Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TURKI
Pesta Pernikahan Berdarah
PESTA pernikahan yang awalnya meriah mendadak berubah menjadi ladang pembantaian. Sekelompok orang tak dikenal tiba-tiba menyerbu lokasi hajatan di Desa Bilge, Provinsi Mardin, Turki Tenggara, Senin pekan lalu. Sedikitnya 44 orang tewas, termasuk pasangan pengantin Sevgi Celebi dan Habib Ari, serta penghulu pernikahan. Sepuluh orang cedera. Korban kebanyakan perempuan dan anak-anak.
Sejumlah saksi mata mengatakan serangan dilakukan sekelompok pria bertopeng. Mereka tiba-tiba melemparkan granat serta menembaki kerumunan warga di upacara pernikahan. Versi lain menyebutkan, para penyerang menggiring anak-anak dan perempuan ke dalam ruangan sebelum menembaki mereka.
Belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu. Warga desa menduga serangan berkaitan dengan sengketa antarkeluarga. Sejauh ini polisi telah menahan delapan tersangka dan menutup desa yang mayoritas berpenduduk suku Kurdi itu.
CINA
Warga Meksiko Bebas Karantina
PEMERINTAH Cina membebaskan seluruh penumpang pesawat asal Kota Meksiko, Kamis pekan lalu, setelah sepekan dikarantina karena diduga membawa virus H1N1 penyebab flu babi. Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan para penumpang itu terbukti tak menunjukkan gejala flu babi. Sebuah pesawat yang dicarter pemerintah Meksiko diterbangkan ke Cina membawa pulang penumpang.
Sebelumnya seorang pria Meksiko berusia 25 tahun yang berkunjung ke Hong Kong diketahui positif terpapar H1N1. Ini yang membikin pemerintah Cina khawatir dan mengkarantina semua penumpang di sebuah hotel di Hong Kong. Meksiko berang terhadap perlakuan Cina itu.
Pemerintah Meksiko menilai Cina melakukan diskriminasi dalam penerapan kebijakan karantina warga asing. Kementerian Luar Negeri Cina menyangkal kebijakan karantina itu sebagai bentuk diskriminasi. ”Perlindungan ekstra memang dibutuhkan setelah virus penyebab flu babi ditemukan di Hong Kong,” ujar juru bicara Menteri Kesehatan Cina, Mao Qunan.
AMERIKA SERIKAT
Israel Bersalah di Gaza
SERANGAN militer Israel ke Jalur Gaza pada 28 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009 mendapat kritik keras Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam sebuah laporan yang disampaikan dewan penyidik di New York, Selasa pekan lalu, Israel dinilai bersalah dalam insiden penembakan gedung milik PBB yang mengakibatkan kerusakan dan tewasnya sejumlah warga sipil.
Dewan penyidik menyatakan mortir Israel terbukti telah menewaskan 30 hingga 40 warga Palestina di sekolah Jabaliyah di Jalur Gaza. Insiden itu merupakan satu dari enam peristiwa yang menurut dewan penyidik merupakan tanggung jawab militer Israel. Lebih dari 1.300 warga sipil tewas dalam serangan Israel di Gaza.
Pemerintah Israel menyebut laporan itu tendensius, bias, dan berat sebelah. Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak menolak laporan tersebut dan mengatakannya sebagai laporan yang tak jelas. ”Kami memiliki angkatan bersenjata yang paling bermoral di dunia,” ujarnya.
AFGANISTAN
Korban Serangan Amerika
Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyampaikan penyesalan mendalam atas banyaknya warga sipil yang tewas dalam operasi militer negara adidaya itu di Afganistan dua pekan lalu. Penyesalan itu disampaikan Obama ketika bertemu dengan Presiden Afganistan Hamid Karzai di Gedung Putih, Washington, Kamis pekan lalu.
Serangan udara pasukan Amerika itu bertujuan menumpas kelompok Taliban. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Palang Merah Internasional menyebut serangan ke Distrik Bala Baluk, Provinsi Farah, itu telah menewaskan puluhan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Presiden Karzai dalam pidatonya di Washington sebenarnya tak secara terbuka mengakui banyak warga sipil yang menjadi korban pertempuran. Karzai hanya mengatakan keberhasilan strategi perang baru Amerika bergantung sepenuhnya pada kemampuan melindungi warga sipil. ”Perang terhadap terorisme ini hanya akan berhasil apabila kita menjunjung asas moral,” katanya.
ISRAEL
Paus Kunjungi Israel
PAUS Benediktus XVI mengunjungi Israel dan Tepi Barat Senin pekan ini. Kunjungan itu sebagai bagian dari lawatannya selama lima hari ke Timur Tengah. Paus Benediktus XVI merupakan paus kedua yang mengunjungi Israel secara resmi. Pendahulunya, Paus Yohanes Paulus II, mengunjungi Israel pada 2000. Pada 1964, Paus Paulus VI juga tiba di Israel secara tidak resmi hanya dalam beberapa jam. Untuk mengamankan Paus, Israel menurunkan 80 ribu personel keamanan.
Komisaris Polisi Dudi Cohen menyebut kunjungan bersejarah itu sangat kompleks dari sisi keamanan. Di Yerusalem, Paus akan mengunjungi beberapa tempat suci, seperti Tembok Barat di Kota Tua, Kubah Batu, sebuah tempat suci muslim, dan Gereja Makam Kudus tempat Yesus dikuburkan.
Otoritas Palestina akan menerima Paus di kamp pengungsi Aida. Kamp itu merupakan simbol betapa menderitanya Palestina di bawah Israel. Ada sekitar 160 ribu warga Kristen di Tanah Suci, sekitar 110 ribu hidup di Israel, 50 ribu di Tepi Barat, dan 3.800 di Gaza.
MALAYSIA
Pekerjaan Baru Badawi
SEBULAN setelah lengser dari kursi perdana menteri yang kini dijabat Najib Razak, Abdullah Ahmad Badawi mendapat pekerjaan baru. Selasa pekan lalu, Badawi ditunjuk sebagai penasihat maskapai penerbangan nasional Malaysia, Malaysia Airlines.
”Dewan direksi menyambut (Abdullah) karena pengalaman dan relasinya yang luas. Dewan mengharapkan kerja sama yang menguntungkan dengannya,” kata pemimpin Malaysia Airlines, Munir Majid, dalam pernyataan tertulisnya. Selain diangkat sebagai penasihat Malaysia Airlines, Badawi akan berkecimpung di sebuah lembaga Islam dan membantu membangun hubungan yang lebih erat dengan negara-negara Timur Tengah.
Pekerjaan baru Badawi itu berbeda dengan bekas perdana menteri Malaysia sebelumnya, Mahathir Mohamad. Setelah pensiun pada 2003, Mahathir ditunjuk sebagai penasihat perusahaan minyak nasional Malaysia, Petronas, dan produsen mobil Proton.
Nunuy Nurhayati (BBC, AFP, Al Jazeera, Reuters)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo