Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

19 Oktober 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RUSIA
Moskow Tolak Tekan Iran

RUSIA menolak usul Amerika Serikat untuk menerapkan sanksi lebih keras kepada Iran terkait dengan program nuklirnya. Anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu mengatakan sanksi bukanlah tindakan yang efektif guna menekan Iran. ”Menurut kami, ancaman, sanksi dan tekanan pada situasi sekarang akan menjadi kontraproduktif,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton di Moskow pekan lalu.

Iran belum lama ini mengaku memiliki reaktor pengayaan uranium kedua. Meski Iran berulang kali menegaskan program nuklirnya untuk kepentingan damai, Amerika yakin Iran ingin memiliki senjata nuklir.

Hillary mengaku menghargai sikap Rusia yang lebih mementingkan upaya diplomatik. Namun pihaknya juga menyadari kemungkinan gagalnya cara tersebut. ”Jadi, kami mengkaji kemungkinan sanksi bila upaya diplomatik gagal,” kata Hillary.

SWISS
Turki dan Armenia Berdamai

SETELAH lebih dari seabad berseteru, Turki dan Armenia sepakat kembali membina hubungan diplomatik dan membuka wilayah perbatasan. Perjanjian perdamaian itu ditandatangani Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu dan Menteri Luar Negeri Armenia Eduard di Zurich, Swiss.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton dan Menteri Luar Negeri Swiss Micheline Calmy Rey menjadi mediator perdamaian itu. ”Butuh waktu cukup lama saat saya katakan kepada semua pihak yang terlibat bahwa (perjanjian) ini penting,” ujar Hillary.

Perseteruan kedua negara terjadi menyusul peristiwa pembunuhan sekitar 1,5 juta warga Armenia oleh Dinasti Ottoman, Turki, pada Perang Dunia I. Presiden Armenia Serge Sarkisian mengaku bertanggung jawab atas keputusan menormalisasi hubungan dengan Turki, meski tak akan melupakan peristiwa pembantaian massal itu.

AMERIKA SERIKAT
Paparazzi Terancam Denda

GERAK-GERIK para pemburu gambar selebritas di California bakal makin tak leluasa. Pekan lalu, Gubernur Arnold Schwarzenegger menandatangani undang-undang anti-paparazzi yang mulai berlaku tahun depan. Paparazzi tak bisa lagi sembarangan memotret kegiatan pribadi para pesohor tanpa izin. Bila melanggar, mereka terancam hukuman denda hingga US$ 50 ribu atau sekitar Rp 500 juta.

Selebritas yang privasinya terganggu juga berhak mengajukan gugatan kepada media yang membeli dan memajang foto yang diperoleh dengan cara tak benar. Namun sejumlah pihak menilai pemberlakuan undang-undang ini tak akan mampu menyurutkan nyali para juru potret nekat itu. Maklum, dibandingkan dengan besarnya denda, keuntungan yang dapat mereka raup bisa mencapai miliaran rupiah.

Kolumnis Ben Widdicombe menilai pekerjaan paparazzi sebenarnya tak selalu merugikan sang bintang. ”Banyak sekali hasil bidikan mereka sebetulnya merupakan aksi yang disengaja dari para selebritas sendiri,” ujarnya. Dia mengambil contoh penyanyi Britney Spears yang selalu berpesan kepada asistennya agar membocorkan kepada paparazzi setiap kali ia hendak ke luar rumah.

THAILAND
Perketat Keamanan KTT ASEAN

PEMERINTAH Thailand akan menerapkan Internal Security Act di Ibu Kota Bangkok pada 15-25 Oktober untuk menghalau gelombang demonstrasi pendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra. Dengan akta ini, aparat keamanan akan memiliki kewenangan menangkap dan membatasi aktivitas warga yang dianggap bakal mengganggu ketenteraman, tanpa melalui proses pengadilan.

Akta keamanan yang sama akan berlaku di wilayah Provinsi Prachuap Khiri Khan, sekitar 130 kilometer barat daya Bangkok, pada 12-27 Oktober ini. Prachuap akan menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-15.

Thailand tak ingin peristiwa memalukan pada April lalu terulang. Waktu itu acara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Pattaya dibubarkan oleh para demonstran. Sejumlah kepala negara dari ASEAN, Jepang, Cina, dan Korea Selatan terpaksa dievakuasi secara darurat karena hotel tempat acara berlangsung diblokade demonstran.

INGGRIS
Penambahan Pasukan di Afganistan

PEMERINTAH Inggris berancang-ancang mengirim sekitar 500 tentara ke Afganistan. Perdana Menteri Inggris Gordon Brown mengatakan pengiriman pasukan tambahan itu bergantung pada strategi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang akan melatih personel sipil dan militer Afganistan dan pada pemerintah Afganistan baru yang akan berkuasa.

Rencana Brown itu menjadi berita baik bagi Gedung Putih, yang tengah membujuk negara-negara Eropa agar mengirim lebih banyak pasukan ke Afganistan. Inggris memiliki pasukan terbesar kedua di Afganistan, setelah Amerika. Dengan tentara tambahan itu, jumlah personel pasukan Inggris di Afganistan akan meningkat menjadi sekitar 9.500 orang.

Di dalam negeri, rencana pengiriman pasukan itu sebaliknya justru mengundang kecaman. Pihak oposisi dan sebagian militer menuduh Brown gagal menyiapkan pasukan Inggris dengan baik sebelum mereka dikirim ke Afganistan.

KOREA UTARA
Peluncuran Rudal Jarak Pendek

KOREA Utara kembali meluncurkan lima rudal jarak pendeknya dari pesisir pantai timur negara itu, Senin pekan lalu. Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, melaporkan peluncuran rudal itu bersamaan dengan datangnya kapal induk Amerika Serikat, USS George Washington, di lepas pantai Korea Selatan.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meminta Korea Utara tak mengulangi uji coba itu lagi karena melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama juga menyayangkan tindakan Korea Utara. Namun Cina menilai peluncuran itu tak akan berdampak besar terhadap kesediaan Pyongyang memulai kembali pembicaraan nuklir dengan enam negara.

Ahli masalah Korea Utara dari Dongguk University, Seoul, Koh Yu-hwan, mengatakan uji coba rudal tersebut bertujuan menaikkan posisi tawar negara itu menjelang pembicaraan dengan Amerika Serikat. ”Korea Utara tengah memainkan semua kartunya sebelum pembicaraan itu terjadi,” kata Koh.

Nunuy Nurhayati (CNN, AP, Reuters, BBC, Xin Hua)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus