Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AMERIKA SERIKAT
Yayasan Bersalah Biayai Hamas
JURI di Pengadilan Dallas, Amerika Serikat, sepakat bahwa lima pemimpin Holy Land Foundation for Relief and Development bersalah karena telah mengucurkan dana ke Hamas, organisasi pembebasan Palestina. Pemerintah Amerika telah menetapkan Hamas sebagai salah satu organisasi teroris.
”Uang adalah urat nadi terorisme,” kata Jaksa Richard B. Roper yang menuntut mereka, Senin pekan lalu. ”Juri telah menunjukkan bahwa rakyat Amerika tak akan menoleransi mereka yang mendanai organisasi teroris.”
Kelima pemimpin Holy Land itu adalah Ghassan Elashi, Shukri Abu-Baker, Mufid Abdulqader, Abdulrahman Odeh, dan Mohammad el-Mezain. Noor Elashi, 23 tahun, putri Ghassan Elashi, sangat kecewa terhadap putusan juri. Menurut dia, ayahnya merupakan warga yang taat hukum, tapi dipenjara karena kegiatan kemanusiaannya. ”Hari ini saya tak meneteskan satu titik air mata pun. Ayah saya juga tersenyum, karena dia telah menyelamatkan kehidupan,” kata Noor.
CINA
Protes Album Guns N’ Roses
ALBUM terbaru grup musik Guns N’ Roses, Chinese Democracy, menuai protes. Global Times, media yang dikendalikan Partai Komunis Cina, pekan lalu menulis album Guns merupakan serangan sengit terhadap pemerintah Cina. Chinese Democracy diluncurkan pada 23 November lalu.
Pemerintah Cina telah memblokir semua akses terhadap album Guns di Internet, termasuk akses lewat situs jaringan komunitas MySpace.com. ”Sepengetahuan saya, masyarakat Cina tak suka musik seperti ini karena terlalu kencang dan berisik,” ujar juru bicara Qin Gang.
Axl Rose, sang vokalis, mengatakan mereka sama sekali bukan pendukung atau kelompok anti-Cina. Dalam salah satu baris lirik Chinese Democracy, Axl menjerit, ”If your great wall rocks, blame yourself.”
AFGANISTAN
Karzai Kritik Amerika
PRESIDEN Afganistan, Hamid Karzai, menyalahkan Amerika Serikat dan pasukan NATO sebagai salah satu penyebab kegagalan menumpas Taliban. Karzai mengatakan pengaruh Taliban tak terkikis kendati Amerika dan NATO telah banyak menerjunkan tentara.
”Rakyat Afganistan tak mengerti, mengapa pasukan kecil seperti Taliban masih terus bertahan dan masih bisa meluncurkan serangan,” katanya, Selasa pekan lalu. Menurut Karzai, Amerika dan NATO telah menciptakan pemerintah paralel yang strukturnya menjulur hingga tingkat daerah. Kehadiran mereka malah membuat pemerintah Afganistan lemah dan tak efektif.
Jumlah tentara Amerika di Afganistan sekarang sekitar 32 ribu dan tahun depan akan menyusul 20 ribu lagi. Ini belum termasuk 40 ribu tentara partikelir. ”Ketimbang berperang melawan teroris, sekarang kami malah lebih banyak bertempur di desa-desa yang sebenarnya tak ada teroris,” Karzai mengeluh.
IRAK
Pasukan Amerika Hingga 2011
PARLEMEN Irak sepakat seluruh anggota pasukan Amerika Serikat harus ditarik dari negara itu paling telat 2011. Mereka juga menyepakati penyelenggaraan referendum penarikan pasukan Amerika tetap dilakukan pertengahan tahun depan. Jika rakyat Irak menolak sikap parlemen, penarikan pasukan mungkin akan dilakukan lebih cepat.
Presiden Amerika George W. Bush mengatakan keputusan parlemen itu merupakan titik menentukan bagi Irak. ”Pengambilan suara hari ini adalah pertanda pertumbuhan demokrasi dan menunjukkan peningkatan kemampuan mengamankan negara,” katanya Kamis pekan lalu.
Kepala Pasukan Amerika di Irak, Jenderal Ray Odierno, dan Duta Besar Amerika di Irak, Ryan Crocker, bersuara hampir seragam dengan Bush. ”Keputusan itu akan menandai dimulainya hubungan yang setara dengan Amerika,” kata mereka.
KONGO
Pengungsi Mengalir
LEBIH dari 10 ribu pengungsi Kongo mengalir ke Uganda. Hingga saat ini ada 27 ribu pengungsi yang bertahan hidup di negara tetangga itu. Juru bicara organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi (UNHCR), Roberta Russo, mengatakan pengungsi Kongo terpaksa lari karena diserang pasukan pemberontak suku Tutsi.
Sejak Agustus lalu, pemberontak Tutsi, yang dipimpin Laurent Nkunda, semakin gencar memburu musuhnya, milisi suku Hutu. ”Sepanjang jalan ke Uganda, mereka melihat begitu banyak mayat bergelimpangan,” kata Roberta, Kamis pekan lalu.
Juru bicara pemberontak, Bertrand Bisimwa, mengatakan serangan mereka ke Ishasha bertujuan mengusir pelaku pembantaian di Rwanda pada 1994. Ishasha merupakan kota di perbatasan Kongo dengan Uganda. ”Kami hanya berusaha mengamankan komunitas kami (Tutsi). Kami ingin mereka keluar dari Kongo,” ujarnya.
JERMAN
Teroris Jerman Bebas
PENGADILAN Jerman membebaskan salah satu pemimpin Tentara Merah alias Baader Meinhof, Senin pekan lalu. Christian Klar, 56 tahun, menghirup udara bebas mulai Januari nanti setelah mendekam di penjara selama 26 tahun. Dia bersalah atas pembunuhan sembilan orang.
Setelah Klar, sekarang tinggal satu orang anggota kelompok berhaluan Marxis tersebut yang dipenjara. Tahun lalu, pengadilan Jerman membebaskan Eva Haule, 53 tahun, yang sudah dipenjara 21 tahun. Eva diputus bersalah atas pembunuhan tentara Amerika, Edward Pimental, pada 1985.
Sebelumnya, Brigitte Mohnhaupt, 58 tahun, juga dilepas pengadilan Jerman. Bersama Klar, dia mengorganisasi serangan roket yang hampir menewaskan Jenderal Frederick J. Kroesen, pemimpin pasukan Amerika di Eropa, pada 1981.
INGGRIS
Anggota Parlemen Ditangkap
ANGGOTA parlemen Inggris dari Partai Konservatif, Damien Green, ditangkap polisi selama sembilan jam, Kamis pekan lalu. Penangkapan itu segera memantik kritik. Wali Kota London, Boris Johnson, mengatakan, ”Sungguh sulit dipercaya, polisi antiteror Inggris menangkap anggota parlemen tanpa kejahatan yang jelas, tapi hanya karena dia menerima bocoran dokumen.”
Tahun lalu sejumlah dokumen dan informasi di kantor Kementerian Dalam Negeri bocor dan membuat malu mereka, termasuk informasi mereka mempekerjakan imigran ilegal. Namun markas Polisi Metropolitan London hanya menyatakan Green diduga terlibat konspirasi tak patut. Mereka mengaku tengah menyelidiki kebocoran dokumen rahasia pemerintah.
Green sendiri tak keder. ”Saya sudah berkali-kali mendapatkan bocoran informasi rahasia. Informasi yang semestinya diketahui publik,” ujar Green.
Sapto Pradityo (AP, AFP, Reuters, Guardian, BBC, Washington Post)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo