Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Muka-muka Baru Di Kremlin

Mikhail Gorbachev, 54, mengkonsolidasikan kekuatan di politbiro dan menampilkan wajah-wajah baru di pucuk pimpinan. Gromyko diangkat jadi presiden, Shevardnadze diangkat Menlu dan Romanov disingkirkan. (ln)

13 Juli 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SERATUS hari pemerintahan Mikhail Gorbachev, 54, ditandai dengan pening-katan disiplin lapisan bawah dan perombakan besar pada pucuk pimpinan Kremlin. Sesudah melancarkan kampanye antimabuk, ia pekan lalu memperkenalkan seorang muka baru, Menlu Eduard A. Shevardnadze. Sebelum itu, April silam, ia lebih dulu mengkonsolidasikan kekuatan di Politbiro dengan empat anggota baru, yang ahli, cekatan, dan efisien. Mereka adalah Nikolai Ryzkov, membawahi bidang industri Viktor Nikonov, membawahi pertanian Egor Ligachev, bertanggung jawab dalam urusan Partai dan Georgi Razumovski, khusus membina kader Partai. Tampaknya, tidak sulit bagi Gorbachev untuk "meremajakan" Politbiro PKUS (Partai Komunis Uni Soviet). Komposisi keanggotaan lembaga ini berubah wajah dalam waktu singkat. Dengan empat anggota baru tersebut di atas, diperkuat oleh Shevardnadze, yang resmi sebagai anggota penuh Politbiro, Senin lalu, dan Viktor M. Chebrikov, pemimpin dinas rahasia KGB, maka kelompok Gorbachev seluruhnya enam, bahkan tujuh dengan sang sekjen. Tiga anggota Politbiro lainnya, yang dulu diorbitkan oleh Andropov: Geidar Aliyev, Vitali Vorotnikov, dan Mikhail Solomentsev, sudah bisa dipastikan menunjang kepemimpinan Gorbachev. Kalau sudah begini, tunggu apalagi? Jangan heran bila Grigory Romanov, lawan utama Gorbachev, menurut kantor berita Tass telah dibebastugaskan, Senin pekan lalu, karena "alasan-alasan kesehatan". Dengan demikian, tokoh Partai dari Leningrad yang sukses di bidang industri persenjataan itu kini sudah terpental. Begitu mudah? Spekulasi tentang ini sudah bertiup lama. Sejak 9 Mei berselang, Romanov menghilang dari peredaran. Terakhir, ia dilaporkan sakit, tapi ada yang melihatnya dalam sebuah acara kunjungan ke Georgia. Romanov tersingkir, konon, karena gaya hidupnya feodal dan cenderung suka bermewah-mewah. Ada desas-desus ia bertamasya di sebuah kapal pesiar dengan seorang penyanyi wanita kenamaan. Sebaliknya, Shevardnadze. Ia adalah pembawa gaya hidup sederhana. Diangkat sebagai anggota Politbiro tanpa hak pilih, 1978, bekas sekjen PKUS cabang Georgia itu resmi menjadi anggota penuh Polibiro sehari sebelum ditunjuk sebagai menlu, menggantikan diplomat kawakan Andrei Gromyko (lihat: Seorang Grom, Teguh dan Unik). Dunia Barat sama sekali tidak mengenalnya, tapi Gorbachev tidak asing lagi dengan prestasi Shevardnadze. Dia menonjol karena dua hal tekun menggalakkan pemberantasan korupsi dan ulet memelopori pembaruan ekonomi khususnya dalam disiplin kerja. Dia pandai bicara, tapi hampir-hampir tidak punya pengalaman di bidang politik luar negeri. Mengapa Gorbachev memilih Shevardnadze? Dalam garis besarnya, dunia luar menduga bahwa Gorbachev akan mengendalikan sendiri politik luar negeri Soviet. Supaya mudah, muka baru Shevardnadze dibiarkan tampil ke depan. Peluang seperti inilah barangkali yang tidak mungkin diperoleh bila Gromyko, seorang penganut garis keras, tetap berperan sebagai menlu Soviet. Gromyko memang getol menjagokan keunggulan Soviet di seantero dunia, suatu kebijaksanaan yang kurang penting bagi Gorbachev karena ia lebih berorientasi pada urusan dalam negeri, misalnya pembenahan bidang ekonomi. Memang, kalau perlu Gromyko juga bisa realistis, tapi untuk menekan anggaran militer dan bersikap lebih bersahabat dengan Cina, umpamanya, ia belum tentu bersedia. Untuk hal-hal semacam inilah Gorbachev sangat memerlukan seorang tokoh seperti Shevardnadze. Dilahirkan 25 Januari 1928 di Mamati, di tepi Laut Hitam, menlu baru teman seangkatan Gorbachev itu menjadi anggota penuh PKUS 1948, sesudah dua tahun aktif di Komsomol. Sebagian besar usianya dilewatkan di Georgia, mengabdi PKUS di sana, seraya memantapkan diri dalam kubu Gorbachev. Namanya mencuat di lingkup nasional ketika menjadi mendagri. Ia menggalakkan penyidikan kasus suap dan nepotisme. Dia juga melancarkan beberapa eksperimen bidang ekonomi, khususnya yang memajukan industri pertanian. Namun, pihak lain, misalnya sekelompok ahli di departemen luar negeri AS, tidak begitu yakin bahwa Gromyko begitu saja tersingkir ke atas. Pengalamannya membina hubungan diplomatik dengan AS selama lebih dari 40 tahun tidaklah bisa diabaikan, apalagi jika Gorbachev bermaksud melancar- kan pendekatan baru terhadap Reagan. Satu hal yang sudah pasti. Polarisasi jabatan yang dipertahankan-Brezhnev, Andropov, dan Chernenko tidak diteruskan Gorbachev. Pemimpin Soviet ini tidak mau merangkap jabatan sekjen PKUS dan presiden, boleh jadi, karena ia ingin menghormati Gromyko. Tapi besar kemungkinan karena ia ingin mencurahkan seluruh tenaga dan perhatiannya pada perbaikan ekonomi. I.S. Laporan kantor-kantor berita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus