BAGI Andrei Andreyevich Gromyko, kado ulang tahun kali ini diterimakan lebih awal. Menjelang usia 75 tahun, 18 Juli mendatang, ia diangkat men jadi presiden Uni Soviet, jabatan Nomor 2 di Kremlin. Kejutan kecil ini terjadi, Selasa pekan lalu, setelah didahului kejutan besar: tersingkirnya Grigory Romanov dari Politbiro PKUS (Partai Komunis Uni Soviet). Karena tanggung jawab seorang presiden terbatas pada kegiatan upacara belaka, banyak pengamat menyimpulkan bahwa Mr. Grim Grom (julukan Rusia bagi Gromyko Grom berarti guntur) dibuang ke atas. Namun, ada juga yang berani memastikan bahwa ia tetaplah orang penting di kalangan pengambil keputusan di Kremlin. Dalam pidatonya, sekjen PKUS Mikhail Gorbachev memuji Gromyko sebagai, "Tokoh yang pengetahuannya luas dan pengalamannya aneka ragam, teguh dalam sikap dan pendirian." Terlahir dalam keluarga petani di Staryye, Gromyki, Belorusia, Gromyko merintis kariernya sebagai sarjana ekonomi (1936-1939). Stalin kemudian menunjuknya sebagai pemimpin Divisi Amerika pada Komisariat Rakyat Bidang Luar Negeri. Belum fasih benar berbahasa Inggris, ia ditunjuk sebagai kanselir pada kedutaan besar Soviet di Washington, lalu diangkat sebagai duta di sana pada 1943. Kemudian ia menjadi wakil tetap Soviet di PBB (1946), dan duta di Inggris (1952). Sesudah dilantik sebagai anggota penuh Komite Sentral pada 1956, Gromyko setahun kemudian diangkat sebagai menlu. Dengan jabatan itu Gromyko mengukuhkan dirinya sebagai diplomat besar di gelanggang internasional. Ia terlibat perundingan dengan tujuh presiden AS (dari Franklin D. Roosevelt sampai Ronald Reagan), ikut menyusun piagam PBB, dan ambil bagian dalam Konperensi Yalta dan Postdam yang mengubah peta dunia. Ada kata-kata mutiara dari Nikita Khrushchev yang nadanya agak sinis tapi telah dengan tepat menggambarkan watak Gromyko. "Jika saya minta pada Gromyko agar ia melepaskan seluarnya lalu duduk di atas balok es, permintaan saya itu pasti diturutinya. Dan dia akan tetap duduk di sana sampai saya perintahkan menyingkir." Lewat tamsil itu Khrushchev ingin menyatakan bahwa Grom adalah seorang abdi yang baik. Namun, ia tidak sekadar abdi. Manakala Khrushchev tersinghir pada 1964, dan Leonid Brezhnev tampil, Gromyko bukan saja tetap dipercaya sebagai menlu, tapi pengaruh dan wibawanya lebih luas dari itu. Pengangkatannya sebagai anggota Politbiro, 1972, memantapkan posisinya di Kremlin. Di kalangan internasional ia terkenal sebagai penganut garis keras -- dijuluki Mr. Nyet karena melancarkan 25 veto di mimbar PBB -- tapi di Moskow ia bermain sebagai perantara lihai dalam percaturan kekuasaan. Sekalipun begitu, karier dan wibawanya melejit semata-mata karena kemampuannya pribadi, tidak dikatrol siapa-siapa. Dengan demikian, Andrei Gromyko bertahan sebagai figur yang unik dan dihormati. Dia sudah tidak perlu lagi berkelana, tapi pendapat-pendapatnya mungkin akan tetap didengar. Benar atau tidak bisa dibuktikan kelak, dalam pertemuan puncak Gorbachev-Reagan, November depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini