Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

MOMEN

15 Desember 2008 | 00.00 WIB

MOMEN
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

AFGANISTAN
Amerika Akan Tambah Pasukan

AMERIKA Serikat berencana menambah pasukan di Afganistan pada musim panas mendatang. Permintaan penambahan pasukan itu datang dari Jenderal David McKiernan, panglima tertinggi pasukan gabungan Amerika dan NATO, terkait dengan semakin gencarnya serangan gerilyawan Taliban.

McKiernan meminta tambahan sekitar 20 ribu personel pada Januari. Namun, kata Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates, Kamis pekan lalu, Pentagon tak bisa memenuhi permintaan tersebut dengan segera karena adanya komitmen untuk mengamankan perang di Irak. Gates menyebutkan penambahan pasukan baru mungkin dilakukan pada musim panas.

Tentara Amerika yang bertugas di Afganistan saat ini berjumlah 31 ribu orang atau kurang dari seperempat kekuatan pasukan negara itu di Irak. Jumlah ideal personel pasukan Amerika di Afganistan hingga saat ini masih menjadi perdebatan.

INDIA
Sistem Keamanan Diperketat

AKSI terorisme di Mumbai yang menewaskan 173 orang telah menyadarkan India untuk memperkuat sistem keamanannya. Menteri Dalam Negeri India Palaniappan Chidambaram mengatakan agen investigasi nasional akan dibentuk dan undang-undang antiterorisme segera dibuat.

Pemerintah mencemaskan masih adanya pelaku serangan Mumbai yang berkeliaran. Satu-satunya pelaku yang ditangkap, Mohammed Ajmal Amir, menyebutkan Lashkar-e-Toiba melatih 30 orang yang siap mati. Sembilan di antaranya tewas dalam tragedi Mumbai.

Ajmal mengaku direkrut dan dilatih di sebuah kamp di wilayah dekat perbatasan Pakistan. Ia dididik oleh Zaki-ur-Rehman Lakhvi, operator Lashkar. Zaki dan 14 anggota Lashkar kini sudah ditangkap pemerintah Pakistan.

KOREA UTARA
Perundingan Nuklir Mandek

PERUNDINGAN nuklir Korea Utara di Beijing, Cina, mengalami kebuntuan, Kamis pekan lalu. Korea Utara secara tegas menolak gagasan verifikasi yang diajukan Cina. Penolakan itu membuat juru bicara Gedung Putih, Dana Perino, kecewa. ”Pyongyang telah melewatkan kesempatan emas untuk berdamai,” katanya.

Korea Utara sebelumnya telah setuju menghentikan program nuklirnya dengan imbalan mendapat pasokan bahan bakar dan bantuan kemanusiaan. Namun, saat pembicaraan masuk masalah prosedur verifikasi, Korea Utara menolak. ”Padahal lima dari enam anggota perundingan sudah sepakat dengan prosedur standar verifikasi yang diajukan,” kata juru runding Amerika, Christopher Hill.

Menurut Perino, terlalu pagi untuk mengatakan tindakan apa yang akan diambil pemerintah Amerika, tapi mereka akan ”melakukan apa yang pernah dikatakan”. Belum ada agenda baru kapan pertemuan lanjutan digelar.

TAIWAN
Mantan Presiden Dituduh Korupsi

MANTAN Presiden Taiwan Chen Shui-bian didakwa telah melakukan kejahatan korupsi, termasuk penggelapan dan suap, pada Jumat lalu. Chen, yang selama ini dikenal sangat anti-Cina dan turun dari jabatannya pada Mei lalu, dituduh melakukan korupsi US$ 18 juta. Menurut jaksa penuntut, selama menjabat, Chen juga menjalankan praktek pencucian uang dan menghancurkan beberapa dokumen penting.

Chen, 58 tahun, menyangkal semua tudingan yang diarahkan kepadanya dan yakin semua ini merupakan persekongkolan politik. Chen adalah penyeru kemerdekaan Taiwan selama berkuasa pada 2000-2008. Sedangkan presiden berkuasa saat ini, Ma Ying-jeou, sangat dekat dengan kekuasaan Cina daratan.

Jika semua tuduhan itu terbukti, Chen kemungkinan besar akan terkena hukuman penjara 25 tahun. Istri, anak, dan keluarga dekat Chen juga dituduh melakukan kejahatan korupsi.

ZIMBABWE
Mugabe Bantah Epidemi Kolera

PRESIDEN Zimbabwe Robert Mugabe dianggap telah gagal dalam mengatasi epidemi kolera yang mewabah di sana. Duta Besar Amerika Serikat di Zimbabwe, James McGee, Kamis pekan lalu mengungkapkan kegagalan itu tak bisa ditenggang. McGee mendesak Mugabe mundur.

Namun Mugabe menegaskan tak ada epidemi kolera di negaranya. Ia malah balik menuding bahwa seruan mundur merupakan upaya untuk melakukan invasi militer ke Zimbabwe. ”Karena kolera, George Bush, Gordon Brown, dan Nicolas Sarkozy ingin melakukan serangan militer,” katanya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), epidemi kolera di Zimbabwe telah menelan 800 jiwa. Hiperinflasi dan sistem kesehatan yang sangat buruk memaksa warga Zimbabwe menyeberang ke Afrika Selatan untuk mendapatkan perawatan yang memadai.

IRAK
Bom Renggut 55 Jiwa

SEBUAH bom bunuh diri menewaskan 55 orang dan melukai 100 lainnya dalam serangan yang terjadi di sebuah restoran milik warga Kurdi di dekat Kota Kirkuk, Irak Utara, pada saat perayaan Idul Adha lalu. Bom tersebut tampaknya ditujukan bagi Wakil Presiden Irak Jalal Talabani, yang sedang berada di tempat itu.

Talabani sedang berada di ruangan lain. Menurut seorang saksi mata, pelaku bom bunuh diri itu masuk restoran yang tengah dipadati pengunjung sebelum menarik pemicu bom. Restoran tersebut menjadi tempat favorit politikus Irak. ”Karena mereka menganggap di sini lebih aman ketimbang restoran lain,” kata Kepala Kepolisian Kirkuk, Rebwar Talabani.

Provinsi Kirkuk, yang kaya akan minyak bumi, adalah wilayah yang selalu menjadi rebutan antara Irak Arab, Kurdi, dan etnik Turkmenia. Menurut suku Kurdi, seharusnya mereka yang mengontrol daerah tersebut karena mayoritas warganya bersuku Kurdi.

Firman Atmakusuma (BBC, AFP, AP, CNN)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus