Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kantor pemerintah Otorita Palestina saat ini belum lepas dari situasi tegang. Bahkan Presiden Palestina, Yasser Arafat, sampai-sampai meminta 20 aktivis Brigade Al-Aqsa agar keluar dari kediaman resmi Arafat di Ramallah, Tepi Barat. Rupanya, kehadiran kelompok milisi yang berafiliasi dengan Gerakan Fatah pimpinan Abu Amar?panggilan akrab Arafat?itu menimbulkan kekhawatiran bahwa militer Israel punya alasan menyerbu kediaman Arafat dan membunuhnya. Beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Israel Ariel Sharon telah mengeluarkan ancaman bunuh tersebut.
Untuk mengetahui apa yang terjadi di ?lingkar dalam? Arafat menyusul ancaman Sharon, koresponden TEMPO di Kairo, Zuhaid el-Qudsy, yang saat ini sedang berada di Gaza, Palestina, mewawancarai Nabil Abu Radena via telepon. Abu Radena adalah salah satu orang terdekat Yasser Arafat. Dia adalah mutasyar (penasihat) Presiden Palestina itu di bidang politik dan penasihat media. Berikut ini petikan wawancaranya.
Menurut Anda, seberapa serius niat Ariel Sharon membunuh Yasser Arafat?
Dia serius! Siapa yang tidak kenal dengan Sharon? Di Libanon, pada 1982, usaha pembunuhan juga pernah dilaksanakan, akan tetapi Rais (Presiden) Arafat selamat. Bahkan, beberapa waktu yang lalu, ia (Sharon) pernah menyatakan menyesal mengapa tidak membunuh Arafat dari dulu. Ini bukti bahwa Sharon sudah memiliki keinginan membunuh Arafat sejak dulu, namun waktunya belum tepat saja.
Wakil Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, menyatakan ucapan Sharon itu sekadar peringatan agar Arafat segera menghabisi kelompok militan Palestina. Apa komentar Anda?
Kata-kata Wakil Perdana Menteri Israel itu sama berbahayanya dengan pernyataan Sharon. Itu kan mengadu-domba antara sesama warga Palestina. Pernyataan itu jelas tidak bisa kami terima.
Apa kira-kira yang akan terjadi jika Sharon benar-benar membunuh Arafat?
Pertama, rakyat Palestina akan marah besar. Akan ada demo besar-besaran yang berujung pada aksi kekerasan. Bagaimanapun, figur Arafat sudah begitu melekat di hati warga Palestina. Membunuhnya berarti kian memanaskan konflik Palestina-Israel. Nah, Israel juga akan mendapatkan tekanan dan kecaman dari dunia Internasional. Itu yang membuat Israel, dalam hal ini Sharon, berpikir dua kali untuk melenyapkan Arafat.
Apakah pemerintah Anda mengindahkan peringatan Israel agar segera menghabisi kaum milisi Palestina?
Presiden Arafat dalam berbagai kesempatan menanggapi pernyataan Sharon, yang berencana akan membunuhnya, dengan kata-kata: ?Saya tidak takut dengan ancaman tersebut.?
Apa pendapat Anda tentang proposal unilateral Sharon yang disetujui Bush?
Rais Bush adalah Presiden Amerika pertama yang berbicara tentang negara Palestina merdeka, yang meliputi Tepi Barat dan Jalur Gaza. Tapi ia sendiri yang melanggar ucapannya. Hal itu akan menggerogoti harapan bagi suatu perdamaian yang adil dan menyeluruh, membakar perasaan permusuhan terhadap AS, dan membuka pintu bagi perebutan kembali hak-hak bangsa Palestina secara paksa.
Sharon mengesampingkan Arafat sebagai mitra di meja perundingan. Apakah sikap Sharon itu akan mengubah kebijakan perundingan damai Otorita Palestina?
Otorita Palestina tetap dengan kebijakannya, yakni mewujudkan Palestina yang merdeka lewat perundingan damai. Karena itu, Perdana Menteri Israel Ariel Sharon beserta Menteri Luar Negeri Israel, Shilvan Shalom, mengunjungi beberapa negara Arab untuk meminta dukungan bagi kelanjutan proses perundingan damai Palestina dan Israel.
Ada kalangan yang berpendapat Hamas kini mengambil peran utama dalam soal Palestina, bukan lagi Otorita Palestina yang dipimpin Arafat. Bagaimana menurut Anda?
Siapa yang bilang bahwa Hamas telah mengambil peran utama dalam soal Palestina? Otoritas Palestina-lah yang selalu berupaya mewujudkan impian Palestina merdeka dengan cara damai. Kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan masalah, justru akan memperkeruh situasi dan kondisi, seperti yang sekarang ini terjadi. Israel menekan supaya kita mau meladeninya dengan kekerasan. Dengan begitu, ada dalih bagi pemerintah Israel dan Ariel Sharon untuk kian menggencarkan agresinya terhadap Palestina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo