaringan televisi Norwegia memberitakan dugaan penyalahgunaan dana bantuan. Meski begitu, Norwegia telah mengklarifikasi dugaan penyalahgunaan dana bantuan itu tidak terbukti berdasarkan hasil pemeriksaan.
Namun bank sentral Bangladesh punya alasan lain memecat Yunus, yaitu usianya telah mencapai 70 tahun, sehingga selayaknya mengundurkan diri karena melewati batas usia pensiun 60 tahun.
Yunus mendapat dukungan dari mantan Presiden Irlandia Mary Robinson dan mantan Presiden Bank Dunia James Wolfensohn. Mereka menggelar kegiatan Friends of Grameen untuk menyelamatkan bank itu agar tidak diambil alih oleh pemerintah Bangladesh.
EKUADOR
Duta Besar Amerika Diusir
PEMERINTAH Ekuador mengusir Duta Besar Amerika Serikat Heather Hodges gara-gara laporan rahasia kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat bocor ke WikiLeaks. Kawat diplomatik itu berisi laporan bahwa Presiden Ekuador Rafael Correa diduga sudah mengetahui tindakan korupsi yang dilakukan pejabat tinggi kepolisian sejak 2009. Namun Correa membiarkannya dan malah mengangkat pejabat itu menjadi Kepala Polisi Ekuador.
”Dia harus segera meninggalkan negeri ini sesegera mungkin,” kata Menteri Luar Negeri Ekuador Ricardo Patino kepada wartawan dalam jumpa pers Rabu pekan lalu. Patino mengatakan tidak memperkenankan Duta Besar Heather Hodges seterusnya bertugas di Ekuador.
Patino juga telah memanggil Hodges ke kantornya untuk membicarakan isu WikiLeaks tersebut. Dalam pertemuan itu, Patino menyampaikan Presiden Correa sangat marah atas laporan itu. Hodges menjelaskan kepada Patino bahwa laporan itu merupakan informasi pemerintah Amerika Serikat yang dicuri WikiLeaks. Penjelasan Hodges dianggap kurang memuaskan sehingga pemerintah Ekuador enggan menerima Hodges kembali sebagai duta besar.
Cheta Nilawaty, Nieke Indrietta (AP, AFP, BBC, Reuters, Al-Jazeera, Guardian.co.uk, Telegraph.co.uk, Reuters.com)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo