Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Nahas ketiga buat nasa

Peluncuran roket delta gagal dan terpaksa diledakkan. musibah nasa setelah challenger & titan. nasa untuk sementara membekukan semua peluncuran. tim penyelidik tak mengenyampingkan akibat sabotase.(ln)

10 Mei 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MULANYA roket meluncur mulus. Tapi, 71 detik kemudian, tiba-tiba sebuah penyemburnya macet dan roket mulai berpusing tak terkendalikan. Beberapa bagian mulai berlepasan dari kulitnya sebelum roket patah menjadi dua. Karena dianggap membahayakan, roket terpaksa diledakkan. Maka berakhirlah cerita sukses 43 peluncuran roket Delta sejak 1977. Dan - dengan kejadian pada Sabtu pekan lalu itu lengkaplah kesialan yang menimpa Badan Ruang Angkasa AS (NASA) di tahun 1986 ini. Bagaimana tidak. Mulanya pesawat ulang alik Challenger meledak bersama 7 awaknya, 28 Januari lalu. Setelah itu nasib serupa menimpa roket Titan tak berawak, 18 April lalu. Tinggal roket jenis Alpha Centaur yang sudah uzur dan daya angkutnya yang terbatas saja yang belum mengalami nasib nahas. Musibah di Florida, AS, terakhir ini sangat memukul NASA. Sebab, semua wahana antariksa AS kini dibekukan. Sistem pesawat ulang alik jelas tak dapat tinggal landas sebelum panitia penyelidik musibah Challenger memberikan laporannya, 1 Juni nanti. Banyak pejabat NASA menduga peluncuran perdana wahana ini baru dapat dilakukan paling cepat akhir tahun depan. Sementara itu, meledaknya roket jenis Titan jelas membuat peluncuran berikutnya tertunda cukup lama. Wajarlah kalau Richard Truly, adminstratur NASA, hanya memberi waktu hingga 2 Juli saja pada 8 anggota panitia penyelidik musibah Delta untuk menyelesaikan laporannya. Maklum, roket Delta yang panjangnya 35 m itu - dikenal sebagai kuda beban NASA yang paling andal. Dari 178 peluncuran yang dilakukan sejak 1960, hanya 12 kecelakaan yang terjadi. Itulah sebabnya panitia penyelidik musibah ini tak mengesampingkan kemungkinan sabotase sebagai penyebab. Berdasarkan data komputer, sebuah sinyal listrik, yang seharusnya tak ada, menyebabkan sebuah mesin penyembur berhenti. Ledakan roket berharga 30 milyar rupiah yang membawa satelit seharga 60 milyar rupiah ini bergema juga di Indonesia. Sebab, Presiden Reagan baru saja menawarkan kemungkinan penggunaan Delta untuk meluncurkan Palapa B2P. "Sekarang saya tak tahu kita harus melakukan apa," keluh seorang pejabat Perumtel. Maklum, Indonesia sudah membayar uang panjar 14 juta dolar AS, kepada NASA, untuk peluncuran Palapa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus